google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Saham AALI | 14 November 2017 Langsung ke konten utama

Analisa Saham AALI | 14 November 2017

Kinerja keuangan PT Astra Agro Lestari (AALI) sepanjang tahun ini mengkilap. Hingga kuartal III 2017, emiten perkebunan ini mencetak pendapatan mencapai Rp 12,5 triliun, naik 30,3% secara year on year (yoy). Serupa, laba bersih anak usaha Grup Astra ini juga melonjak 20,3% ke Rp 1,4 triliun.

Bahkan, dibandingkan dengan kuartal II 2017, laba bersih AALI meningkat signifikan, sebesar 49,4% menjadi Rp 362 miliar. Analis PT Indo Premier Sekuritas Frederick Daniel Tanggela menyatakan, lonjakan laba bersih terjadi karena harga rata-rata penjualan atawa average selling price (ASP) minyak kelapa sawit (CPO) AALI menanjak.

Hingga sembilan bulan pertama tahun ini, AALI berhasil mencatat volume penjualan CPO dan turunannya hingga 1,26 juta ton, naik 15% yoy. Karena itu, Frederick memperkirakan, volume penjualan CPO AALI sampai akhir tahun sebanyak 1,72 juta ton.

Analis Henan Putihrai Sekuritas Yosua Zisokhi menambahkan, kinerja AALI tahun ini sudah kembali ke trek normal. Mengingat tahun lalu, kinerja emiten ini anjlok akibat dampak badai El Nino. "Kinerja AALI terlihat sangat baik. Tapi, ini hanya balik kondisi normal, artinya belum tentu potensi kenaikan akan kembali terjadi di tahun depan," katanya, Senin (13/11).

Toh, Yosua masih optimistis, kinerja AALI tetap positif di 2018. Faktor pendukung datang dari permintaan CPO yang biasa meningkat mulai kuartal IV hingga kuartal I tahun berikutnya. Sebab pada periode ini, wilayah Eropa, Amerika, China, serta India memasuki musim dingin.

"Negara yang memiliki stok minyak sayur dalam bentuk kedelai akan menipis dan harus impor dari negara penghasil minyak lain, termasuk minyak kelapa sawit dari Indonesia," ungkap Yosua.

Selain itu, harga CPO saat musim dingin cenderung meningkat. Ini sejalan dengan produksi minyak sawit AALI yang memang lebih banyak pada semester kedua ketimbang paruh pertama lalu.

Tak bisa ekspansi

Walau banyak katalis positif yang membalut AALI, Yosua juga mewaspadai kemampuan perusahaan ini dalam melakukan penambahan lahan baru. Rencana ekspansi AALI masih terhambat moratorium pembukaan lahan perkebunan sawit oleh pemerintah.

"Kalau moratorium tidak dibuka, peluang yang AALI miliki adalah memaksimalkan produksi dari lahan yang sudah mereka punya, karena tidak bisa menambah lahan baru untuk ekspansi tahun berikutnya," ujar Yosua.

Sementara Nyoman W Prabawa, Analis BCA Sekuritas, memprediksikan, produksi tandan buah segar (TBS) AALI meningkat menjadi 5,6 juta ton atau naik 14% yoy. "Pemulihan produksi di kuartal IV 2017 bisa meningkatkan kinerja dalam periode tersebut, dan diharapkan AALI dapat menikmati periode puncak produksi ditambah dengan permintaan CPO dan turunannya yang lebih kuat jelang akhir tahun," katanya dalam riset yang dirilis 30 Oktober 2017.

Namun, harga CPO global diperkirakan bisa jadi penghambat jika terus turun. Dan, itu berpotensi mengikis margin operasional AALI.

Larang ekspor CPO ke Eropa kemungkinan juga segera pulih dan tak lagi mengganggu harga minyak sawit. Malah, CPO mendapat dukungan dari penggunaan biodesel di Indonesia yang meningkat. "Pasokan normal karena tidak ada El Nino dan tahun depan permintaan dan suplai bertambah. Ini bagus. Kami perkirakan harga CPO tidak terlalu jauh bergerak dari kondisi saat ini," jelas Yosua.

Karena itu, Yosua memprediksikan, pendapatan AALI di tahun 2018 bisa tumbuh 8%-10% menjadi Rp 16,6 triliun, dengan laba bersih naik 11% jadi Rp 2,3 triliun. Prediksi ini dengan asumsi: moratorium masih terjadi sehingga tidak ada kenaikan signifikan.

Yosua pun merekomendasikan buy saham AALI di target harga Rp 18.000 per saham. Frederick juga merekomendasikan buy, dengan target harga Rp 18.500 per saham. Senada, Nyoman merekomendasikan buy di target harga Rp 18.000 per saham.

KONTAN

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d...

Apa Itu Pasar Saham dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Apa Itu Pasar Saham dan Bagaimana Cara Kerjanya?   Pasar saham adalah salah satu pilar utama ekonomi global yang memungkinkan individu, perusahaan, dan pemerintah untuk berpartisipasi dalam aktivitas jual beli saham dari perusahaan publik. Tapi apa sebenarnya pasar saham itu, dan bagaimana cara kerjanya? Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam tentang dasardasar pasar saham, cara kerjanya, dan bagaimana hal ini memengaruhi keuangan serta investasi Anda.   Memahami Pasar Saham   Pasar saham adalah tempat di mana investor dapat membeli dan menjual kepemilikan saham dari perusahaanperusahaan yang terdaftar di bursa efek. Saham, atau biasa disebut "stocks," mewakili bagian kepemilikan dari sebuah perusahaan. Ketika Anda membeli saham, Anda memiliki sebagian kecil dari perusahaan tersebut, yang memberi Anda hak atas sebagian keuntungan dan aset perusahaan.   Komponen Utama Pasar Saham 1. Bursa Efek (Stock Exchanges):   Transaks...

Rekomendasi Saham JSMR dan BSSR oleh Phillip Capital Sekuritas | 26 Oktober 2023

Phillip Capital Sekuritas 26 Oktober 2023 Technical Recommendations JSMR Short Term Trend : Bullish Medium Term Trend : Bullish Trading Buy : 4360 Target Price 1 : 4600 Target Price 2 : 4780 Stop Loss : 4140 BSSR Short Term Trend : Bullish Medium Term Trend : Bullish Trading Buy : 4040 Target Price 1 : 4130 Target Price 2 : 4230 Stop Loss : 3950 - Materi video tutorial belajar trading dan investasi saham ada di   Channel Youtube Saham Online.