PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) tengah menyiapkan rencana ekspansi yang cukup wahid. Untuk itu, emiten petrokimia bersandi saham TPIA ini menyiapkan belanja modal tahun ini sebesar US$ 150 juta dan tahun depan US$ 240 juta.
Arandi Ariantara analis Samuel Sekuritas menjelaskan, prospek emiten masih bagus karena senantiasa aktif mempersiapkan berbagai rencana ekspansi.
"Ada rencana membangun pabrik polyethylene baru di kuartal I-2020," jelas Arandi saat dihungi KONTAN, Kamis (26/9).
Pabrik polyethylene baru ini berpotensi menaikkan kapasitas produksi hingga 736.000 ton dari sebelumnya di 400.000 ton. Biaya pembangunannya disetimasi bakal mencapai US$ 300 juta. Bila usai, posisi TPIA bakal ditegaskan sebagai perusahaan petrokimia terbesar di Asia Tenggara.
Tak hanya menambah pabrik, namun emiten juga berencana melakukan debottlenecking alias menambah kapasitas produksi polypropylene.
"Kapasitas produksi bisa tumbuh 6% dan EBITDA naik 9%," jelas Arandi saat dihubungi KONTAN, Kamis (28/9). Dengan demikian pertumbuhan produksi polypropylene bakal menjadi 560.000 ton.
Dia memprediksi, hingga akhir tahun 2017, pendapatan TPIA berpotensi mencapai anga US$ 2,22 miliar dan tahun depan di US$ 2,40 miliar. Sedangkan laba bersih tahun ini dapat membukukan US$ 304 juta dan tahun depan di US$ 342 juta.
Sebagai informasi, TPIA juga berencana memperluas pabrik butadienenya untuk kegiatan operasi kuartal III-2018. Targetnya operasional butadeine bertambah jadi 137.000 ton setahun, dari sebelumnya 37.000 ton. Ada pula rencana memperbaiki pembakar (furnace) yang dapat menambah kapasitas ethylene menjadi 900.000 ton per tahun.
Tak hanya itu, TPIA bakal membangun dua pabrik baru yang memproduksi methyl tertiary butyl ether (MTBE) dan butene-1.
Arandi menyarankan buy dengan target harga di Rp 28.468 per lembar saham.
KONTAN
Komentar
Posting Komentar