google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Saham Indonesia Hari Ini Sore | Mirae Asset Sekuriras | 26 Juli 2017 Langsung ke konten utama

Analisa Saham Indonesia Hari Ini Sore | Mirae Asset Sekuriras | 26 Juli 2017


Setelah menguat dua hari berturut-turut sejak awal pekan ini, IHSG ditutup melemah13 poin (-0.22%) ke level 5,800.206 pada perdagangan hari ini. Sektor-sektor ditutup variatif dipimpin penguatan sektir finance  (+0.45%) dan pelemahan sektor consumer (-1.21%). Tercatat 151 saham menguat dan 182 saham melemah hari ini. Investor asing mencatatkan transaksi net sell sejumlah Rp115 miliar di seluruh Pasar hingga akhir perdagangan. Pada penutupan perdagangan, US Dollar menguat 9 poin (+0.07%) terhadap Rupiah, sehingga Rupiah melemah ke level Rp13,336 terhadap US Dollar.

Advance Stocks:

- WSBP: Harga saham menguat tiga hari berturut-turut dan ditutup naik Rp20 (+4.42%) ke level Rp472 hari ini. WSBP menyiapkan dana Rp 1 triliun untuk menggelar pembelian kembali (buyback) sebanyak-banyak 7% dari modal ditempatkan dan disetor penuh atau sebanyak-banyaknya 1,84 miliar saham. Buyback tersebut bertujuan untuk memaksimalkan nilai pemegang saham. Seluruh dana pembelian kembali ini akan berasal dari pembayaran piutang dari PT Waskita Karya Tbk (WSKT) selaku induk usaha.

- MEDC, ELSA: Harga saham MEDC ditutup menguat Rp140 (+5.40%) ke level Rp2.730 pada perdagangan hari ini, penguatan saham MEDC memimpin saham-saham energi yang juga menguat di tengah penguatan harga minyak mentah ke level tertingginya dalam 7 pekan dikarenakan data industri menunjukkan penurunan persediaan US. Harga saham ELSA juga ditutup menguat Rp4 (+1.45%) ke level Rp278 hari ini.

- NISP: NISP mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 24% YoY pada akhir semester I-2017, dibanding periode sama tahun 2016, menjadi Rp1,1 triliun. Kenaikan laba ini didorong oleh kenaikan pendapatan bunga bersih sebesar 11 persen, menjadi Rp2,9 triliun pada Juni 2017, dari Rp2,6 triliun pada Juni 2016. Menguat untuk hari keempat, harga saham NISP ditutup naik Rp85 (+4.77%) ke level Rp1.865 pada perdagangan hari ini.

- KICI: KICI meraih penjualan bersih sebesar Rp59,32 miliar hingga periode 30 Juni 2017 meningkat jika dibandingkan dengan penjualan bersih Rp48,76 miliar di periode sama tahun sebelumnya. Laba bersih tercatat mningkat menjadi Rp6,59 miliar dibanding sebelumnya Rp722,31 juta. Harga saham KICI ditutup ke level penutupan tertingginya sejak 16 Juni lalu dengan menguat Rp18 (+11.25%) ke level Rp178 pada perdagangan hari ini.

Decline Stocks:

- ENRG: ENRG meraih penjualan neto sebesar US$524,57 juta hingga periode 31 Desember 2016 turun dibandingkan penjualan neto US$624,18 juta di periode sama tahun sebelumnya. Rugi neto tercatat meningkatnya US$346,22 juta dari US$218,55 juta tahun sebelumnya. Harga saham ENRG ditutup melemah Rp100 (-25.00%) ke level Rp300, pasca reverse stock perseroan pada perdagangan hari ini.

- HDFA: Harga saham HDFA ditutup melemah Rp47 (-19.58%) ke level Rp193 hari ini. HDFA meraih pendapatan sebesar Rp409,09 miliar hingga periode yang berakhir 30 Juni 2017 naik tipis dari pendapatan Rp404,45 miliar. Meskipun demikian, laba bersih turun tajam menjadi Rp339,84 juta usai meraih laba bersih Rp20,43 miliar pada periode sama di tahun sebelumnya.

- ASBI: ASBI meraih laba tahun berjalan yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp2,09 miliar hingga 30 Juni 2017 turun tajam dari laba Rp10,14 miliar di periode sama tahun sebelumnya. Namun, pendapatan usaha bersih mengalami kenaikan menjadi Rp58,86 miliar dari sebelumnya Rp58,72 miliar. Harga saham ASBI ditutup menguat Rp24 (-6.21%) ke level Rp362 hari ini.

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d...

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) Catat Pendapatan Rp35,64 Miliar Hingga September 2022

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) mencatat pendapatan Rp35,64 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari pendapatan Rp32,97 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Laporan keuangan perseroan Rabu menyebutkan, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp13,29 miliar dari Rp11,91 miliar dan laba kotor naik menjadi Rp22,34 miliar dari laba kotor Rp21,06 miliar tahun sebelumnya. Beban usaha naik menjadi Rp7,58 miliar dari Rp6,90 miliar membuat laba operasi naik tipis menjadi Rp14,76 miliar dari laba operasi Rp14,16 miliar tahun sebelumnya. Laba sebelum pajak menjadi Rp13,93 miliar naik dari laba sebelum pajak Rp13,17 miliar dan laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai Rp13,14 miliar naik dari laba bersih Rp12,24 miliar tahun sebelumnya. Jumlah liabilitas mencapai Rp41,41 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari jumlah liabilitas Rp34,44 miliar hingga periode 31 Desember 2021 dan jumlah aset mencapai Rp394,69 miliar hingga periode 30 Se...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...