Dengan tren penguatan harga minyak dunia, sejumlah analis melihat Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) akan mampu memenuhi target harga yang dibidik.
Kala memulai program pemangkasan 1,8 juta barel tahun lalu, organisasi negara penghasil minyak itu menargetkan bisa membawa harga minyak WTI ke level US$ 55 per barel.
"Kemungkinan kalau diperpanjang lagi bisa mencapai target US$ 55 per barel," ujar Putu Agus Pransuamitra, Analis PT Monex Investindo Futures, Kamis (27/9).
Walaupun saat ini pasokan minyak mentah masih cukup tinggi, tetapi dengan potensi peningkatan permintaan tahun 2018 dan rencana perpanjangan pemangkasan produksi OPEC, maka penguatan harga masih tetap terlihat. Ia memperkirakan di akhir tahun, harga minyak WTI mampu masuk ke level US$ 55 per barel.
Keyakinan serupa juga diungkapkan Deddy Yusuf Siregar, analis PT Asia Tradepoint Futures. Menurutnya, jika minyak mentah mampu menembus area resistance US$ 53 per barel, maka di kuartal terakhir tahun ini, harganya berpeluang melanjutkan penguatan ke level US$ 55 per barel. Hanya saja, ia melihat harga yang terlalu tinggi juga berpotensi membuat OPEC urung memperpanjang pemangkasan.
"Kalau sampai akhir tahun sudah mencapai target yang diinginkan, OPEC akan berpikir ulang kembali," prediksinya.
Kata Deddy, Menteri Energi Rusia Alexander Novak pernah mengatakan, pihaknya akan memantau harga minyak sampai akhir tahun terlebih dahulu. Kalau ternyata sudah sesuai dengan yang diharapkan pemangkasan produksi akan diakhiri pada Maret 2018.
Kontan
Komentar
Posting Komentar