Harga saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI), hari ini (27/9) ditutup melemah nyaris 8% ke level Rp 174 per saham.
"Kami melihat, ini karena panic selling dari para pemegang saham BUMI," ujar Riska Afriani, analis OSO Sekuritas, Rabu (27/9).
Sejak isu restrukturisasi utang, harga saham BUMI memang melesat, bahkan dalam waktu yang singkat. Kurang dari setahun, harga saham BUMI sempat menyentuh level tertinggi, Rp 505 per saham awal tahun ini. Padahal, sebelumnya saham BUMI betah menghuni zona saham gocap.
Sayangnya, kenaikan singkat itu juga diikuti dengan penurunan kembali yang tak kalah singkatnya. Setelah rights issue yang merupakan bagian dari retrukturisasi utang BUMI berakhir, harga saham BUMI terus menurun. Tanda-tanda perbaikan harga juga belum terlihat.
"Sehingga, banyak investor yang cut loss," imbuh Riska.
Meski demikian, Riska menilai level harga BUMI saat ini tidak mencerminkan kondisi fundamentalnya. Menurutnya, jika mengacu pada kinerja BUMI saat ini, terutama dari sisi cadangan batubara dan posisi laba yang membaik, harga wajar saham BUMI sejatinya ada di kisaran level Rp 500 per saham.
Oleh sebab itu, lanjut Riska, untuk investor jangka panjang sejatinya hal ini menarik. Sebab, investor bisa mulai mencicil untuk mengoleksi saham BUMI mumpung sedang sangat murah.
Tapi, menjadi agak riskan bagi investor jangka pendek. Sebab, Riska melihat masih ada potensi penurunan atas harga saham BUMI.
Menurut Riska, support berikutnya harga saham BUMI ada di level Rp 150 per saham. "Jika support ini kembali ditembus, maka saham BUMI bisa menuju Rp 120," pungkasnya.
KONTAN
Komentar
Posting Komentar