Hingga kuartal II 2017, kinerja keuangan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) alias Antam masih menurun, imbas kerusakan pabrik. Namun, penjualan berangsur membaik setelah pabrik kembali pulih
Di periode tersebut ANTM membukukan rugi bersih sebesar Rp 491,6 miliar. Jumlah ini melebar signifikan dibandingkan rugi bersih pada kuartal I 2017 sebesar Rp 4,5 miliar.
Kurniawan Sudjatmiko Analis Ciptadana Sekuritas Asia mengatakan, penyebab besarnya kerugian yang ANTM alami karena pendapatan ANTM lebih rendah, sedangkan biaya operasi lebih tinggi. Tercatat, pendapatan ANTM turun 17,6% secara quarter-on-quarter (qoq) menjadi Rp 1,36 triliun. Hal ini menekan laba kotor menjadi Rp 52,2 miliar atau turun 28,8% qoq.
Yuni Analis NH Korindo Sekuritas juga menyebut, secara keseluruhan kinerja ANTM hingga kuartal II 2017 menurun, karena tercatat penjualan turun 38% secara year-on-year (yoy). Menurutnya, faktor penyebab penjualan turun adalah penjualan segmen emas yang juga turun 52% yoy, akibat terganggunya fasilitas permunian emas. Namun gangguan fasilitas yang sudah diperbaiki pada akhir Juli 2017 akan membuat kenaikan penjualan emas di kuartal selanjutnya.
Kurniawan memprediksi, prospek ATNM ke depan akan positif seiring harga nikel dan emas yang naik. "Emiten akan memanfaatkan sentimen ini dan akan menggenjot kinerja di semester II 2017," kata Kurniawan.
Yuni juga menilai, ANTM bisa memanfaatkan peluang dari peningkatan harga emas dan nikel dunia. Dia memprediksi, kinerja Antam akan membaik bila emiten konsisten meningkatkan volume produksi khususnya pada komoditas emas dan nikel. Setelah gangguan fasilitas pemurnian logam mulia teratasi dan adanya proyek perluasan kapasitas pabrik feronikel di Pomala juga menjadi peluang kinerja ANTM akan cerah.
"Ke depan ANTM akan lebih banyak katalis positif yang bakal mendominasi kinerjanya," kata Yuni.
Kontan
Komentar
Posting Komentar