Market Review 18 September 2017
(Investment Information Team, Mirae Asset Sekuritas Indonesia)
IHSG ditutup menguat 12 poin (+0.20%) ke level 5,884.611 pada perdagangan hari ini. Tercatat 162 saham menguat dan 160 saham melemah. Mayoritas sektor ditutup menguat dipimpin oleh penguatan sektor mining (+1.33%) dan property (+1.24%). Sementara hanya sektor basic industry dan infrastructure yang ditutup melemah masing-masing turun 0.67% dan 0.01%. Investor asing mencatatkan transaksi net sell sejumlah Rp280 miliar di seluruh Pasar hari ini. US Dollar menguat 15 poin (+0.11%) terhadap Rupiah, sehingga Rupiah melemah ke level Rp13,255 terhadap US Dollar di akhir perdagangan.
Advance Stocks:
- WSKT: Setelah melemah 4 hari berturut-turut pada akhir pekan lalu, harga saham WSKT ditutup menguat Rp90 (+4.95%) ke level Rp1.905 pada perdagangan hari ini. WSKT menandatangani perjanjian kredit sindikasi senilai Rp5 triliun dengan PT Bank Sumitomo Mitsui lndonesia (SMBC) sebagai sole mandated lead arranger and bookrunner. Dana yang diperoleh akan digunakan untuk membiayai berbagai kegiatan operasional Waskita. Adapun jangka waktu pinjaman adalah 5 tahun dengan tingkat bunga JIBOR (Jakarta Interbank Ojjfered Rate) +2,77 % per tahun atau saat ini equivalent 7,77 % per tahun. Selain itu, WSKT telah memperoleh kontrak baru sebesar Rp43 triliun di minggu pertama September 2017. Jumlah kontrak itu makin melejit dari total kontrak yang didapatkan sebesar Rp32,47 triliun di semester I-2017.
- PTPP: Menutup perdagangan hari ini, harga saham PTPP menguat Rp130 (+5.53%) ke level Rp2.480, menguat pertama kalinya dalam empat hari terakhir. PTPP membukukan kontrak baru senilai Rp 24,1 triliun selama 8 bulan tahun ini, atau tumbuh 28,6 persen per tahun dibandingkan periode yang sama pada 2016 senilai Rp18,7 triliun. Pencapaian ini mencerminkan sekitar 59,2 persen dari target kontrak baru 2017 sebesar Rp40,6 triliun. Perolehan terbesar kontrak perseroan selama 8 bulan 2017 berasal dari BUMN sebesar 52,7 persen, disusul oleh Swasta 33,7 persen dan kontrak dari Pemerintah hanya mencapai 13,6 persen.
- WIKA: Di akhir perdagangan hari ini, harga saham WIKA ditutup menguat Rp75 (+4.17%) ke level Rp1.870, setelah empat hari melemah pada perdaganagn pekan lalu. WIKA membukukan kontrak sebesar Rp 94,07 triliun sampai September 2017. Angka ini mencapai 91,1 persen dari target kontrak dihadapi di tahun 2017 sebesar Rp103,25 triliun. Kontribusi terbesar pencapaian kontrak baru secara berturut-turut datang dari sektor infrastruktur, gedung dan properti dengan pencapaian kontrak sebesar Rp20,66 triliun.
- ASRI: Saham ASRI memimpin penguatan sektor properti dengan harga saham ditutup menguat Rp38 (+10.43%) ke level Rp402 pada perdagangan hari ini. ASRI membidik pertumbuhan pendapatan (revenue) sebesar 30 persen di tahun ini. Artinya, perseroan bisa meraih pendapatan sebesar Rp3,51 triliun, dari porsi Rp2,7 triliun di 2016. Manajemen menargetkan pertumbuhan laba bisa mencapai 25 persen dari porsi tahun lalu yang hanya mencapai Rp508,8 miliar.
Decline Stocks:
- MAPI: Harga saham MAPI ditutup melemah Rp125 (-1.77%) ke level Rp6.900 pada perdagangan hari ini. MAPI hari ini telah melaksanakan pembayaran pelunasan Dana Pokok Obligasi Seri A dan OBL BKLJT I MAPI Tahap III Tahun 2014 ke-12.total dana yang dibayarkan mencapai Rp159.312.500.000. Adapun jumlah itu terdiri dari jumlah pokok obligasi seri A sebesar Rp150 miliar dan bunga Rp9.312.500.000 dimana bunga itu terdiri dari pembayaran bunga seri A sebesar Rp3.862.500.000 dan seri B Rp5.45 miliar.
- SMGR: Memperpanjang pelemahan akhir pekan lalu, harga saham SMGR ditutup melemah Rp375 (-3.61%) ke level Rp10.000 pada perdagangan hari ini. SMGR mengkaji penerbitan obligasi senilai Rp1 triliun-Rp2 triliun sebagai salah satu sumber pendanaan perusahaan. Obligasi itu akan diterbitkan oleh perusahaan apabila realisasi penggunaan belanja modal dapat mencapai di atas 80%-90% pada tahun ini.
- HDTX: Harga saham HDTX ditutup melemah Rp60 (-12.50%) ke level Rp420 pada perdagangan hari ini. HDTX menghentikan sebagian operasional mesin dan merumahkan sebagian karyawan. Hasil produksi dan penjualan produk perusahaan berkurang, tetapi perusahaan tetap membayar upah karyawan yang dirumahkan. Hingga periode 30 Juni 2017, rugi tahun berjalan yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk perseoran tercatat naik menjadi Rp184,15 miliar dari rugi Rp116,82 miliar di periode sama tahun sebelumnya.
Komentar
Posting Komentar