google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Pembukaan Pasar Saham Indonesia | 2 Agustus 2017 Langsung ke konten utama

Analisa Pembukaan Pasar Saham Indonesia | 2 Agustus 2017

Market comment by Taye Shim (taye.shim@miraeasset.com)
IHSG jatuh 0,6% karena investor mencerna data CPI bulan Juli. Data penting adalah bahwa core inflation (yang tidak termasuk government-controlled dan volatile food prices) berada pada 3.05% - yang merupakan terendah dalam beberapa tahun. Konsumen sangat terpukul karena tantangan kenaikan P terus berlanjut. Kami pikir ada peralihan dari consumer ke utilitas, dalam hal memainkan tema pertumbuhan konsumsi jangka panjang Indonesia. Kebijakan moneter BI yang longgar kemungkinan akan berlanjut (setidaknya untuk saat ini) dan pasar cenderung menikmati liquid market ini.

Market Indicator
JCI: 5,805.21 (-0.61%)
EIDO: 26.82 (-0.19%)
DJIA: 21,963.92 (+0.33%)
FTSE100: 7,423.66 (+0.70%)
USD/IDR: 13,324 (-0.01%)
10yr GB yield: 6.93% (-2bps)
Oil Price: 49.16 (-2.01%)
Foreign net purchase: -IDR71.7bn
Foreign net purchase on single stocks (HOTS screen #0141)
TOP BUY: TLKM, BBRI, UNTR, BBCA, BBNI
TOP SELL: ASII, LPPF, GGRM, ICBP, HMSP

Most actively traded stocks (HOTS screen #0102)
ASII, TLKM, BBCA, BBRI, LPPF

Technical Insight by Tasrul (tasrul@miraeasset.co.id)

*IHSG: Daily, 5,805.21 (-0.6%), limited upside , trading range hari ini 5,785 – 5,819. IHSG hari ini diperkirakan hari ini masih cenderung konsolidasi. Hal ini mengingat indikator MFI optimized, W%R optimized dan RSI optimized masih bergerak turun. Sementara itu pada pergerakkan weekly, indikator MFI Optimized masih cenderung naik namun terbatas, sementara itu indikator W%R optimized relatif flat.
*GGRM: Weekly, 72,725(+2.4%), buy on weakness, trading range 71,850 – 76,825. Indikator MFI optimized dan indikator W%R optimized,indikator RSI optimized akan menguji support trend line. Pada pergerakkan weekly terlihat harga dalam minggu ini telah terkoreksi sekitar -9.4%, koreksi  normal di level +2.11%. Sementara itu pada pergerakkan daily  harga masih terkoreksi sekitar -5.0% normalnya hanya sekitar -1.03%. Dengan demikian potensi koreksi sudah terbatas.
*BBRI: Weekly, 14,800 (+2.1%), trading buy, trading range 14,450 – 15,150. Indikator MFI optimized  dan indikator RSI optimized masih cenderung naik. Jika dilihat lebih lanjut kenaikkan normal pada pergerakkan daily sekitar +0.82%, saat ini di level +0.2 %. Sementara itu pada pergerakkan weekly kenaikkan normal sekitar +2.74 %, saat ini sekitar +2.1 %. Dengan demikian potensi kenaikkan masih terlihat.
*KBLI: Weekly, 4,80 (+3.9%), buy on weakness, trading range 460 - 518. Indikator MFI optimized, indikator W%R dan indikator RSI optimized saat ini masih cenderung naik . Jika dilihat lebih lanjut koreksi normal pada pergerakkan daily sekitar -2.3%, saat ini di level -0.8 %.Sementara itu pada pergerakkan weekly kenaikkan normal sekitar +8.06 %, saat ini baru +3.9 %.Dengan demikan harga akan cenderung naik.

Mirae Asset Sekuritas Indonesia Equity Movers
Investment Information Team (utfi.humaya@miraeasset.co.id)

*Indeks manufaktur ISM turun ke 56,3% pada Juli dari 57,8%
*PMI manufaktur final IHS Markit 53,3 pada Juli vs 52
*Indeks inflasi PCE flat pada bulan Juni, inti naik 0,1%
*Belanja konsumen AS naik 0,1% pada Juni

*ADRO +4,2%. Adaro Energy memimpin penguatan pada saham-saham tambang seiring dengan melonjaknya harga batubara di Newcastle hingga 6,9%. 
*ALKA +26,2%. Pada 1H17, laba bersih Alakasa Industrindo melonjak tajam menjadi Rp17,94 miliar dari Rp66 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya. Penjualan +14,2% yoy.
*TOPS +9,3%. Totalindo Eka Persada membukukan kontrak baru Rp440 miliar dari Agung Sedayu Group.
*LPPF -9,6%. Saham Matahari terkoreksi setelah Broker CS mendowngrade outlook full year untuk SSSG menjadi flat dari sebelumnya 5%. 
*GGRM -5%. Broker FG menurunkan peringkat Gudang Garam dari ‘buy’ menjadi ‘neutral’.
*MNCN -5,2%. Media Nusantara Citra mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 22,6% yoy pada 1H17.

Daily write up
INTP’s 2Q17 review: Gloomy performance by Mimi Halimin (mimi.halimin@miraeasset.co.id)
- Selama 2Q17, INTP membukukan revenue IDR3.2tr (-16.9% YoY; -6.2% QoQ).
- Menurut kami, overall kinerja INTP masih suram, dengan penurunan laba bersih 2Q17 (-72,1% YoY; -16,5% QoQ).
- Kami mempertahankan rekomendasi Sell kami di INTP dengan TP di IDR13,000.

Flash focus
MNCN’s 2Q17 earnings flash review by Christine Natasya (natasya@miraeasset.co.id)
- For 2Q17, Media Nusantara Citra (MNCN) posted a net profit of IDR356bn (-15% QoQ; -32% YoY). Cumulatively, MNCN saw a IDR775bn net profit in 1H17, achieving 44% and 43% of our and consensus’ full-year estimates, respectively.
- Both on a yearly and quarterly basis, its bottom line dropped, mainly due to much smaller forex gains
booked in 2Q17 (IDR1.5bn) vs. 1Q17 (IDR31.3bn) and 2Q16 (IDR28.7bn). Going forward, we expect MNCN’s
volatility from forex gains and losses to be minimized given that the company is expected to pay its c.USD50-
USD150mn debt in the third quarter and plan to refinance and exchange some of its dollar-denominated debt
into rupiah (<USD100mn) in 2018F.
- On the top line side, MNCN saw an increase of 25% QoQ in 2Q17, which we believe was mainly due to Ramadan celebration. However, on a yearly basis, the company booked muted growth (-0.7% YoY) despite having been able to retain its dominance in audience shares. MNCN will hold a conference call on August 4 to discuss about the 2Q17 results. We currently maintain Hold recommendation on the stock.
(See: https://goo.gl/PChLoN)

Earnings review
Matahari Department Store (LPPF) - 2Q17 review: Conservative guidance for the rest of 2017 by Christine Natasya (natasya@miraeasset.co.id)   
(August 1, 2017)
- For 2Q17, LPPF  posted a net profit of IDR1,093.9bn (+348% QoQ; +19.8% YoY), or cumulatively IDR1.34tr for 1H17, achieving 61% of our estimate. We judge the bottom line figure to be in line with our forecast albeit being 4%p higher than the 2Q16 achievement, which was attributable to the shift of the whole Eid al-Fitr holiday to 2Q this year
- Up to July 2017, the management predicted -3% SSSG for LPPF, and for the full-year, it only expected flat to slightly negative single-digit SSSG given Indonesia’s seemingly weak economic outlook.
- In 2Q17, LPPF’s marketing expenses jumped more than double (+203% QoQ; +143% YoY), which we ascribe to the costs of aggressive promotional activities for both its online and offline sales during Eid.
- Going forward, although LPPF sees the growing e-commerce as more of an opportunity rather than a threat, we are more likely to have a neutral stance for the company
- We maintain Hold on LPPF with a target price of IDR12,800, which implies a 2017F P/E of 17x. Currently, LPPF is trading at 16.8x 2017F P/E.
(See: https://goo.gl/QnFcFz)

<Market Headlines>

Multipolar membayar obligasi sebesar USD230 juta (Investor Daily)
PT Multipolar Tbk (MLPL) telah membayar obligasi senior sebesar USD230 juta. Hutang senior ini dikeluarkan oleh Pasific Emerald Pte Ltd (anak perusahaan MLPL).

Toba Bara yang menargetkan financial closure akan dilakukan pada awal 2018 untuk proyek pembangkit listrik termal Sulut-3 (Investor Daily)
PT Toba Bara Sejahtera Tbk (TOBA) menargetkan financial closure akan dilakukan pada awal 2018 untuk proyek pembangkit listrik tenaga uap Sulut-3 yang berada di Sulawesi Utara.

Emiten konsumer tertahan daya beli (Kontan)
Rata-rata pendapatan dan laba bersih emiten consumer hanya naik tipis karena penurunan daya beli masyarakat.

Inflasi inti rendah, daya beli lemah (Kontan)
Sejumlah indikator makro semakin menunjukkan pelemahan daya beli.

Laju PDB diprediksi mentok 5.1% (Bisnis Indonesia)
Perekonomian Indonesia diprediksi hanya mampu melaju pada kecepatan 5.1% pada tahun ini menyusul masih lambatnya sektor riil dan belum menentunya harga komoditas di pasar global.

(Kompas)
Inflasi Juli 2017 Bisa Indikasikan Kelesuan

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d...

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) Catat Pendapatan Rp35,64 Miliar Hingga September 2022

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) mencatat pendapatan Rp35,64 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari pendapatan Rp32,97 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Laporan keuangan perseroan Rabu menyebutkan, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp13,29 miliar dari Rp11,91 miliar dan laba kotor naik menjadi Rp22,34 miliar dari laba kotor Rp21,06 miliar tahun sebelumnya. Beban usaha naik menjadi Rp7,58 miliar dari Rp6,90 miliar membuat laba operasi naik tipis menjadi Rp14,76 miliar dari laba operasi Rp14,16 miliar tahun sebelumnya. Laba sebelum pajak menjadi Rp13,93 miliar naik dari laba sebelum pajak Rp13,17 miliar dan laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai Rp13,14 miliar naik dari laba bersih Rp12,24 miliar tahun sebelumnya. Jumlah liabilitas mencapai Rp41,41 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari jumlah liabilitas Rp34,44 miliar hingga periode 31 Desember 2021 dan jumlah aset mencapai Rp394,69 miliar hingga periode 30 Se...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...