Pimpinan PT Adaro Energy Tbk (ADRO) berharap harga batubara akan stabil pada tahun depan. Dalam sebuah wawancara seperti dikutip Reuters, Garibaldi Thohir memintah hati-hati atas usulan pemerintah memperkenalkan formula harga batubara dalam negeri untuk mengurangi biaya bahan bakar bagi PLN.
"Jika ada perbedaan harga bisa terjadi kebocoran dan penyelundupan," ujarnya mengacu pada risiko arbitrase antara harga domestik dan harga ekspor. Skema ini juga akan berdampak pada penerimaan negara katanya.
"Jika harga lebih murah, royalti akan turun dan pajak penghasilan akan berkurang," ujar Boy.
Boy mengatakan bahwa permintaan batubara di Asia Tenggara cukup tinggi namun dia tidak berharap adanya fluktuasi harga terlalu besar di 2018. Boy berharap Adaro bisa mempertahankan produksi tahun depan dari target 52-54 juta ton tahun ini.
Adaro juga sedang membangun pembangkit listrik 2.200 MW dan akan ditambah hingga mencapai 4.000 MW.
"Kita butuh sedikitnya 20 juta ton per tahun untuk keperluan kita sendiri," ujarnya. Boy juga mengatakan perusahaannya akan melakukan diversifikasi ke energi terbarukan dan sektor lain termasuk tata kelola air.
"Jika Adaro tidak melakukan perubahan maka akan tertinggal," ujarnya. (end)
IQPLUS
Komentar
Posting Komentar