SAHAM LAPORAN KEUANGAN BAGUS, TETAPI HARGA TURUN
Pada akhir Juli ini musimnya laporan keuangan triwulan kedua tahun ini dikeluarkan oleh semua emiten saham. Dan harga saham dari emiten tersebut bereaksi terhadap laporan keuangan triwulan tersebut.
Ada yang pergerakkan sahamnya bergerak dan ada yang tidak bergerak. Dan yang menjadi hal yang sangat membingungkan adalah, KENAPA SAHAM LAPORANNYA BAGUS, AKAN TETAPI HARGA TIDAK NAIK?
Sebelum menjelaskan alasan tersebut, mari kita lihat apa saja yang dilihat dari sebuah laporan keuangan.
Bagian paling penting dari sebuah laporan keuangan adalah perkembangan SALES REVENUE, NET INCOME, EQUITY, ROE, dan DEBT. Bagian-bagian penting inilah yang dirasa bisa memberikan katalis pergerakkan harga jika semakin meningkat dibandingkan dari tahun lalu di periode yang sama.
SALES REVENUE ini indikator utama untuk mengetahui apakah emiten tersebut mendapatkan source of incomenya semakin meningkat? Jika meningkat, maka ini sebagai indikator awal bahwa emiten tersebut berkembang. SALES REVENUE ini dibandingkan dengan tahun lalu di periode yang sama dan perbedaannya biasanya dalam bentuk persentase.
NET INCOME ini adalah indikator yang SANGAT PENTING, dimana kita dapat melihat keefektifan management emiten tersebut untuk mendapatkan keuntungan dari sales yang didapatkan. NET INCOME dibandingkan tahun lalu di periode yang sama dimana JIKA lebih tinggi maka kita menjadi lebih yakin bahwa emiten tersebut bisnis nya sedang berkembang dan semakin menguntungkan.
EQUITY ini adalah indkator yang tidak kalah penting juga karena kita bisa melihat equitas atau nilai dari perusahaan tersebut berdasarkan asset-asset yang dimilikinya. EQUITY ini dibandingkan dengan tahun lalu di periode yang sama juga. JIKA lebih tinggi maka kita bisa menjadi lebih yakin lagi bahwa emiten ini semakin berkembang.
ROE (Return On Equity) ini adalah indikator utama dimana kita bisa melihat tingkat keefisensian dari management emiten tersebut mengelola asset dan liabilitiesnya untuk mendapatkan profit. Paling bagus ROE ini berkembang juga atau paling tidak tetap. karena jika lebih besar dari tahun lalu, maka bisa disimpulkan management lebih efisien mengelola asset dan liabilitiesnya.
DEBT atau hutang adalah indikator penunjang untuk dasar justifikasi kita menilai apakah emiten ini dalam mendapatkan sales revenue dari hutang atau asset yang dimiliki. Jika memang dari hutang, apakah setara dengan profit yang didapatkan? kemudian apakah hutangnya terlalu besar?
Inilah parameter-parameter penting yang perlu dilihat untuk melihat pertumbhuan bisnis dari suatu emiten. Semakin berkembang, harga saham dari emiten tersebut juga biasanya bereaksi.
Namun, ada hal yang membingungkan yakni ketika harga saham tersebut stagnan atau stabil akan tetapi Laporan Keuangannya yang dikeluarkan bagus. Apa yang terjadi?
Inilah yang yang membingungkan dimana biasanya ada saham yang memiliki LK terbarunya bagus atau semakin membaik, akan tetapi tidak diikuti oleh pergerakkan harganya.
Lho? memang ada? Yeap… kita menemukan beberapa saham memiliki kondisi seperti ini. Apa saja? ini dia…
Saham ADHI
LK terbarunya memiliki
Sales Revenue: First Half 2017 = 5.185 T Rupiah vs First Half 2016 = 3.131 T Rupiah
Net Income: First Half 2017 = 131 Milyar Rupiah vs Firsth Half 2016 = 105 Milyar Rupiah
Equity: First Half 2017 = 5474 Milyar Rupiah vs 5184 Milyar Rupiah
ROE (Sampai dengan first half saja) : First Half 2017 = 2.3% vs First Half 2016 = 2.1%
DER (Debt to equity ratio) : First Half 2017 = 3.2x vs First Half 2016 = 2.56x
Secara overall, Fundamental Saham ADHI bagus dan terlihat menjanjikan dari sisi business performancenya
Bagaimanakah yang bisa kita lihat dari pergerakkan harganya?
Harga sedang berkonsolidasi dan tidak menunjukkan kecenderungan bergerak saat ini. Kemudian dari volume transaksi tidak terlihat adanya kenaikkan yang significant.Momentum pergerakkan harga cenderung stagnan dan sedikit menunjukkan penguatan. Jadi saat ini belum terlihat ada yang “menggerakkan” harga.
Yang didapatkan dari saham ADHI ini, walaupun laporan keuangan membaik, akan tetapi belum terlihat adanya kehadiran pihak yang bisa menggerakkan pasar dimana hal ini terlihat dari volume transaksi belum ada peningkatan yang berarti.
Saham BNLI
LK terbarunya memiliki
Sales Revenue: First Half 2017 = 6512 Milyar Rupiah vs First Half 2016 = 8082 Milyar Rupiah
Net Income: First Half 2017 = 621 Milyar Rupiah vs Firsth Half 2016 = -857 Milyar Rupiah
Equity: First Half 2017 = 21428 Milyar Rupiah vs 23058 Milyar Rupiah
ROE (Sampai dengan first half saja) : First Half 2017 = 2.9% vs First Half 2016 = -3.7%
DER (Debt to equity ratio) : Untuk Bank tidak bisa dilihat.
Secara overall, Fundamental Saham BNLI menunjukkan perkembangan yang baik terlihat dari keberhasilan dari management Bank Permata untuk mengefisiensikan kegiatan operationalnya sehingga menghasilkan net income yang naik significant di tahun 2017 dimana pada tahun 2016 pihak Bank Permata justru mencetak kerugian.
Bagaimana dengan pergerakkan harganya?
Harga cenderung bergerak didalam area konsolidasi atau sideways yang panjang. kemudian telrihat dari volume transaksi juga masih belum ada peningkatan dan justru malah mengecil. Hal ini mengindikasikan belum adanya kehadiran penggerak harga untuk saham ini.
Yang didapatkan dari saham BNLI ini adalah, walaupun fundamental bisnis dari Bank Permata ini membaik (berhasil mengefisiensikan operasional perusahaan), ternyata masih belum dianggap sangat baik oleh para pelaku pasar sampai dengan saat ini, karena jika dilihat lebih lanjut, pihak-pihak yang bisa “menggerakkan” harga saat ini belum hadir dimana hal ini terlihat dari volume transaksi belum ada peningkatan.
Saham PNBS
LK terbarunya memiliki
Sales Revenue: First Half 2017 = 400 Milyar Rupiah vs First Half 2016 = 343 Milyar Rupiah
Net Income: First Half 2017 = 15 Milyar Rupiah vs Firsth Half 2016 = 10 Milyar Rupiah
Equity: First Half 2017 = 1235 Milyar Rupiah vs 1167 Milyar Rupiah
ROE (Sampai dengan first half saja) : First Half 2017 = 1.2% vs First Half 2016 = 0.9%
DER (Debt to equity ratio) : Untuk Bank tidak bisa dilihat.
Secara overall, Fundamental Saham PNBS menunjukkan perkembangan yang baik terlihat dari keberhasilan dari management Bank Permata untuk meningkatkan net income sebesar 50% dari 2016 di periode yang sama. Kemudian timbal balik bisnis yang dilihat dari ROE menunjukkan peningkatan di periode yang sama.
Bagaimana dengan pergerakkan harganya?
Harga bergerak melemah dengan Volume yang sangat tinggi di beberapa hari terakhir ketika harga jatuh sangat dalam, kemudian terlihat juga momentum yang semakin menguat untuk membantu harga bergerak melemah lebih dalam lagi.
Yang didapatkan dari saham PNBS ini adalah, walaupun fundamental bisnis dari Bank Panin Syariah ini pada umumnya membaik dan bahkan berhasil mencetak kenaikkan laba 50% dibandingkan tahun lalu di periode yang sama, ternyata masih belum dianggap baik oleh para pelaku pasar dan justru pelaku pasar “menggerakkan” harga lebih dalam lagi. Hal ini terlihat dari volume transaksi yang terbentuk ketika harga jatuh sangat dalam ini.
KESIMPULAN
Apa yang bisa diambil dari ketiga contoh diatas?
Kita bisa melihat bahwa apapun yang terjadi pada underlying business dari suatu emiten belum tentu ada yang meresponse positif jika laporan keuangan dari suatu emiten tersebut baik. Begitu juga dengan sebaliknya.
Semua ini sebenarnya ketergantungan dengan si “penggerak” harga sangat besar dengan alasan si “penggerak” harga ini memiliki informasi yang lebih baik dan lebih banyak yang tidak semua investor atau pelaku pasar miliki.
Sehingga dari contoh sample ini bisa dibuktikan bahwa harga suatu saham bisa bergerak dikarenakan adanya penggerak harga. Yaitu dengan melihat volume transaksi yang terjadi terutama pada saat harga bergerak. Jika ada volume transaksi yang eksplosif, maka disitulah si penggerak ini hadir diantara para investor lainnya dengan maksud untuk menggerakkan harga saham.
Aryo Moerdo Setioputro | TemanTrader
Komentar
Posting Komentar