Tercatat, pada semester I-2017, BBRI telah menyalurkan kredit sebesar Rp 687,9 triliun atau tumbuh 11,8% dari periode yang sama tahun sebelumnya di posisi Rp 615,5 triliun. Adapun, posisi NPL gross pada semester pertama 2017 sebesar 2,23% atau naik 7 basis points (bps) dari posisi kuartal I-2017 sekitar 2,16%.
"Hal ini menyebabkan rasio pencadangan terhadap NPL meningkat secara signifikan menjadi 196,4% dari periode yang sama tahun sebelumnya di posisi 150,8%, papar Bima.
Kinerja emiten pada semester pertama terbilang positif dengan perolehan laba bersih sebesar Rp 13,4 triliun atau tumbuh 10,4% (YoY). Bima bilang, pertumbuhan laba bersih tersebut didorong sejumlah faktor, di antaranya pertumbuhan kredit dan pendapatan dari transaksi fee perbankan yang meningkat 19% (YoY).
Portofolio penyaluran kredit bank pelat merah ini, lanjut Bima, didominasi ke segmen UMKM, baik melalui kredit usaha rakyat (KUR) maupun kredit komersial dengan porsi 58,1% dari total kredit atau senilai Rp 383 triliun.
Menurut Bima, BBRI masih berpeluang menekan laju NPL dengan melakukan bersih-bersih kredit bermasalah. Sehingga, secara keseluruhan dia menargetkan NPL emiten bisa bertengger di posisi 2,3% sampai akhir tahun ini.
Bima merekomendasikan hold saham BBRI dengan target Rp 15.600 per saham. Hitungan Bima, harga saham tersebut mencerminkan PBV sepanjang 2017 sebesar 2,2x.
ref. kontan.co.id
Komentar
Posting Komentar