google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Penutupan Pasar Saham Indonesia | 23 November 2017 Langsung ke konten utama

Analisa Penutupan Pasar Saham Indonesia | 23 November 2017

Market Review 23 November 2017
(Investment Information Team,  Mirae Asset Sekuritas Indonesia)

IHSG ditutup melemah 6 poin (-0.10%) ke level 6,063.245 pada perdagangan hari ini. Tercatat 147 saham menguat dan 200 saham melemah. Sektor-sektor ditutup variatif dipimping penguatan sektor infrastructure (+0.46%) dan pelemahan sektor mining (-1.02%). Investor asing mencatatkan transaksi net buy sejumlah Rp775 miliar di seluruh Pasar hari ini. US Dollar melemah 6 poin (-0.04%) terhadap Rupiah, sehingga Rupiah menguat ke level Rp13,523 terhadap US Dollar di akhir perdagangan.

Suspensi Saham Hari Ini
- PT Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk (DAJK)
Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan pengentian sementara perdagangan efek DAJK di seluruh Pasar pada perdagangan hari ini, merujuk pemberitaan media massa atas putusan pailit DAJK oleh Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 22 November 2017.

Unusual Market Activity (UMA)
- PT Akbar Indo Makmur Stimec Tbk (AIMS)
Bursa Efek Indonesia (BEI) menginformasikan bahwa telah terjadi peningkatan harga dan aktivitas saham AIMS yang di luar kebiasaan (Unusual Market Activity). Bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini.

Advance Stocks:

- TRAM: Harga saham TRAM ditutup menguat Rp9 (+6.16%) ke level Rp155 pada perdagangan hari ini. TRAM memperoleh pinjaman senilai Rp3,13 triliun dari UOB Kay Hian Credit Pte Ltd. Pinjaman ini digunakan untuk mengakuisisi 49,9 persen saham PT SMR Utama Tbk (SMRU) milik PT Lautan Rizki Abadi dan akan dilunasi dengan hasil dana raihan penerbitan saham baru (rights issue). Rencana akuisisi saham SMR Utama tersebut sebelumnya telah diungkapkan perseroan dalam keterbukaan informasi pada 12 September 2017 dan 3 November 2017.

- SMSM: Di akhir perdagangan hari ini, harga saham SMSM ditutup menguat Rp30 (+2.36%) ke level Rp1.300. SMSM kembali melaporkan adanya pembagian dividen dari salah satu anak perusahaanya pada hari ini yaitu PT Prapat Tunggal Cipta. Adapun besaran nilai dividen interim anak usaha tersebut mencapai Rp20.039.999.960. PT Prapat Tunggal Cipta adalah perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan spareparts dan komponen otomotif dengan kepemilikan perseroan sebesar 99,99%.

Decline Stocks:

- RIGS: Harga saham RIGS ditutup melemah Rp6 (-3.04%) ke level Rp191 pada perdagangan hari ini. RIGS menjual aset anak perusahaan dengan kepemilikan tidak langsung. Aset tersebut berupa dua kapal penarik atau tugboats. Aset itu milik PT Batuah Abadi Lines yang 95% sahamnya dimiliki oleh Grundtvig Marine Pte Ltd. Tugboat IBT Z1 dijual kepada PT Pelayaran Ekanuri Indra Perkasa sebesar US$600 ribu atau berkisar Rp8,1 miliar, sedangkan tugboats IBT Z2 dijual kepada PT GHS Maritim Indonesia sebesar US$580 ribu atau berkisar Rp7,85 miliar.

- PTBA: Pada penutupan perdagangan hari ini, harga saham PTBA ditutup melemah Rp150 (-1.35%) ke level Rp10.900. PTBA berencana mencairkan fasilitas pinjaman perbankan. Hal ini menyusul adanya kebutuhan investasi senilai US$ 600 juta untuk ekspansi tiga pembangkit. Total nilai investasi proyek itu sejatinya US$4 miliar. Namun, pengerjaannya dilakukan bersama konsorsium yang mana porsi ekuitas dari anggota konsorsium mencapai US$ 1,2 miliar. Dari jumlah porsi ini, PTBA wajib menyuntikan modal sebesar US$ 600 juta.

- ADRO: Harga saham ADRO ditutup melemah Rp20 (-1.14%) ke level Rp1.725 hari ini. Anak perusahaan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), PT Indonesia Power, akan menggandeng ADRO untuk membangun dan mengoperasikan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) mulut tambang di Kalimantan Timur berkapasitas 2x100 megawatt (MW). Nilai investasi pembangunan pembangkit listrik tersebut ditaksir mencapai US$180 juta. Indonesia Power memiliki 51 persen saham sedangkan Adaro memiliki porsi saham 49 persen.

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d...