JAKARTA. Kebutuhan yang mendesak membuat Bonny Iriawan mengenal investasi. Pesan orangtua semakin memantapkan niat Executive Vice President PT Schroder Investment Management Indonesia ini untuk berinvestasi. Produk pertama yang ia pilih: properti.
Pada 1989 silam, Bonny yang masih bekerja di sebuah bank mengambil personal loan. Akhirnya, dia memutuskan membeli rumah ketimbang mobil dengan menggunakan pinjaman itu. Dari situ, kesadarannya terhadap investasi semakin besar.
"Awalnya, orangtua yang mengajarkan untuk membeli rumah tinggal terlebih dahulu. Jika sudah punya satu rumah, bisa dicoba untuk membeli rumah kedua dan selanjutnya," cerita Bonny. Apalagi, saat itu ia bekerja di bank yang semakin memudahkannya untuk mengambil kredit pemilikan rumah (KPR).
Namun, pada 1994, Bonny mulai melirik instrumen baru setelah pindah kerja. Ia memang beralih pekerjaan dari perbankan masuk ke industri pasar modal. Nah, lingkungan kerja dan teman-teman di industri pasar modal membuatnya tertarik untuk menjajal instrumen investasi saham.
Ketertarikan Bonny pada saham juga berasal dari keingintahuan pada instrumen investasi tersebut. Selain itu, dia memiliki prinsip, "bagaimana mau menyakinkan investor kalau kita sendiri tidak berinvestasi pada produk yang kita tawarkan," ujarnya.
Kala itu, Bonny mengaku dirinya tergolong investor jangka pendek. "Yang melakukan momentum trading dan berinvestasi di single stock," ungkap ayah tiga orang anak ini.
Tertarik reksadana
Setelah hampir sembilan tahun mencicipi asam garam investasi di saham, Bonny mulai melirik instrumen lain. Sama seperti sebelumnya, ketertarikan Bonny pada instrumen investasi lainnya terjadi setelah pindah kerja ke perusahaan lain.
Ya, di 2003, Bonny mulai bekerja di Schroder Investment Management Indonesia. Nah, saat itulah ia baru mendapatkan wawasan tentang investasi jangka panjang. Tak hanya itu, dia pun mulai mengenal pentingnya diversifikasi portofolio. Pilihannya tentu saja masuk ke reksadana milik Schroder.
Selama berinvestasi, Bonny merasakan pasang surut. Bahkan, kerugian dan keuntungan dirasakannya hampir bersamaan.
Namun, yang paling membekas adalah kejadian di 2008. Ketika itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok hingga 50%. "Investasi saya di Reksadana Schroder Dana Prestasi Plus (SDPP) juga turun sampai 40%," kata Bonny.
Cuma, tak seperti kebanyakan investor yang memilih untuk cut lost alias menarik semua dana investasinya, Bonny malah tetap mendiamkan investasinya tersebut. Tak disangka, pada 2009 IHSG malah rebound di atas 80%. "Akhirnya, investasi saya di Reksadana SDPP malah naik di atas 100%, mengikuti pergerakan IHSG," ungkapnya dengan senang.
Kejadian tersebut sangat membekas di pikiran Bonny. Apalagi, ketika memilih produk reksadana tersebut, ia belum sepenuhnya bekerja di Schroder.
Menurutnya, investasi selalu berkaitan dengan risiko. Karena itu, ia memiliki prinsip: untuk meminimalisir risiko, cara satu-satunya adalah dengan investasi jangka panjang dan berkala. Selain itu, tidak mudah terpengaruh dengan fluktuasi pasar dalam jangka pendek.
Meski berkecimpung di dunia investasi selama 27 tahun, Bonny masih merasa belum memiliki cukup ilmu. Itu membuatnya tetap belajar guna mengamati perilaku pasar setiap hari. Mulai dari mengenali profil risiko (risk profile) dan tujuan investasi masing-masing. "Sebaiknya, investasi dilakukan sejak usia muda, sisihkan penghasilan lebih dulu untuk investasi dalam jumlah kecil namun bertahap," imbuhnya.
KABAR BAIK!!!
BalasHapusNama saya Aris Mia, saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman sangat berhati-hati, karena ada penipuan di mana-mana, mereka akan mengirim dokumen perjanjian palsu untuk Anda dan mereka akan mengatakan tidak ada pembayaran dimuka, tetapi mereka adalah orang-orang iseng, karena mereka kemudian akan meminta untuk pembayaran biaya lisensi dan biaya transfer, sehingga hati-hati dari mereka penipuan Perusahaan Pinjaman.
Beberapa bulan yang lalu saya tegang finansial dan putus asa, saya telah tertipu oleh beberapa pemberi pinjaman online. Saya hampir kehilangan harapan sampai Tuhan digunakan teman saya yang merujuk saya ke pemberi pinjaman sangat handal disebut Ibu Cynthia, yang meminjamkan pinjaman tanpa jaminan dari Rp800,000,000 (800 juta) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau stres dan tingkat bunga hanya 2%.
Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah yang saya diterapkan, telah dikirim langsung ke rekening bank saya tanpa penundaan.
Karena saya berjanji bahwa saya akan membagikan kabar baik, sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman apapun, silahkan menghubungi dia melalui email nyata: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com dan oleh kasih karunia Allah ia tidak akan pernah mengecewakan Anda dalam mendapatkan pinjaman jika Anda menuruti perintahnya.
Anda juga dapat menghubungi saya di email saya: ladymia383@gmail.com dan Sety yang memperkenalkan dan bercerita tentang Ibu Cynthia, dia juga mendapat pinjaman baru dari Ibu Cynthia, Anda juga dapat menghubungi dia melalui email-nya: arissetymin@gmail.com sekarang, semua akan saya lakukan adalah mencoba untuk memenuhi pembayaran pinjaman saya bahwa saya kirim langsung ke rekening mereka bulanan.
Sebuah kata yang cukup untuk bijaksana.