google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Proyeksi Saham KLBF | 27 Seprtember 2017 Langsung ke konten utama

Analisa Proyeksi Saham KLBF | 27 Seprtember 2017

PT Kalbe Farma (KLBF) berhasil melewati periode daya beli konsumen yang rendah pada semester I 2017 dengan mencatatkan kinerja yang positif. Analis BNI Securities Dessy Lapagu menyebut, pada semester pertama 2017, penjualan bersih atau net sell KLBF naik 5,3%.

Sedangkan dalam riset Joni Wintarja, analis NH Korindo Sekuritas pada 18 September 2017, pada periode kuartal II 2017, KLBF mencatatkan pertumbuhan penjualan 3% menjadi Rp 5,16 triliun dari sebelumnya Rp 5 triliun pada kuartal II 2016.

Dessy menilai, ke depan, Kalbe bisa memanfaatkan sejumlah peluang untuk meningkatkan kinerja. Seperti, pemerintah yang akan lebih fokus mengedukasi masyarakat agar lebih sadar pada produk pengobatan. "Kalau sakit masyarakat lebih sadar untuk menggunakan obat, ini bisa jadi dampak positif, karena selama ini kesadaran masyarakat terutama di luar kota besar masih rendah mengenai farmasi," kata Dessy, Rabu (27/9).

Demi mendongkrak kinerja, lanjut Dessy, KLBF sebaiknya mulai banyak bermain pada bisnis hilir. "Hal ini bisa cukup baik untuk mendongkrak penjualan sehingga tidak mengandalkan penjualan dari rumah sakit atau apotek," katanya.

Dengan memiliki brand sendiri tentu bisa meningkatkan penjualan. Outlet KALCARE juga baiknya mulai dibuka pada aera mal agar masyarakat lebih aware pada produk KLBF. Tak kalah penting, inovasi produk juga harus terus dikembangkan agar konsumen tidak terpaku pada produk yang sudah ada dan menambah daya tarik.

Sementara, Joni melihat, peluang yang dimiliki KLBF ke depan bisa datang dari pabrik biosimilar yang merupakan pabrik biosimilar pertama di Indonesia. Selain itu, ia menyebut peluang bisa datang dari kencenderungan masyarakat untuk minum minuman instan atau kemasan botol. "Saat ini KLBF sedang menggarap minuman kemasan," kata Joni, Rabu (27/9).

Menurut Joni, dengan kinerja yang sudah positif, pekerjaan rumah yang dimiliki KLBF ke depan adalah membangun dan menjaga brand imagesebagai perusahaan sektor kesehatan yang terdepan.

Adapun, tantangan bagi KLBF ke depan adalah fluktuasi nilai tukar rupiah. Maklum sebagian besar bahan baku KLBF adalah barang impor. Selanjutnya, daya beli masyarakat yang rendah berpontensi langsung mempengaruhi industri dan langsung ke penjualan perusahaan.

Namun, Dessy memperkirakan prospek KLBF ke depan masih akan positif, meski pertumbuhan tidak terlalu agresif. "Secara longterm kinerja KLBF masih akan positif, dan hingga akhir tahun emiten bisa maintain kinerja positif meski daya beli secara umum masih melemah," proyeksinya.

Dessy memproyeksikan pendapatan KLBF hingga akhir tahun bisa naik 8%-9% menjadi Rp 21 triliun. Sementara, laba bersih diproyeksikan naik 6%-7% jadi Rp 2,4 triliun. Dessy merekomendasikan buy saham KLBF dengan target harga Rp 1.800 per saham.

Senada, Joni menyebut, kinerja KLBF akan lebih banyak dibayangi katalis positif. "Mengingat KLBF sebagai perusahaan kesehatan terdepan di Indonesia dan bisa menikmati pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depannya," katanya. Ia merekomendasikan hingga akhir tahun untuk buy saham KLBF dengan target harga Rp 2.020 per saham.

KONTAN

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Mengenal Indikator ADX | Indikator Kekuatan Trend

Perdagangan pada arah tren yang kuat mengurangi risiko dan meningkatkan potensi keuntungan. Average Directional Index (ADX) digunakan untuk menentukan kapan harga sedang tren kuat. Dalam banyak kasus, ini adalah indikator tren utama. Bagaimanapun, tren adalah mungkin teman Anda, tentu menyenangkan untuk mengetahui siapa teman Anda. Pada artikel ini, kita akan membahas tentang ADX sebagai indikator kekuatan tren. Memahami Indikator ADX ADX digunakan untuk mengukur kekuatan tren. Perhitungan ADX didasarkan pada Moving Average dari ekspansi kisaran harga selama periode waktu tertentu. Pengaturan standarnya adalah 14 bar, meskipun periode waktu lain dapat digunakan. ADX dapat digunakan pada kendaraan perdagangan apa saja seperti saham, reksadana, dana yang diperdagangkan di bursa dan futures. ADX diplot sebagai garis tunggal dengan nilai-nilai mulai dari yang rendah dari nol sampai yang tinggi dari 100. ADX adalah non-directional; itu mencatat kekuatan tren apakah harga sedang t...

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) Catat Pendapatan Rp35,64 Miliar Hingga September 2022

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) mencatat pendapatan Rp35,64 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari pendapatan Rp32,97 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Laporan keuangan perseroan Rabu menyebutkan, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp13,29 miliar dari Rp11,91 miliar dan laba kotor naik menjadi Rp22,34 miliar dari laba kotor Rp21,06 miliar tahun sebelumnya. Beban usaha naik menjadi Rp7,58 miliar dari Rp6,90 miliar membuat laba operasi naik tipis menjadi Rp14,76 miliar dari laba operasi Rp14,16 miliar tahun sebelumnya. Laba sebelum pajak menjadi Rp13,93 miliar naik dari laba sebelum pajak Rp13,17 miliar dan laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai Rp13,14 miliar naik dari laba bersih Rp12,24 miliar tahun sebelumnya. Jumlah liabilitas mencapai Rp41,41 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari jumlah liabilitas Rp34,44 miliar hingga periode 31 Desember 2021 dan jumlah aset mencapai Rp394,69 miliar hingga periode 30 Se...