Harga minyak dunia masih berada dalam fase bearish, meski ditutup menguat hari ini.
Mengutip Bloomberg, Jumat (18/8), minyak mentah west texas intermediate (WTI) kontrak pengiriman September 2017 di Nymex naik 0,27% ke level US$ 47,22 per barel dibanding hari sebelumnya. Dalam sepekan, harga minyak juga melaju 3,27%.
Research & Analyst Monex Investindo Futures Faisyal menilai, sentimen positif harga minyak hari ini datang dari laporan cadangan minyak mentah AS yang turun. Namun, meski cadangan turun, produksi minyak AS yang masih tinggi menjadi salah satu katalis yang menjegal laju harga minyak.
"Secara keseluruhan, harga minyak masih tertekan," ujar Faisyal
Sebagai informasi, produksi minyak AS naik 79.000 barel menjadi 9,5 juta barel per hari pada pekan lalu. Ini adalah angka tertinggi sejak Juli 2015.
Kenaikan produksi ini akhirnya menimbulkan keraguan pasar akan usaha OPEC dan Rusia untuk mengurangi pasokan minyak global sebesar 1,8 juta barel. "Apalagi ditambah beberapa analis mengatakan kalau produksi di Arab Saudi juga masih cukup tinggi," imbuh Faisyal.
Faisyal menilai, hingga akhir tahun ini, harga minyak mentah masih berpotensi lanjut melemah ke level US$ 40 per barel. "Ini akan terus berlanjut jika OPEC tidak melakukan perubahan yang signifikan," proyeksinya.
Secara teknikal, harga minyak mentah WTI saat ini berada di bawah moving average (MA) 50, MA100, dan MA200. Sedang, indikator relative strength index (RSI) dan stochastic berada di level 6,39 dan 79,32. Moving average convergence divergence (MACD) berada di area minus 0,314.
Faisyal memprediksi, awal pekan depan, harga minyak bakal melemah di kisaran US$ 46,25-US$ 48,00 per barel. Sedangkan, sepekan, minyak cenderung melemah antara US$ 43,65-US$ 50 sebarel.
kontan.co.id
Komentar
Posting Komentar