PT Bumi Resources Tbk (BUMI) memperpanjang waktu penawaran nota penukaran (exchange offer memorandum/EOM) untuk para kreditur separatis guna ditukarkan dengan instrumen restrukturisasi.
"Perpanjangan waktu akan dilakukan hingga 11 September 2017 pukul 4.00 PM waktu London," jelas Direktur BUMI Dileep Srivastava, Kamis (24/8).
Empat kreditur yang harus menukarkan tagihan utangnya itu di antaranya, Country Forest Limited (CFL) sebesar US$ 1,9 miliar. Lalu, China Development Bank Corporation (CDB) dengan nilai US$ 600 juta, dan Enercoal Resources Pte. Ltd dengan nilai US$ 375 juta.
Sejauh ini, nota yang ditukarkan dari CFL baru setara 95% dari outstanding tagihan. Sementara, dari CDB dan Enercoal masing-masing sebesar 94% dan 98%.
Sebelumnya, penyampaian notice of electionharus sudah diajukan paling lambat pada 26 Juli 2017 waktu London.
Dalam agenda bersih-bersih utang itu, BUMIsebelumnya telah melakukan penyelesaian proses rights issue. Emiten tambang batubara ini merilis saham baru dan obligasi wajib konversi (OWK) sebesar US$ 2,6 miliar atau Rp 35,07 triliun.
Sebagian besar rights issue dan OWK tersebut diserap para pembeli siaga, yakni kreditur BUMI.
Pada Penawaran Umum Terbatas V itu, BUMImelepas 28,74 miliar saham biasa seri B dan 8,45 triliun unit OWK. Aksi korporasi itu telah dilaksanakan per 14 Juli 2017 hingga 20 Juli 2017.
Dari pelaksanaan rights issue itu, pemegang saham publik hanya menyerap 4,95 juta saham baru BUMI atau 0,017% dari total saham yang diterbitkan. Mayoritasnya diserap pembeli siaga.
Lalu, dari jumlah OWK yang dilaksanakan berdasarkan HMETD, hanya sebesar 4,7 miliar unit OWK atau sekitar 0,05% yang diserap pemegang saham. Sehingga, pembeli siaga mengambil 8,45 triliun unit dengan pemesanan tambahan 1,4 juta unit OWK.
Dengan begitu, saat ini saham BUMI bertambah menjadi 65,38 miliar saham dari sebelumnya berjumlah 36,63 miliar saham.
KONTAN
Komentar
Posting Komentar