JAKARTA. Pertumbuhan penjualan di gerai yang sama atawa same store sales growth (SSSG) PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) selama Juli lalu tertekan. Alhasil, dalam tujuh bulan pertama tahun ini, SSSG emiten ritel itu turun 3% year on year (yoy). Padahal, di semester satu tumbuh 8% yoy.
Karena itulah, LPPF menurunkan target SSSG tahun ini menjadi flat, bahkan bisa negatif. Sebelumnya, peritel itu menargetkan SSSG pada 2017 bisa tumbuh 3%6%.
Richard Gibson, CEO dan Presiden Direktur LPPF sebelumnya mengatakan, pelemahan konsumsi domestik yang terjadi di Indonesia belakangan memang jadi tantangan bagi perusahaannya.
Tapi, analis menilai, pertumbuhan SSSG yang melemah di Juli sebetulnya masih wajar. Sebab, siklus penjualan umumnya memang meningkat sebelum Lebaran.
Meski SSSG turun, laba bersih LPPF pada kuartal II 2017 masih tumbuh cukup tinggi. Pendapatan bersihnya hingga akhir Juni lalu mencapai Rp 5,7 triliun, naik 10,77% dibandingkan dengan periode yang sama di 2016. Sementara laba bersih LPPF naik 15,64% menjadi Rp 1,33 triliun.
Laura Taslim, Analis Mandiri Sekuritas, dalam riset tertanggal 1 Agustus, menyebutkan, tingkat permintaan industri pakaian menengah ke bawah cenderung melemah. Makanya, SSSG LPPF tahun ini bakal negatif 0,5%. Namun untuk jangka panjang, SSSG LPPF bisa tumbuh 4%.
Sedang, Macquarie Securities memperkirakan, daya beli masyarakat akan membaik seiring kenaikan belanja pemerintah. Sehingga, SSSG LPPF di semester II 2017 justru akan tumbuh lebih baik. Apalagi, margin labanya pada kuartal II mencapai rekor tertinggi, sebesar 20,1%.
Tapi, lantaran proyeksi SSSG yang turun ini, Laura memangkas target laba bersih LPPF sebesar 1%4%. Sehingga, target harga berdasarkan arus kas terdiskon (discounted cash flow/DCF) susut menjadi Rp 13.000 dari sebelumnya Rp 15.200. Harga ini mencerminkan valuasi harga saham berbanding laba (PER) tahun 2017 sebesar 18,3 kali. "Kami juga menurunkan rekomendasi kami jadi neutral dari buy karena katalis yang terbatas," ujar Laura.
Komentar
Posting Komentar