Pertumbuhan penyaluran kredit PT Bank Central Asia untuk sektor komersial dan usaha kecil dan menengah yang masih lemah hingga September 2017 karena penjualan ritel yang belum membaik.
Hal itu juga dampak disrupsi dari pergeseran pola belanja masyarakat, kata Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja di Jakarta, Kamis.
Ia mengungkapkan bahwa kredit komersial dan UKM hingga Kuartal III 2017 tumbuh 2,4 persen secara tahunan (year on year/yoy), dan melambat 1,2 persen (year to date/ytd) jika dari Januari hingga September 2017.
"Kalau dilihat memang kredit yang saat ini agak lemah secara umum terjadi di dunia dan di negara-negara lain, mungkin ada pengaruh daya beli, dan pergeseran ke belanja daring/online sangat berpengaruh," ujarnya.
BCA, bank swasta terbesar di Indonesia itu, mencatat pertumbuhan kredit komersial dan UKM paling kecil di antara segmen kredit lainnya. Misalnya, untuk kredit konsumer, BCA menyalurkan Rp128,3 triliun atau tumbuh 20,6 persen (yoy) dan 17,1 persen (ytd).
Sementara itu, kredit korporasi BCA tampak terus menggemuk dengan penyaluran Rp161,5 triliun atau tumbuh 21,2 persen (yoy) dan 4,3 persen (ytd).
Jahja melihat memang ada gejala disrupsi ekonomi, terutama untuk pengusaha kecil dan menengah.(end)
IQPLUS
Komentar
Posting Komentar