google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Saham Sektoral Semester II | 2 Agustus 2017 Langsung ke konten utama

Analisa Saham Sektoral Semester II | 2 Agustus 2017

JAKARTA. Musim rilis kinerja keuangan emiten akan segera berakhir. Bagaiman prospek kinerja emiten di semester II? 

Emiten sektor konstruksi diproyeksikan masih akan memperlihatkan pertumbuhan baik di semester II 2017. Sektor komoditas disebut akan menyusul.

Meski demikian, masih ada sentimen dari luar negeri yang patut diwaspadai. Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee melihat, sektor saham konstruksi berpotensi menorehkan kinerja baik di semester II 2017.

Khususnya untuk perusahaan-perusahaan konstruksi pelat merah. Pasalnya, sentimen-sentimen negatif dari dalam negeri cenderung mereda.

"Di semester I ada perlambatan daya beli, iklim politik juga tidak baik. Semester II iklim politik jauh lebih tenang," jelas Hans.

Masih dilihat dari lingkup emiten BUMN, perbankan juga ia prediksikan mencatat kinerja baik. Hal ini didorong pencadangan yang terus turun.

"Tahun lalu perbankan memang kurang bagus. Tapi semester II harga saham korporasi cenderung bagus jadi perbankan sepertinya bisa lebih baik," tutur Hans.

Dilihat dalam lingkup yang lebih luas, baik emiten BUMN maupun swasta di sektor komoditas juga menunjukkan potensi membaik. Meski belum membaik secara permanen, emiten kelapa sawit (CPO) dan batubara menurut Hans masih cukup bagus untuk trading.

Tak lupa Hans mengingatkan beberapa sentimen yang mungkin muncul di semester II. Kebanyakan sentiment akan datang dari luar negeri, seperti suku bunga The Fed, hilangnya momentum Trump mendorong ekonomi Amerika Serikat (AS) akibat masalah dengan Rusia, serta panasnya semenanjung Korea.

"Dari dalam negeri cukup bagus. Hanya saja rencana pemerintah menurunkan defisit. Jangan sampai ada pemotongan anggaran," jelas Hans.

KONTAN

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d...