PT Semen Baturaja, Tbk (SMBR) menerapakan skema bisnis berbasis peningkatan produksi dan juga kelestarian lingkungan dengan konsep rekayasa hutan.
"Konsep bisnis yang kami inginkan adalah meningkatkan produksi semen dan dalam saat yang bersamaan juga meningkatkan kelestarian lingkungan, bukan hanya sekadar penghijauan kembali," kata Direktur Utama PT Semen Baturaja Rahmad Pribadi kepada Antara di Jakarta, Rabu.
Dalam acara kunjungan ke Kantor Berita Antara, Rahmad menjelaskan bahwa PT Semen Baturaja telah bekerja sama dengan Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk melakukan kajian terhadap lingkungan tersebut.
Ia menuturkan bahwa konsep rekayasa hutan ini baru pertama kali dilakukan oleh PT Semen Baturaja dalam lingkungan industri semen. Sebab bukan hanya sekadar melakukan penghijauan, namun pada tanah yang sebelumnya memiliki kadar racun, diolah kembali agar dapat ditumbuhi oleh tanaman.
"Tanah yang mengandung semen itu kan beracun, sebelum ditambang itu tumbuhan susah hidup karena gersang. Nah ini diolah setelah ditambang kandungan tanahnya diolah kembali agar dapat ditumbuhi berbagai macam tanaman," katanya.
Saat ini proses rekayasa hutan ini sudah terlaksana, total lahan yang dimiliki oleh PT Semen Baturaja adalah seluas 500 hektare. Pada lokasi Baturaja II yang mulai komersil pada bulan September 2017 ini, rekayasa hutan akan diperluas lagi agar tanah bisa dimanfaatkan untuk tumbuhan.
Pabrik Semen Baturaja II siap beroperasi secara komersil pada 1 September 2017, setelah menjalani dua bulan masa percobaan.
Menurut Rahmad, waktu operasi tersebut lebih cepat satu bulan dari rencana sebelumnya, yakni 1 Oktober 2017. Pabrik tersebut nantinya akan menambah kapasitas produksi hingga 1,8 juta ton. (end)
IQPLUS
Komentar
Posting Komentar