JAKARTA. Rupiah kembali menyalip dollar Amerika Serikat (AS). Akhir pekan lalu nilai tukar rupiah di pasar spot menguat 0,15% ke Rp 13.313 per dollar AS. Tapi, meski masih naik, kurs tengah rupiah Bank Indonesia (BI) cuma terkerek tipis 0,02% menjadi Rp 13.323 per dollar AS.
Rupiah sukses menguat pada akhir pekan lalu berkat pernyataan Gubernur European Central Bank (ECB) Mario Dragi yang bernada hawkish. "Karena euro masih mendapat sentimen positif sehingga mencuri perhatian pasar dan berimbas baik bagi mata uang Asia, termasuk juga rupiah," kata Research & Analyst Asia Tradepoint Futures Andri Hardianto, Jumat (21/7).
Ekonom Bank Permata Josua Pardede menambahkan, tekanan pada dollar AS turut menambah tenaga rupiah. Kondisi politik di Negeri Paman Sam masih goyang lantaran belum adanya kesepakatan mengenai reformasi pajak yang dicetuskan Presiden Donald Trump. Hal ini membuat the greenback terpuruk.
Karena itu, Josua memperkirakan peluang rupiah menguat pekan ini cukup besar. Meski begitu, ada kemungkinan kurs mata uang Garuda ini tertekan data ekonomi AS yang akan dirilis pada hari ini, di antaranya indeks belanja produsen sektor manufaktur dan jasa, serta data pertumbuhan penjualan rumah.
Hari ini Josua memprediksi rupiah menguat dan bergerak pada kisaran Rp 13.290-Rp 13.375 per dollar AS. Sedang Andri menganalisa rupiah masih menguat dan bergerak di level Rp 13.300-Rp 13.330 per dollar AS.
Kontan
Komentar
Posting Komentar