google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Saham SMRA | 31 Agustus 2017 Langsung ke konten utama

Analisa Saham SMRA | 31 Agustus 2017

Industri properti yang masih lesu membuat pencapaian pendapatan pra penjualan PT Summarecon Agung (SMRA) terus menurun. Namun, analis memperkirakan kinerja akan mulai membaik tahun depan.

Per Juli 2017, marketing sales SMRA tercatat Rp 1,54 triliun. Jika dibandingkan dengan periode yang sama di 2016, terjadi penurunan sebanyak 20,22%. Analis Samuel Sekuritas Akhmad Nurcahyadi, dalam risetnya per 28 Agustus, menyebut, penurunan pendapatan pra penjualan perusahaan ini sudah terjadi sejak 2016 lalu. Bahkan pada Juli 2016, marketing sales perusahaan juga anjlok 26,58% ketimbang Juli 2015.

Rendahnya pendapatan pra penjualan membuat perusahaan ini memangkas target marketing sales dari Rp 4,5 triliun menjadi Rp 3,8 triliun.

Analis Kresna Sekuritas Filbert Anson mengatakan, kinerja pra penjualan SMRA kurang bergeliat lantaran sejak awal tahun pasar properti lemah. Peluang perbaikan bisa terjadi mengingat pada semester dua ini SMRA rajin meluncurkan produk baru.

Selain pencapaian pra penjualan yang memburuk, kinerja SMRA pun belum menunjukkan perbaikan yang signifikan. Filbert mencatat, meski pendapatan tumbuh, SMRA malah mencatat penurunan margin laba.

Tercatat pendapatan SMRA terkerek 14,5% secara yoy di periode kuartal II 2017. Namun, emiten properti ini mencatat margin laba kotor terkikis sekitar 0,3% . Bahkan pada periode AprilJuni 2017, SMRA catatkan rugi bersih sebesar Rp 26 miliar.

Margin SMRA berkurang lantaran porsi pendapatan dari penjualan apartemen membesar. Padahal, marginnya lebih mini ketimbang penjualan rumah tapak. Selain itu, gross margin dari setiap produk juga menurun. "Apalagi saat ini pengembang tidak bisa menaikkan harga jual properti karena pasar sedang lesu," imbuh Filbert.

Potensi semester II

Untuk tahun depan, Filbert optimistis kinerja SMRA lebih positif. Katalis positif datang dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih di kisaran 5%, serta penurunan suku bunga Bank Indonesia yang turut memangkas bunga kredit pemilikan rumah (KPR).

Tambah lagi, SMRA memiliki landbank besar di Makassar seluas 340 hektare (ha) dan di Bogor seluas 404 ha yang belum dikembangkan.

Perusahaan juga perlu memperhatikan beberapa hal agar katalis negatif tidak menekan kinerja. Seperti mulai mengurangi ekspansi melalui akuisisi tanah.

Kinerja kuartal II 2017 yang memburuk ternyata membuat harga saham SMRA terus turun. Hal ini juga mencerminkan ekspektasi investor yang sangat rendah.

Karena itu Filbert menilai valuasi SMRA masih menarik di harga saat ini. Kemarin (30/8), saham SMRA ditutup di harga Rp 1.055 per saham.

Hingga akhir tahun, Filbert memprediksi pendapatan SMRA bisa mencapai Rp 5,89 triliun. Sementara laba bersih bisa mencapai Rp 398 miliar.

Sementara, Analis Bahana Sekuritas Renaldy Effendy menargetkan pendapatan perusahaan properti ini di akhir tahun bisa mencapai Rp 5,51 triliun, dengan keuntungan bersih Rp 311 miliar.

Karena itu, Renaldy masih merekomendasikan buy saham SMRA dengan target harga Rp 1.570 per saham. Filbert juga memberi rekomendasi beli untuk saham SMRA dengan target harga Rp 1.500 per saham. Sementara Akhmad merekomendasikan hold SMRA di harga Rp 1.110 per saham.

KONTAN

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Apa itu Saham ? Pengertian, Contoh, Jenis, Keuntungan, Resiko

Apa itu Saham? Saham adalah jenis surat berharga yang menandakan kepemilikan secara proporsional dalam sebuah perusahaan penerbitnya. Saham kadang disebut ekuitas. Saham memberikan hak kepada pemegang saham atas proporsi aset dan pendapatan perusahaan.  Saham pada umumnya  dijual dan dibeli di bursa saham . Akan tetapi saham juga dijual secara pribadi. Transaksi saham harus sesuai dengan peraturan pemerintah yang dimaksudkan untuk melindungi investor dari praktik penipuan.  Secara historis, investasi saham telah mengungguli sebagian besar investasi lainnya dalam jangka panjang. Investasi saham dapat dilakukan melalui broker saham online atau sekuritas saham yang terdaftar di lembaga yang mengaturnya di sebuah negara.  Sebuah perusahaan terbuka menerbitkan / menjual saham dalam rangka mengumpulkan dana untuk menjalankan bisnisnya. Pemegang saham, ibaratnya telah membeli secuil perusahaan dan memiliki hak atas sebagian aset dan pendapatannya. Dengan kata lain, pemegan

Cara Membaca Grafik Saham di Bursa Efek

grafik candlestick saham Pergerakan harga instrumen finansial baik saham maupun forex biasanya digambarkan dalam bentuk grafik. Grafik ini memudahkan trader untuk mengetahui pola-pola pergerakan harga yang terjadi sebelumnya. Ada beberapa jenis grafik yang biasa dipakai di pasar finansial yaitu: Line Chart/Grafik Garis Bar Chart/Grafik Batang Candlestick Chart/Grafik Lilin Grafik  Line Chart  hanya memuat data harga dipenutupan perdagangan yang digambarkan dalam bentuk garis saja. Sementara  Bar Chart  dan  Candlestick Chart  hampir sama dikarenakan memuat data harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan terendah. Hanya saja grafik candlestick lebih mudah dibaca dibandingkan grafik bar. Di samping itu keunggulan lain dari candlestick chart adalah mampu menampilkan psikologi pasar dengan tampilan yang lebih mudah dibaca. Berikut tampilan masing-masing chart menggunakan contoh Indeks S&P500: Line Chart Bar Chart Candlestick Chart Saya priba

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d