google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Penutupan Pasar Saham Indonesia | 6 September 2017 Langsung ke konten utama

Analisa Penutupan Pasar Saham Indonesia | 6 September 2017

Market Review 6 September 2017
(Investment Information Team,  Mirae Asset Sekuritas Indonesia)

IHSG ditutup melemah 5 poin (-0.10%) ke level 5,824.138 pada perdagangan hari ini. Tercatat 155 saham menguat dan 169 saham melemah. Sektor infrastructure memimpin penguatan sektor lain dengan ditutup menguat 0.83%, sementara sektor finance memimpin pelemahan dengan ditutup turun 0.59%. Investor asing mencatatkan transaksi net sell sejumlah Rp1,76 triliun di seluruh Pasar hari ini. US Dollar melemah 5 poin (-0.04%) terhadap Rupiah, sehingga Rupiah menguat ke level Rp13,333 terhadap US Dollar di akhir perdagangan.

Advance Stocks:

- PTSN: Harga saham PTSN ditutup menguat untuk hari kedua sebesar Rp22 (+17.46%) ke level Rp148 hari ini. PTSN menyebutkan bahwa dengan adanya pemenuhan persyaratan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) maka smartphone Nokia akan mulai diproduksi oleh perseroan. Aksi ini dinilai berdampak positif terhadap perusahaan, karena nantinya mendapatkan order. Selanjutnya, perusahaan akan mendapatkan tambahan pendapatan dari hasil produksi smartphone tersebut

- SILO: Harga saham ditutup menguat Rp175 (+1.63%) ke level Rp10.900 pada perdagangan hari ini. SILO menawarkan harga pelaksanaan rights issue sebesar Rp9.500 per lembar dimana jumlah saham yang ditawarkan mencapai Rp325.153.125 saham baru dengan nominal Rp100. Setiap pemegang 4 saham biasa atas nama hingga 11 Oktober 2017 mendapatkan 1 HMETD untuk berhak membeli 1 saham baru.

- IMJS: Harga saham IMJS ditutup menguat Rp44 (+17.74%) ke level Rp292 hari ini setelah perseroan mengumumkan rencana right issuenya. IMJS akan melakukan right issue  dengan jumlah saham yang ditawarkan sebanyak-banyaknya 692 juta saham biasa dengan nominal Rp200 per saham dengan harga pelaksanaan Rp500 per saham sehingga dana yang bisa diraih Rp346 miliar. Dana hasil right issue ini akan digunakan perseroan untuk pembayaran utang kepada PT Indomobil Sukses Internasional dan memperbesar permodakan entitas anak PT CSM Corporatama.

- JAWA: Harga saham JAWA ditutup menguat Rp16 (+7.61%) ke level Rp226 hari ini. Terjadi crossing saham JAWA senilai Rp 665,4 miliar atau setara 70,51% saham JAWA. Jumlah ini setara dengan besar kepemilikan PT Sinar Kasih Abadi atas JAWA. Transaksi terjadi sebanyak dua kali melibatkan broker AR dan broker AI. Transaksi dilakukan sebanyak dua kali di harga Rp250 per saham. Harga ini lebih tinggi dibandingkan harga saham JAWA pada penutupan hari sebelumnya, Selasa (5/9) yakni Rp 210 per saham.  

Decline Stocks:

- MTDL: Harga saham MTDL ditutup melemah Rp20 (-3.27%) ke level Rp590 hari ini. MTDL pada 4 September 2017 telah menandatangani Akta Penjualan saham PT Packet System Indonesia (PSI) yakni DMX Limited. Dalam akta itu disetujui pembelian saham PSI sebanyak 35.290 lembar saham atau mewakili 14,116% dengan nilai sebesar US$1.76 juta.

- MABA: Melemah untuk hari kedua, harga saham MABA kembali ditutup melemah Rp55 (-3.57%) ke level Rp1.485 pada perdagangan hari ini. MABA melakukan penandatanganan pengakhiran perjanjian sewa menyewa gedung SGB Learning Center pada 4 September 2017 dengan PT Anugera Berkah Madani. Pengakhiran perjanjian sewa ini tidak menghapus kewajiban perseroan yang masih terhutang kepada PT Anugerah Berkah Madani berdasarkan perjanjian sewa.

- PGAS: Melanjutkan pelemahan sebelumnya, harga saham PGAS kembali ditutup melemah Rp45 (-2.38%) ke level Rp1.840 hari ini, merupakan pelemahan hari keempat. PGAS memperkirakan tidak dapat mencapai target laba bersih tahun ini yang sebesar Rp3,7 triliun atau sekitar US$280 juta. Perseroan memperkirakan laba bersih tahun ini sekitar US$150 juta. Perseroan merevisi target tahun ini setelah pada semester I-2017 tidak mencapai target kinerja keuangan. Terdapat banyak kendala yang dialami perseroan tahun ini, salah satunya adalah penurunan tajam penyerapan volume gas oleh pelanggan.

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d...