Sejumlah saham Indeks LQ45 telah mengakumulasi penurunan cukup besar sejak awal tahun. Salah satunya saham PT London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP). Bahkan, LSIP telah menjadi pemberat atau laggard LQ45 mengingat penurunannya sejak awal tahun sudah 21%. Meski demikian, LSIP masih layak dikempit.
Andrew F. Hotama, analis Bahana Sekuritas bilang, setidaknya masih ada satu sentimen lagi yang mampu memoles tren harga komoditas crude palm oil (CPO). "Festival Diwali di India Oktober nanti umumnya akan membuat permintaan CPO melonjak," ujarnya.
Meski demikian, secara valuasi LSIP tidak terlalu murah. PER LSIP ada di level 11,5 kali. Adapun PER saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) 10,9 kali. Sedangkan PER Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) malah lebih murah lagi yakni 7,2 kali.
Namun, jika dibanding saham PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) yang juga menjadi favorit Adrew, LSIP jauh lebih murah. Pasalnya, PER BWPT sudah 94,7 kali.
Andrew masih merekeomndasikan buy saham LSIP dengan target harga Rp 2.085 per saham.
Kontan
Komentar
Posting Komentar