JAKARTA. Daya beli pada sektor industri konsumer dan ritel mengalami penurunan. Kendati demikian, penjualan PT Gudang Garam Tbk justru mencatatkan kenaikan.
Stella Amelinda Analis Kresna Sekuritas mengatakan, pada semester I 2017, penjualan GGRM pada sigaret kretek tangan (SKT) naik 9%. Sedangkan sigaret kretek mesin (SKM) kenaikannya lebih tinggi mencapai 11,74%.
Pencapaian tersebut secara otomatis mengerek pendapatan emiten yang memiliki kode saham GGRM ini. Asal tahu saja, pada enam bulan pertama tahun ini, pendapatan GGRM meningkat 8,88% menjadi Rp 40,2 triliun dari sebelumnya Rp 36,9 triliun year-on-year (YoY). Sementara, laba bersih mengalami kenaikan 8,9% menjadi Rp 3,12 triliun dari sebelumnya Rp 2,8 triliun.
Menurut Stella, kelebihan GGRM terletak pada harga produk yang lebih terjangkau. Selain itu, GGRM memiliki banyak varian produk baik di SKM high tar, mid tar maupun low tar.
"Kenaikan harga jual dengan small incrementseiring berjalan waktu juga mendukung kenaiakan revenue GGRM," kata Stella, Rabu (2/8) kepada Kontan.
Tercatat pada kuartal II 2017, laba GGRM sebesar Rp 1,23 triliun naik 5% yoy dari Rp 1,17 triliun. "Pengeluaran untuk iklan yang difokuskan konsisten mempromosikan produk-produk baru maupaun lama yang laku di pasar menurut saya membantu kinerja GGRM," kata Setlla.
Kinerja GGRM itu sesuai ekspektasi Stella. Pasalnya, kinerja industri rokok biasanya memang melemah di kuartal II 2017 imbas dari musim Lebaran. Biasanya, industri rokok akan kembali mencatatkan pendapatan tinggi pada kuartal IV 2017.
"Namun, secara keseluruhan sepanjang semester I 2017, GGRM masih positif karena bisa menjaga net margin di 7,75 dan dapat mencetak net income growth sebesar 8,9%," jelasnya.
Di sisi lain, value added tax (VAT) dan pajak rokok pada semester I 2017 naik sekitar 15,53% yoy. Kondisi ini membuat production cost GGRM naik sekitar 10% menajdi Rp 31,8 triliun. Pada periode yang sama, tax consisted of 76% of company cost of goods sold (COGS), naik 3,6% dari semester I tahun lalu.
Dengan latar belakang itu, Stella merekomendasikan buy di target harga Rp 76.100 untuk saham GGRM.
Kendati demikian, dia mengingatkan, industri rokok sangat rentan dengan masalah kenaikan cukai dan peraturan pemerintah. "Untuk sekarang kita belum tahu apa kebijakan pemerintah dan berapa banyak kenaikan cukai ke depannya. Tapi dengan kondisi harga jual produk GGRM yang sekarang saya rasa GGRM masih bisa mempertahankan market share-nya dan lebih fleksibel untuk menyesuaikan harga jual dengan kenaikan cukai ke depan," terang Stella.
KONTAN
Komentar
Posting Komentar