Mirae Asset Sekuritas Indonesia Global Market
(Sept 25, 2017)
Investment Information Team
(ayuningdyah@miraeasset.co.id)
US
Saham-saham A.S. melonjak di akhir sesi, mengurangi pelemahan di sesi awal dan berakhir sedikit berubah pada hari Jumat karena investor mencermati situasi terbaru antara pemimpin Korea Utara dan A.S.
Kenaikan saham beberapa perusahaan terkecil ke level tertinggi sepanjang masa dapat dianggap sebagai indikator pasar bullish.
Beberapa analis mengatakan pasar saham telah menjadi tidak peka terhadap ancaman dari Korea Utara.
Korea Utara kembali ke garis depan setelah menteri luar negerinya, Ri Yong Ho, mengatakan pada hari Kamis malam di sebuah Perserikatan Bangsa-Bangsa bahwa negaranya dapat mempertimbangkan sebuah bom nuklir dengan "skala yang belum pernah terjadi sebelumnya" di Pasifik.
Komentar Ri datang tak lama setelah Presiden Korea Utara, Kim Jong Un, mengeluarkan sebuah pernyataan yang mengancam agar Presiden Donald Trump "membayar mahal" atas pidatonya yang berapi-api ke U.N. pada hari Selasa, dan menyebut pemimpin A.S. sebagai "orang pikun yang cacat mental”.
Dalam data ekonomi terbaru, data manufaktur meningkat lebih tinggi pada bulan September, sementara data di sektor jasa sedikit melemah.
Europe
Saham-saham Eropa mayoritas menguat pada perdagangan Jumat, dengan optimisme data ekonomi yang membantu pasar untuk bergerak melewati pelemahan akibat ketegangan terakhir antara Korea Utara dan AS.
Saham regional bangkit dari posisi terendah di awal sesi setelah IHS Markit mengatakan data aktivitas bisnis untuk zona euro secara keseluruhan menguatdan berhasi mengalahkan perkiraan analis. Indeks composite puchasing-managers untuk blok mata uang naik menjadi 56.7 di bulan September, mencatatkan level tertinggi dalam empat bulan.
PMI komposit Prancis melonjak ke level tertinggi dalam 76 bulan, sementara PMI Jerman naik ke level tertinggi dalam 77 bulan.
Saham Eropa dibuka melemah pada hari Jumat dikarenakan perdagangan mulai berjalan di tengah berita bahwa Menteri Luar Negeri Korea Utara, Ri Yong Ho mengatakan bahwa Pyongyang mungkin akan melakukan uji coba bom hidrogen dengan "skala yang belum pernah terjadi sebelumnya" di Samudra Pasifik.
Komentar
Posting Komentar