PT Jasa Marga Tbk (JSMR) melalui anak usahanya PT Jasamarga Pandaan Malang dan PT Jasamarga Manado Bitung memperoleh pembiayaan kredit sindikasi sebesar Rp 7,76 triliun. Kredit ini digunakan untuk membiayai pembangunan 2 dari 16 ruas yang sedang digarap perusahaan. Keduanya adalah Jalan Tol Pandaan Malang senilai Rp 4,18 triliun dan Manado Bitung senilai Rp 3,58 triliun.
Kepala Riset Koneksi Kapital Alfred Nainggolan melihat JSMR dengan bisnis tolnya memang memiliki kebutuhan pendanaan yang besar. Tentunya menurut Alfred peningkatan debt to equity ratio (DER) perusahaan tak bisa dihindarkan.
"Sekarang DER-nya kurang lebih 3,3 kali, dengan tambahan utang lagi nanti bisa naik jadi sekitar 4-5 kali," ujar Alfred, Jumat (13/10).
Meski demikian, selama JSMR masih mendapatkan fasilitas pendanaan dari kreditur, selama itu pula Alfred menilai ada pertimbangan arus kas yang cukup kuat ke depannya. Adapun faktor lain yang mendorong terjaminnya kas JSMR menurut Alfred adalah posisi JSMR yang tak sekadar menjadi operator tol, tetapi juga sebagai perusahaan investasi.
Salah satu buktinya, JSMR bisa melakukan sekuritisasi asset. Selain itu, ketika kreditur memberikan fasilitas untuk membangun proyek, hal ini akan menambah potensi pendapatan masa mendatang perusahaan.
Adapun soal pilihan alternatif pendanaan saat ini, Alfred menilai JSMR sudah menjatuhkan pilihan pada instrument yang tepat. Selain karena Indonesia sedang dilanda tren suku bunga rendah, Alfred juga melihat bahwa bank sedang getol mendorong pertumbuhan kredit.
"Di 2018 nanti sangat cerah. Kalau ekonomi global tumbuh bagus dan Indonesia tumbuh bagus, sekuritisasi asset akan jadi andalan JSMR. Sekarang memang belum saatnya melakukan itu," tambah Alfred.
Sebagai informasi, Direktur Keuangan JSMR Donny Arsal Jumat (13/10) bilang ada dua ruas toll yang sudah matang dan berpotensi untuk disekuritisasi. Kedua ruas tol tersebut adalah Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) dan ruas tol dalam kota.
Saat ini Alfred masih merekomendasikan beli saham JSMR dengan target harga Rp 7.200 mencerminkan price to earning ratio (PER) 20 kali di 2018.
KONTAN
Komentar
Posting Komentar