google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Penutupan Pasar Saham Indonesia | 4 Oktober 2017 Langsung ke konten utama

Analisa Penutupan Pasar Saham Indonesia | 4 Oktober 2017

IHSG ditutup menguat 12 poin (+0.20%) ke level 5,951.475 pada perdagangan hari ini, setelah sempat kembali mencatatkan level tertingginya di level 5,967.119. Tercatat 220 saham menguat dan 135 saham melemah. Mayoritas sektor ditutup menguat dipimpin oleh penguatan sektor mining (+1.51%) dan agriculture (+1.09%). Sementara, hanya sektor finance yang ditutup melemah 0.10%. Investor asing mencatatkan transaksi net sell sejumlah Rp264 miliar di seluruh Pasar hari ini. US Dollar melemah 65 poin (-0.48%) terhadap Rupiah, sehingga Rupiah menguat ke level Rp13,477 terhadap US Dollar di akhir perdagangan.

Unusual Market Activity (UMA)
- PT Protech Mitra Perkasa Tbk (OASA)
Bursa Efek Indonesia (BEI) menginformasikan bahwa telah terjadi peningkatan harga dan aktivitas saham OASA yang di luar kebiasaan (Unusual Market Activity). Bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini.

Advance Stocks:

- OASA: Harga saham OASA ditutup menguat Rp75 (+12.39%) ke level Rp680 pada perdagangan hari ini. BEI memasukkan saham OASA ke dalam kategori Unusual Market Activity (UMA) sehubungan dengan meningkatnya harga dan aktivitas saham perseroan. Perseroan menyampaikan informasi bahwa pada 2 Oktober 2017 telah menerima order pekerjaan pembangunan proyek PT. PLN (Persero) untuk pembangunan Gardu Induk 500 Kv. Nilai order pekerjaan tersebut sebesar Rp28,8 miliar dari PT. Perfect Circle Engineering.

- DGIK: Di akhir perdagangan, harga saham DGIK ditutup menguat Rp4 (+5.63%) ke level Rp75. DGIK telah mengantongi kontrak baru Rp 1,57 triliun sampai dengan akhir September 2017. Perolehan tersebut setara dengan 62,5% dari total target kontrak anyar yang dipatok DGIK tahun ini sebesar Rp 2,5 tiliun. Perseroan saat ini sedang menggarap 10 proyek infrastruktur diantaranya pembangunan jalan simpang Rampa-Poriaha di Sumatera, pembangunan Jalan Lasusua di Sulawesi dan Chevron Road Const. di Sumatera.

- INTA: Harga saham INTA ditutup menguat Rp12 (+4.22%) ke level Rp296 hari ini. INTA melakukan pengalihan piutang usaha PT Intraco Pentra prima Servis (IPPS) anak usaha yang 99,9% sahamnya dimiliki perseroan kepada anak usahanya yang lain yaitu IBFN. Piutang usaha yang dialihkan Rp178.822.812.177 dan US$12.713.019.029 yang merupakan jumlah tagihan penjualan unit alat berat dan suku cadang.

- PTPP: Pada penutupan perdagangan hari ini, harga saham PTPP menguat Rp100 (+3.89%) ke level Rp2.670. PTPP menyiapkan dana hingga Rp 25 triliun untuk investasi di sejumlah proyek tahun depan. Dari jumlah Rp 25 triliun itu, PTPP akan berinvestasi di sektor pembangkit listrik sebesar 49 persen dari total dana, infrastruktur 30 persen dan investasi low cost residential 20 persen.

- WTON: Harga saham WTON ditutup menguat Rp15 (+2.70%) ke level Rp570 hari ini. Sepanjang semester I 2017, WTON membukukan pendapatan Rp 1,99 triliun, naik 31% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 1,52 triliun. Perseroan mencatat laba bersih Rp 136,97 miliar, naik 26% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 109,36 miliar.

Decline Stocks:

- WSBP: Harga saham WSBP ditutup melemah Rp4 (-1.08%) ke level Rp364 hari ini. Belum direalisasikannya divestasi ruas tol WSKT, memberikan dampak bagi WSBP dikarenakan akan mempengaruhi penurunan gross margin perseroan di masa mendatang. WSBP akan menghadapi dua tantangan yaitu perseroan membutuhkan margin yang tinggi untuk mengompensasi piutang jangka panjang serta gross margin perseroan dapat tertekan.

- BALI: Melemah 4 hari berturut-turut, harga saham BALI ditutup turun Rp10 (-0.77%) ke level Rp1.285 hari ini. BALI pada 29 September 2017 telah menandatangani Perjanjian Kredit dengan Bank Sinarmas. Limit kredit yang diberikan sebesar Rp80 miliar dengan jangka waktu sampai dengan 14 April 2018.

by Mirae Assets

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d...