Memasuki musim dingin, ada potensi besar bagi emiten tambang batubara kembali menghangat. Emas hitam yang menjadi sumber pembangkit listrik ini akan terus diburu pembeli asing maupun domestik. Pun saham tambang batubara jadi menarik untuk dipantau.
Analis Binaartha Parama Sekuritas Reza Priyambada membenarkan peningkatan permintaan batubara global bakal bagus bagi Indonesia, terutama untuk pesanan dari China.
"Kebutuhan global lebih besar, seiring dengan pemulihan perekonomian global terutama China, maka sektor batubara akan meningkat karena demand-nya sedang tinggi," jelas Reza saat dihubungi KONTAN.
Sebagai informasi, dalam perdagangan komoditas yang satu ini, China menjadi mitra dagang dan tujuan ekspor batubara utama Indonesia selama delapan bulan terakhir ini.
Mengutip berita Antara, Atase Perdagangan KBRI Beijing, Dandy Satria Iswara, menyatakan nilai ekspor batubara Indonesia ke China pada Januari-Agustus 2017 telah mencapai US$ 1,68 miliar atau naik 63% dari periode sama tahun lalu. Informasi ini ia berikan di sela presentasi mengenai potensi batu bara Indonesia di ajang Pameran Batu Bara dan Mineral (CCME) 2017 di Beijing kepada wartawan Antara pekan lalu.
Sharlita Malik analis Samuel Sekuritas dalam riset yang ia rilis 18 Oktober lalu memaparkan pasar batubara akan diwarnai oleh permintaan dari China. "Hingga September ini, impor batubara China naik 13,7% yoy sejalan dengan restocking menjelang musim dingin," tulis Sharlita.
Sharlita menambahkan, India dan Vietnam juga menjadi mitra penting bagi perdagangan batubara Indonesia lantaran tingginya konsumsi bahan bakar pembangkit listrik.
Reza merekomendasikan buy untuk ITMG Rp 23.250, PTBA di Rp 13.200, ADRO Rp 2.250, DOID Rp 1.550 dan KKGI di Rp 476.
Sedangkan Sharlita rekomendasikan Buy untuk ADRO Rp 2.200, PTBA Rp 15.000, ITMG Rp 22.300 dan DOID Rp 1.600.
KONTAN
Komentar
Posting Komentar