Mirae Asset Sekuritas Indonesia Embun Pagi (Nov 16, 2017)
Research Team (research@miraeasset.co.id)
Market comment by Darmawan Halim (darmawan.halim@miraeasset.co.id)
Bank Indonesia akan mengambil keputusan untuk suku bunga hari ini, di mana kami memperkirakan suku bunga acuan akan tetap dipertahankan pada level 4,25%. Sementara itu, pasar global akan memantau perkembangan reformasi pajak Amerika Serikat dalam beberapa hari ke depan, di mana DPR diharapkan untuk memberikan suara pada pada hari Kamis, dan Senat diharapkan untuk memberikan suara awalnya pada hari Jumat.
Market Indicator
JCI: 5,972.31 (-0.26%)
EIDO: 26.45 (-0.23%)
DJIA: 23,271.28 (-0.59%)
FTSE100: 7,372.61 (-0.56%)
USD/IDR: 13,535 (-0.12%)
10yr GB yield: 6.67% (+1bps)
Oil Price: 55.33 (-0.66%)
Foreign net purchase: -IDR956.4bn
Foreign net purchase on single stocks (HOTS screen #0141)
TOP BUY: BUMI, BBCA, BBTN, TLKM, PTPP
TOP SELL: UNVR, ADRO, LPKR, BBNI, ASII
Most actively traded stocks (HOTS screen #0102)
TLKM, BBCA, BUMI, BMRI, BBRI
Technical insight by Tasrul (tasrul@miraeasset.co.id)
*IHSG: Daily, 5,972.31(-0.3%), limited downside and tendency to rise, trading range hari ini 5,946 – 6,007. Potensi koreksi sudah terbatas dengan kecenderungan menguat. Hal ini mengingat indikator MFI optimized,RSI optimized, Stochastic %D sudah berada di support trend line. Sementara itu pada indikator Bollinger Band optimized harga akan menguji BBBottom. Pada pergerakkan weekly Indikator MFI optimized naik terbatas , indikator W%R optimized dan indikator Stochastic%D optimized terlihat sudah berada sekitar support trend line, dan Bollinger Band optimized akan menguji BBBottom.
*BMRI: Daily, 6,975 (+0.4%), buy on weakness, trading range 6,925 – 7,050. Indikator MFI optimized sudah berada sekitar support trend line, indikator, RSI optimized dan indikator Stochastic%D optimized cenderung menguat. Pada pergerakkan daily harga saat ini naik ke level +0.4 % , normal kenaikkan sekitar +0.86 %. Sementara itu pada pergerakkan weekly terkoreksi ke level -1.1%, normal koreksi sekitar -1.89 %. Dengan demikian potensi koreksi mulai tertahan.
*TLKM: Weekly, 4,130 (+0.2%), trading buy, trading range 4,040 – 4,230. Indikator MFI optimized akan menguji support trend line, indikator W%R optimized dan indikator Stochastic%D cenderung naik Lebih lanjut potensi kenaikkan normal harga pada pergerakkan daily sekitar +0.93%, saat ini di level +1.2 %. Sementara itu pada pergerakkan weekly kenaikkan normal sekitar +2.59% saat ini harga naik ke -0.2%. Dengan demikian potensi koreksi mulai terbatas.
*BBRI: Daily, 3,140 (+0.9%), buy on weakness, trading range 3,120 – 3,180. Indikator MFI optimized,indikator W%R optimized, indikator RSI optimized dan indikator Stochastic %D optimized sudah berada di support trend line. Jika dilihat lebih lanjut koreksi normal pada pergerakkan daily sekitar -0.77 %, saat ini di level -0.9 %. Sementara itu pada pergerakkan weekly koreksi normal sekitar -2.66 % saat ini di level -4.3%. Dengan demikan potensi koreksi sudah terbatas.
Mirae Asset Sekuritas Indonesia Equity Movers
Investment Information Team (saryanto@miraeasset.co.id)
*Upah dasar Inggris naik 2,2% vs 2,1% yang diharapkan
*Upah Inggris termasuk bonus meningkat 2,2% vs 2% yang diharapkan
*Inggris Tingkat pengangguran tetap pada 4,3%, memenuhi harapan
*TPIA +0.1%. PT Chandra Asri Tbk (TPIA) akan mulai memperdagangkan saham dengan harga nominal baru di pasar reguler/negosiasi pada 21 November 2017 mendatang.
*ADHI +1.3%. Hingga oktober 2017, Adhi peroleh kontrak baru Rp 31.6 Triliun.
*KREN +0.9%. Pendapatan PT Kresna Graha Investama Tbk (KREN) di kuartal ketiga tahun ini tumbuh hingga lebih dari 200%. Pendapatan dari perdagangan efek dan penjualan voucher elektronik mendongkrak kinerja perusahaan.
*BUMI -3.5%. PT Bumi Resources Tbk (BUMI) memperkirakan produksi batubara mereka akan naik menjadi sekitar 95 juta ton pada tahun 2018 dari perkiraan 88-90 juta ton tahun ini
*PGAS -2.7%. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) siap membuktikan pengelolaan usaha gas buminya telah dilakukan secara transparan dan akuntabel menyusul putusan Majelis Hakim Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) dalam perkara monopoli harga gas di Medan, Sumatera Utara.
*ISAT -1.7%. PT Indosat Ooredoo Tbk (ISAT) meraih kenaikan laba yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp1,09 triliun hingga periode September 2017 naik 29% dibandingkan laba Rp845,4 miliar di periode sembilan bulan tahun sebelumnya.
*ELSA -0.5%. Laba Elnusa diproyeksi Rp 190 miliar pada 2017
Daily write up
ISAT 3Q17 review - A hiccup before normalization by Giovanni Dustin (giovanni@miraeasset.co.id)
- Untuk 3Q17, ISAT membukukan revenue sebesar IDR7.5tr (-5% QoQ, -2% YoY) dan EBITDA sebesar IDR3.2tr (-10% QoQ, -6% YoY), kurang dari perkiraan kami. Pertumbuhan top-line lemah karena data revenue (IDR3.7tr; -1% QoQ, + 37% YoY) gagal mengimbangi turunnya legacy revenue (IDR2.7tr; -7% QoQ, -16% YoY).
- Revenue seluler turun menjadi IDR6,2tr (-6% QoQ, -2% YoY), karena kenaikan subscribers (97juta per 3Q17; + 1% QoQ, + 19% YoY) tidak cukup untuk mengkompensasi penurunan data yield (IDR13/MB pada 3Q17; -16% QoQ, -32% YoY) dan turunnya legacy revenue.
- ISAT memiliki utilisasi jaringan tertinggi (125% vs TLKM's 101% dan EXCL's 61%). Namun, karena ISAT berencana meluncurkan jaringannya secara agresif di 4Q17, kami memperkirakan utilisasi jaringan membaik, memberi ruang perusahaan untuk menumbuhkan subscribers. Selain itu, 1x5MHz ISAT yang baru di spektrum 2.100MHz akan semakin meningkatkan kapasitas jaringannya.
- Margin EBITDA ISAT 3Q17 memburuk menjadi 43,4% (-230bps QoQ, -180bps YoY), karena cellular revenue tersendat. Meskipun kami memperkirakan marjin EBITDA bertahan sekitar 43% di 4Q17, kami melihat probabilitas penurunan margin yang lebih tinggi di FY18F, karena kami memperkirakan persaingan akan meningkat di segmen mid/low-end.
Earnings update
ITMG: Stronger outlook by Andy Wibowo Gunawan (andy.wibowo@miraeasset.co.id)
(Nov 15, 2017)
- ITMG’s bottom line was strong in 3Q17, with net profit reaching USD66.9mn (+39.0% QoQ) on the back of higher revenue driven by higher ASP (USD73.9/tonne; +7.9% QoQ). Sales volume, meanwhile, was relatively flat (5.6mn tonnes; +1.0% QoQ).
- Recently, ITMG acquired a coal mine concession (PT. Tepian Indah) near its existing one; the new area has 4.7mn tonnes of reserves. ITMG expects to be able to operate the new coal mine in 4Q18, following government approval. The company also acquired a majority stake (75.0% ownership) in a fuel distributor company, PT GasEmas (PTGE), to secure fuel supply and save costs. ITMG predicts it can reduce fuel costs around 5.0% in the near term.
- We raise our full-year net profit forecasts to USD224.4mn and USD262.9mn, respectively on the back of lower production cost from lower stripping ratio assumptions.
- As we have upgraded our net profit forecast and rolled forward our valuation base to 2018F, we raise our TP to IDR24,300 from IDR22,100. We also upgrade our investment recommendation to Trading Buy from Hold.
(See more: https://goo.gl/8AQQgs)
Sector update
Retail - Expecting better days by Christine Natasya (natasya@miraeasset.co.id)
(Nov 15, 2017)
- In the 9M17, we saw retailers were facing stiff headwinds, evident by the prolonged decline in their same store sales growth (SSSG). Among the retailers that we cover, only Ace Hardware Indonesia (ACES/Hold/TP1,490) managed to book positive SSSG +11.1%. On the contrary, Matahari Department Store (LPPF/Trading Buy/TP12,350) and Ramayana Lestari Sentosa (RALS/ Hold/ TP950) booked negative SSSGs at -2.7% and -0.7%, respectively. Meanwhile, Matahari Putra Prima (MPPA/Hold/TP IDR660) has not yet released their 9M17 results, although we think that its bottom line would still be in the alarming zone due to their weak SSSG and high operating expenses.
- in the 3Q17 itself, LPPF’s SSSG stood at -26%, mostly weighed down by volume drop (-24.5%) due to lower traffic as this year’s Eid al-Fitr fell on 2Q vs last year at 3Q, although its average unit retail sales only plunged by -1.7%. Neither RALS nor ACES reveals a quarterly figure of SSSG. However, its monthly figures show that ACES’ September SSSG reached a double digit again, coming in at 23.2%—similar to the June figure, while RALS’ September SSSG was in the negative zone at -5.8%.
- We believe the outlook for Indonesian retailers is expected to marginally improve in 2018F, given the low base effect of 2017, especially for companies that are heavily under pressure, such as LPPF and RALS.
- We like ACES in the retail domain; however valuations seem stretchy compared to LPPF. ACES is trading at 22.8x 2018F P/E, whereas LPPF is trading at 14.1x 2018F P/E. Hence, we shift our preference to LPPF as we also believe there will be a turnaround in the company’s SSSG next year to 2% vs -2% in 2017.
(More: https://goo.gl/4JmSp2)
<Market Headlines>
Akhir tahun, enam jalan tol Jasa Marga beroperasi (Kontan)
Tahun ini, PT Jasa Marga Tbk menargetkan enam ruas jalan tol bisa beroperasi.
Kelesuan pasar ritel hingga tahun 2019 (Kontan)
Aprindo menyatakan, pada semester I-2017, pertumbuhan penjualan industry ritel Indonesia hanya sekitar 3.7%. Dan di semester kedua ini, diproyeksikan tidak jauh berbeda dengan semester pertama.
(Investor Daily) PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) tidak perlu melakukan tender offer untuk mengendalikan PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), dan PT Timah (TINS) karena Inalum dimiliki 100% oleh pemerintah Indonesia.
Adhi Karya memastikan tiga anak perusahaan mereka go public (Investor Daily)
PT Adhi Karya Tbk (ADHI) memastikan tiga anak perusahaannya go public. Tahun depan, PT Adhi Persada akan melakukan penawaran umum perdana sebesar IDR1 triliun.
Aneka Gas sedang mempertimbangkan untuk menerbitkan obligasi (Investor Daily)
PT Aneka Gas Industri Tbk (AGII) akan menerbitkan obligasi senilai IDR400 miliar dan memiliki dua seri. Serangkaian obligasi memiliki tingkat kupon 9,5%, sedangkan seri B memiliki tingkat kupon 9,9%.
ANTM menghemat investasi (Bisnis Indonesia)
Proyek smelter grade alumina yang akan dioperasikan oleh perusahaan patungan ANTM dan Inalum dengan Aluminium corporation of China diperkirakan akan hanya menelan investasi senilai USD700mn
ANJT targetkan rampung 2018 (Bisnis Indonesia)
Emiten ASJT menargetkan dua pabrik di Papua Barat dan Jawa Timur dengan total investasi senilai USD29.4juta dapat rampung pada tahun depan.
(Kompas)
Hilirisasi Perlu Terus Didorong: Impor Bahan Baku Meningkat Signifikan
Komentar
Posting Komentar