JAKARTA. Investor disarankan beli saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM). Emiten rokok ini mencatat pertumbuhan pendapatan dan lama yang stabil.
GGRM menorehkan pendapatan Rp 40,25 triliun pada semester pertama tahun ini, tumbuh 9,023% dari periode yang sama tahun lalu yang tercatat Rp 36,92 triliun.
Laba GGRM pun naik sekitar 9%. Pada enam bulan pertama 2017 GGRM memperoleh laba sebesar Rp 3,13 triliun dari tahun lalu Rp 2,87 triliun.
Michael Wilson Setjoadi, analis Bahana Sekuritas mengatakan, kenaikan penjualan ini didorong oleh volume penjualannya yang lumayan bagus pada paruh pertama dibandingkan dengan kompetitornya. "Dibantu juga dengan belum naiknya harga rokok Gudang Garam," kata Michael pada KONTAN, Senin (31/7).
Kemungkinan GGRM baru akan menaikkan harga jual di semester kedua ini. Michael memperkirakan, kenaikan harga bisa sekitar 7%-8% untuk harga rokok. Tak cuma Gudang Garam yang akan menaikkan. Dengan tarif cukai yang ada, pasti kompetitor juga akan menaikkan harga.
Di kelas menengah ke bawah, GGRM juga harus bersaing dengan pemain baru. Seperti Camel Mild dari Jepang. Kemudian Bentoel juga baru merilis Lucky Strike Gold yang harganya menengah ke bawah. "Tantangannya, banyak kompetitor yang akan melaunching produk murah-murah," tambah Michael.
Diharapkan semester II kinerja GGRM akan membaik didukung denagan kemampuan daya beli yang bisa melonjak. Apalagi di akhir tahun ini kemungkinan tidak ada kenaikan harga bahan bakar dan itu bisa mendukung laju pertumbuhan GGRM.
Michael merekomendasikan beli saham ini dengan target harga Rp 81.000 per saham. Walaupun harganya sudah hampir mendekati target harga darinya. Pada Senin (31/7) pukul 15.35 WIB, harga saham GGRM berada di level Rp 76.125 per saham. Artinya potensi kenaikan harga hanya 6,4% dari target harga.
by KONTAN
Komentar
Posting Komentar