google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Saham BBCA , BBNI, BNLI dan BBRI | 27 Agustus 2017 Langsung ke konten utama

Analisa Saham BBCA , BBNI, BNLI dan BBRI | 27 Agustus 2017

Penurunan suku bunga Bank Indonesia memberikan angin segar pada saham-saham sektoral bank. Berikut beberapa saham pilihan analis untuk sektoral bank.

1. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)

Pada paruh pertama 2017, BBCA mencatat pendapatan meningkat 5,91% jadi Rp 26,26 triliun dari periode sebelumnya Rp 24,79 triliun. Laba bersih tercatat naik 10,01% menjadi Rp 10,53 triliun.

Kepala Riset Mirae Aset Sekuritas Indonesia Taye Shim menilai, BBCA sebagai salah satu bank dengan tingkat deposito besar,  memiliki potensi sebagai salah satu kunci penggerak sektoral perbankan.

"BBCA adalah salah satu saham top picks kami," ujarnya.

Taye menyarankan beli dengan target harga di Rp 20.300

2. PT Bank Permata Tbk (BNLI)

Pendapatan pada semester I-2017 merosot Rp 5,83 triliun dibanding kinerja sebelumnya yang mencatat di Rp 7,43 triliun. Pasalnya, emiten ini sempat mengalami kenaikan kredit macet.

Andy Ferdinand Head of Equity Research Samuel Sekuritas mengatakan, manajemen BNLI telah merestrukturasi utang dan berhasil menekan NPL yang sempat melambung ke 8,8% akhir tahun 2017. "Saat ini NPL tersebut sudah turun di bawah 5%," jelasnya.

Ditambah lagi rencana merger dengan Standard Chartered Indonesia telah mencuri perhatian dan kinerjanya diproyeksikan dapat terus moncer. Andy melihat BNLI akan kembali fokus menggarap franchise untuk grup Astra selaku bagian dari bisnis jasa keuangan ASII.

Andy menyarankan aksi beli BNLI dengan target harga Rp 890.

3. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)

Selama semester I- 2017, laba bank ini tumbuh 46,68% menjadi Rp 6,41 triliun. Pertumbuhan kredit sebesar 15,4% mencapai Rp 412,18 triliun.

NPL bank ini terlihat membaik setelah turun 20 bps menjadi 2,8% pada akhir Juni 2017. Sehingga biaya kredit turun menjadi 1,8% dan memberikan biaya pencadangan yang berpotensi terus membaik.

Alfred Nainggolan Kepala Riset Koneksi Kapital merekomendasikan beli saham BBNI dengan target harga di Rp 8.340.

4. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI)

Laba bersih BBRI naik 10,2% year on yearmenjadi Rp 13,42. NPL pada semester I-2017 tercatat di 2,33%, membaik dari tahun sebelumnya di level 2,31%.

Penyaluran pinjaman juga melonjak 11,8% dibanding tahun lalu menjadi Rp 668,0 triliun yang disokong dari kredit mikro, komersial kecil dan segmen konsumer.

Ke depan, Budi Rustanto Analis Valbury Sekuritas Indonesia mengantisipasi, kredit usaha rakyat (KUR) berpotensi terus bertumbuh. Ia merekomendasikan beli saham BBCA dengan target harga Rp 16.500

KONTAN

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d...

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) Catat Pendapatan Rp35,64 Miliar Hingga September 2022

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) mencatat pendapatan Rp35,64 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari pendapatan Rp32,97 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Laporan keuangan perseroan Rabu menyebutkan, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp13,29 miliar dari Rp11,91 miliar dan laba kotor naik menjadi Rp22,34 miliar dari laba kotor Rp21,06 miliar tahun sebelumnya. Beban usaha naik menjadi Rp7,58 miliar dari Rp6,90 miliar membuat laba operasi naik tipis menjadi Rp14,76 miliar dari laba operasi Rp14,16 miliar tahun sebelumnya. Laba sebelum pajak menjadi Rp13,93 miliar naik dari laba sebelum pajak Rp13,17 miliar dan laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai Rp13,14 miliar naik dari laba bersih Rp12,24 miliar tahun sebelumnya. Jumlah liabilitas mencapai Rp41,41 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari jumlah liabilitas Rp34,44 miliar hingga periode 31 Desember 2021 dan jumlah aset mencapai Rp394,69 miliar hingga periode 30 Se...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...