IHSG ditutup menguat 11 poin (+0.2%) ke level 5,813.535 pada perdagangan hari ini. Sektor-sektor ditutup variatif hari ini, dipimpin oleh penguatan sektor infrastructure (+0.99%) dan pelemahan sektor miscellaneous industry (-1.23%). Tercatat 141 saham menguat dan 196 saham melemah. Investor asing mencatatkan net sell sejumlah Rp1,65 triliun di seluruh Pasar hari ini. Hingga akhir perdagangan, US Dollar menguat 18 poin (+0.14%) terhadap Rupiah, sehingga Rupiah melemah ke level Rp13,327 terhadap US Dollar.
Advance Stocks:
- TMPO: Harga saham TMPO ditutup menguat Rp20 (+11.11%) ke level Rp200 hari ini. TMPO akan menggelar rights issue pada tahun ini sebanyak 333,33 juta saham pada harga penawaran Rp 300. Perseroan menargetkan menghimpun dana Rp 100 miliar dari hajatan ini yang nantinya akan digunakan untuk melunasi utang dan pengembangan anak usaha. Perseroan juga menargetkan tahun ini dapat mencatatkan laba bersih sebesar Rp 20 miliar dibandingkan rugi yang didapat tahun lalu sebesar Rp 13,56 miliar.
- INCO: Harga saham INCO melonjak Rp130 (+5.99%) ke level Rp2.300 pada penutupan perdagangan hari ini, di tengah prospek nikel yang diestimasi akan membaik. Nickel futures menguat 1.2% hari ini.
- BBTN: BBTN mencatatkan laba bersih pada paruh pertama tahun ini sebesar Rp1,27 triliun, naik 21,95% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sejumlah Rp1,04 triliun. Kenaikan laba BTN di paruh pertama tahun ini ditopang oleh kenaikan pendapatan bunga bersih perseroan, seiring naiknya penyaluran kredit dan penghimpunan simpanan. Harga saham BBTN ditutup menguat Rp50 (+2.04%) ke level Rp2.490 pada perdagangan hari ini.
- WSBP: WSBP telah membukukan kontrak baru sampai dengan Juni 2017 sebesar Rp5,6 triliun. Perseroan mengungkapkan jika sebagian besar kontrak baru ini didukung oleh proyek pengembangan bisnis, yakni jalan tol. Adapun kontrak baru yang akan dicapai sepanjang 2017 sebesar Rp12,36 triliun. Menguat untuk hari kedua, harga saham WSBP ditutup menguat Rp10 (+2.26%) ke level Rp452 hari ini.
Decline Stocks:
- JPFA: Harga saham JPFA ditutup melemah Rp120 (-9.09%) ke level Rp1,200 hari ini, merupakan pelemahan intraday terdalamnya sejak 24 Agustus 2015, di tengah kekhawatiran menurunnya harga jual rata-rata (ASP) day-old chicken untuk tahun ini. Sementara, culling program pemerintah membantu menopang harga day-old chicken tahun lalu. Pelemahan saham JPFA ini menyeret saham poultry lain seperti CPIN dan MAIN yang masing-masing ditutup melemah Rp210 (-6.46%) ke level Rp3.040 dan Rp45 (-4.30%) ke level Rp1.000.
- AISA: Harga saham AISA kembali melemah hari ini dengan ditutup turun Rp70 (-5.57%) ke level Rp1.185. Penjualan AISA pada semester pertama tahun ini tercatat turun 7% menjadi Rp3,374 triliun dibanding periode sama tahun lalu yang tercatat Rp3,636 triliun. Perseroan menargetkan penjualan sejumlah Rp7,25 triliun tahun ini. AISA menyelenggarakan public expose pada hari ini yang memaparkan bahwa anak usahanya, PT Indo Beras Unggul (IBU), tidak menjual beras bersubsidi. Juru Bicara PT IBU mengatakan, pihaknya menjual beras dengan membeli gabah dari petani, bukan dengan menjual beras subsidi dan mengemas menggunakan kemasan beras premium.
Komentar
Posting Komentar