Market comment by Taye Shim (taye.shim@miraeasset.com)
Fed mengungkapkan bahwa beberapa pejabat Fed masih peduli dengan rendahnya inflasi, mengisyaratkan kenaikan suku bunga Desember bisa didorong kembali ke tahun depan. Head of research kami Taye Shim merilis sebuah report yang membahas mengapa asing selling Indonesian equities. Singkatnya, argumen Taye adalah bahwa foreign net selling lebih mendasar daripada apa yang diyakini market dan memperkirakan selling terus berlanjut sampai ada pemulihan inflasi yang kuat. Taye merekomendasikan investor untuk mengambil sikap tactical underweight.
Market Indicator
JCI: 5,882.79 (-0.38%)
EIDO: 26.56 (-0.82%)
DJIA: 22,872.89 (+0.18%)
FTSE100: 7,533.81 (-0.06%)
USD/IDR: 13,530 (+0.13%)
10yr GB yield: 6.60% (+2bps)
Oil Price: 51.30 (+0.75%)
Foreign net purchase: -IDR800.7bn
Foreign net purchase on single stocks (HOTS screen #0141)
TOP BUY: BMRI, BBNI, BBRI, JSMR, PTBA
TOP SELL: TLKM, BBCA, UNVR, INDF, PGAS
Most actively traded stocks (HOTS screen #0102)
LPPF, TLKM, BBCA, ASII, IIKP
Technical Insight by Tasrul (tasrul@miraeasset.co.id)
*IHSG: Daily, 5,882.79(-0.4%), limited downside, trading range hari ini 5,861 – 5,904. Potensi koreksi indeksi ini masih terlihat namun terbatas. Hal ini mengingat indikator MFI optimized, optimized,W%R optimized ,RSI optimized dan Stochastic %D masih cenderung turun dan mendekati support trend line. Sementara itu pada indikator Bollinger Band optimized harga mendekati level BBTop namun volume masih di bawah rata-rata. Pada pergerakkan weekly Indikator MFI optimized akan menguji resistance trend line, indikator RSI optimized dan indikator Stochastic%D optimized akan menguji support trend line.
*UNVR: Daily, 48,875 (-0.9%), Buy on Weakness, trading range 48,500 – 49,300. Indikator MFI optimized cenderung naik, indikator W%R optimized,dan indikator Stochastic%D optimized akan menguji support trend line. Pada pergerakkan daily harga pada level -0.9% , normal koreksi sekitar -0.89 % . Sementara itu pada pergerakkan weekly koreksi sekitar -2.2%. Normal koreksi sekitar -1.67%. Dengan demikian potensi koreksi mulai tertahan.
*BBTN: Daily, 3,010 (+1.7%), Trading Buy, trading range 2,950 – 3,060. Indikator MFI optimized, indikator W%R optimized dan indikator Stochastic%D optimized masih cendrung naik. Lebih lanjut kenaikkan normal harga pada pergerakkan daily sekitar +1.54%, saat ini di level +1.7%. Sementara itu pada pergerakkan weekly kenaikkan normal sekitar +4.05% saat ini harga di level -0.0%.Dengan demikian potensi kenaikkan untuk sementara masih terlihat.
*KAEF: Weekly, 2,790 (+2.6%), Trading Buy, trading range 2,680 – 2,940. Indikator MFI optimized, indikator RSI optimized dan indikator Stochastic%D optimized cenderung naik lebih lanjut. Jika dilihat lebih lanjut kenaikkan normal pada pergerakkan daily sekitar +1.67 %, saat ini di level -2.2 % Sementara itu pada pergerakkan weekly kenaikkan normal sekitar +7.21 % saat ini di level +2.6 %. Dengan demikan potensi kenaikkan masih terlihat.
Mirae Asset Sekuritas Indonesia Equity Movers
Investment Information Team (saryanto@miraeasset.co.id)
* Job opening A.S. turun menjadi 6,08 juta di bulan Agustus dari 6,14 juta
* Job opening masih mendekati rekor tinggi, laporan JOLTS menunjukkan
*MTWI +70%. T PT Malacca Trust Wuwungan Insurance resmi melantai di Bursa Efek Indonesia pada Rabu ini dimana emiten ini mencatatkan 310 juta lembar sahamnya.Dalam masa penawaran, saham berkode MTWI ini mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed sebanyak 2,1 kali dengan pesanan dari 800 investor.
*PGAS +0.7%. Tingkatkan Konsumsi Gas Bumi, PGN Bidik Kawasan Industri
*TRAM +6.7%. Akuisisi tambang batubara, TRAM gelar rights issue
*LPPF -3.1%. PT Matahari Departement Store Tbk (LPPF) bekerja sama dengan The Walt Disney Company South Asia untuk meningkatkan target penjualan perseroan setelah menutup dua gerainya di Jakarta.
*BATA -3.1%. Sepatu Bata Tbk (BATA) menargetkan produksi tahun 2017 sebanyak 4.465.000 pasang, dimana jumlah itu mayoritas yakni D.I.P sebanyak 1.441.800 pasang dan Cemented Sandal 1.958.400 pasang.
*GMFI -6.5%. PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia Tbk (GMFI) menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar US$ 70 juta-US$ 75 juta di tahun 2017. Di tahun depan, GMFI memperkirakan anggaran capex akan tumbuh 20%-30%.
*PTPP -1.1%. PT PP (Persero) Tbk (PTPP) memperkiran realisasi belanja modal (capital expenditure/capex) hingga kuartal ketiga ini sebesar Rp7,4 triliun. Artinya, resapan baru sekitar 67,56% dari total capex yang dianggarkan hingga akhir tahun ini yang mencapai Rp12,4 triliun.
Daily write up
Follow the flows by Taye Shim (taye.shim@miraeasset.com)
- Sejak 25 Mei, investor asing beralih ke net seller. Berdasarkan dari analisis dahulu kami, hal ini terjadi oleh meningkatnya risiko geopolitik (risiko Korea Utara) dan kekhawatiran akan lemahnya prospek ekonomi Indonesia (risiko fundamental).
- Kami menyimpulkan bahwa pendorong utama di balik penjualan bersih asing adalah inflasi yang lembut dan ekspektasi pengeluaran pemerintah yang lemah – keduanya merupakan pendorong utama ekonomi Indonesia.
- Sejak aksi jual mulai, orang asing menjual sektor keuangan, aneka industri, utilitas, dan konsumen. Kami memperkirakan inflasi yang berkepanjangan rendah akan membuat tekanan jual terus menerus pada saham atau sector.
- Kami percaya pasar sedang dalam proses penyesuaikan diri dengan lingkungan inflasi yang baru. Meskipun kami masih mempertahankan pandangan baik kami mengenai durasi investasi yang lebih panjang, kami memperkirakan penjualan ekuitas dalam jangka pendek.
- Perubahan pokok dalam model portofolio kami meliputi: Paparan terpangkas di BBCA, BMRI, GGRM dan TLKM. Inklusi baru dalam model portofolio kami adalah SRIL dan PTBA yang diperkirakan memiliki potensi pertumbuhan tinggi.
Flash Focus
Telco: Selling overdone; Maintain Overweight by Giovanni Dustin (giovanni@miraeasset.co.id)
(Oct 11, 2017)
- Price decline - During the first trading session on October 11, 2017, Indonesian telco sector experienced a massive selloff, which we believe was triggered on the back of escalating concerns related to 3Q17 earnings results and spectrum auction.
- Margin squeeze expected - Investors have expressed concerns about 3Q17 results of operators. However, we believe that this is a rather delayed reaction from the market. Note that we already anticipated EBITDA margin of all operators to deteriorate slightly this year, due to the inevitable shift from legacy services (2G) to data (3G/4G).
- Relatively mild spectrum bidding war - We believe that bidding rationale will stay mild, as the final bid prices will act as the base for the annual spectrum fees for the next 20 years, including renewal contract. In the midst of shifting revenue mix towards a lower margin business, we believe that auction participants will remain rational in their bidding.
- Selling overdone; Maintain Overweight - We reiterate our Overweight call, with Indosat (ISAT/Buy/TP IDR8,100) as our preferred pick within the telco space. Meanwhile, we maintain our call for Telkom (TLKM/Trading buy/TP IDR5,400) and XL Axiata (EXCL/Hold/TP IDR3,950).
(More: https://goo.gl/GbZW71)
<Market Headlines>
Harga IPO Kapuas Prima IDR140/share (Kontan)
Sebesar 80% dana IPO untuk eksplorasi dan infrastruktur.
BIRD raih pinjaman IDR1tr (Kontan)
Pinjaman ini akan digunakan untuk keperluan belanja barang modal, seperti pembiayaan kendaraan.
Jasa Marga akan menerbitkan project bond sebesar IDR1,5 triliun (Investor Daily)
PT Jasa Marga Tbk (JSMR) akan menerbitkan project bonds senilai IDR1,5 triliun. Obligasi tersebut terbagi dalam lima seri dengan jatuh tempo 3 - 12 tahun.
Intikeramik Alamasri adalah right issue IDR355,6 miliar (Investor Daily)
PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk (IKAI) akan melakukan right issue dengan menerbitkan 3,3 miliar lembar saham baru seri B. Harga pelaksanaan right issue ini adalah IDR107/share.
BMRI siapkan obligasi awal tahun depan (Bisnis Indonesia)
BMRI tengah mengkaji penerbitan obligasi pada awal tahun depan guna memperkuat struktur likuiditas dan permodalan
Pengusaha tunggu tambahan anggaran (Bisnis Indonesia)
Pelaku usaha berharap pemerintah menambah anggaran untuk meningkatkan produksi biji kakao dalam negeri sekaligus mendorong rehabilitasi dan peremajaan berkelanjutan untuk kebun komoditas itu
(Kompas)
Era Digital Perlu Dirangkul: Presiden Joko Widodo Minta RI Buka Pasar Ekspor Baru
Pajak Jangan Hambat Investasi: Pertumbuhan Ekonomi yang Positif Perlu Dijaga
Komentar
Posting Komentar