Market comment by Franky Rivan (franky@miraeasset.co.id)
Kami memperkirakan IHSG akan melanjutkan uptrendnya hari ini, menyusul testimoni dovish dari ketua Fed Janet Yellen yang menurut kami akan meningkatkan minat terhadap aset berisiko di pasar negara berkembang dalam waktu dekat. Yellen menyatakan bahwa Fed akan terus mengurangi balance sheetnya tahun ini, namun juga akan memperhatikan 'data inflasi. Yellen juga berkomentar tentang bagaimana hal ini terlalu dini untuk menentukan apakah ekonomi AS berada di jalur inflasi 2%. 10-year US treasury yield turun dari 2,35% menjadi 2,32% sementara indeks dolar melemah di 95,511 semalam - terendah sejak 30 Juni menyusul testimoni Yellen.
Market Indicator
JCI: 5,819.13 (+0.79%)
EIDO: 27.31 (+1.90%)
DJIA: 21,532.14 (+0.57%)
FTSE100: 7,416.93 (+1.19%)
USD/IDR: 13,370 (-0.15%)
10yr GB yield: 7.09% (-6bps)
Oil Price: 45.49 (+1.00%)
Foreign net purchase: -IDR7.8bn
Foreign net purchase on single stocks (HOTS screen #0141)
TOP BUY: BSDE, TLKM, UNVR, UNTR, CTRA
TOP SELL: ASII, BBCA, BBRI, PTPP, BBNI
Most actively traded stocks (HOTS screen #0102)
BBCA, ASII, BBRI, TLKM, BBNI
Technical Insight by Tasrul (tasrul@miraeasset.co.id)
*IHSG: Daily, 5,819.13, test resistance at 5,840, trading range hari ini 5,799 – 5,840. Diperkirakan hari ini masih cenderung menguat meskipun mulai terbatas untuk sementara. Hal ini mengingat indikator MFI optimized , indikator W%R optimized dan RSI optimized masih cenderung bergerak naik.
*HRUM: Weekly, 2,050, buy on weakness, trading range 1,980 – 2,180. Indikator MFI optimized , W%R optimized dan RSI Optimized cenderung naik lebih lanjut. Harga dalam minggi sudah naik sekitar +2.8 % Disisi lain normal kenaikkan rata-rata sekitar + 7.73%. Sementara itu pada pergerakkan daily harga sudah naik +2.0% sementara normal-nya hanya sekitar +1.79 %. Dengan demikian koreksi potensi kenaikkan masih terlihat sejauh harga masih mampu bertahan di sekitar rata-rata.
*BUMI: Weekly, 332, buy on weakness, trading range 310 – 366. Indikator MFI optimized dan indikator W%R optimized akan menguji support trendline dengan kecenderungan menguat.Jika dilihat lebih lanjut kenaikkan normal pada pergerakkan daily sekitar +3.53 %, saat ini di level +2.5 %. Sementara itu pada pergerakkan weekly kenaikkan normal sekitar +10.77 %, saat ini sekitar 0.0 %. Dengan demikian terlihat potensi koreksi masih terlihat namun mulai terbatas dengan kecenderungan menguat.
*ADRO: Weekly, 1,665, buy on weakness, trading range 1,580 – 1,725. Indikator MFI optimized, W%R optimized dan indikator RSI optimized saat ini masih cenderung naik. Jika dilihat lebih lanjut kenaikkan normal pada pergerakkan daily sekitar +1.71 %, saat ini di level +3.1 % namun cenderung tembus resistance. Sementara itu pada pergerakkan weekly normalnya sekitar +5.25 %, saat ini di +3.4 % Dengan masih terlihat potensi kenaikkan lebih lanjut.
Mirae Asset Sekuritas Indonesia Equity Movers
Investment Information Team (utfi.humaya@miraeasset.co.id)
*Persediaan minyak mentah AS turun 7,6 juta barel pekan lalu: EIA
*Tingkat pengangguran UK 4,5%, terendah sejak 1975
*Upah mingguan UK naik 1,8%, termasuk bonus vs. estimasi 1,7%
*MARK +49,6% pada debut perdananya di Bursa Efek Indonesia. Perseroan akan menggunakan sekitar 32,4% dana IPO untuk pembelian tanah dan bangunan untuk ekspansi produk.
*DOID +4,2%. Sektor mining mencatatkan kinerja terbaik pada perdagangan hari ini, naik 1,6%. Ekspor batubara Indonesia meningkat 40% menjadi 3,2 juta ton seiring dengan melonjaknya impor China dan Jepang.
*WTON +3,4%. Broker LG mengupgrade rekomendasi untuk saham Wika Beton menjadi ‘buy’.
*BNGA +0,8%. CIMB Niaga mengincar Rp1 triliun dari penerbitan obligasi bertenor 1, 3 dan 5 tahun.
*RALS -2,7%. Broker OD menurunkan peringkat Ramayana menjadi ‘hold’ dari ‘buy’ dikarenakan tidak adanya katalis pasca
Daily write up
Ramayana Lestari Sentosa (RALS) 2Q17 preview: Lowering expectations by Christine Natasya (natasya@miraeasset.co.id)
- Pendapatan kotor 1H17 tumbuh lebih tinggi dari tahun lalu, namun 5% lebih rendah dari ekspektasi awal RALS. Pada bulan Juni saja, pendapatan kotor RALS turun c.3.3% dari ekspektasi perusahaan.
- Dengan demikian, pencapaian pendapatan kumulatif tahun ini lebih rendah dari perkiraan karena 1)lemahnya 1Q karena banjir dan kurangnya libur hari raya dan 2) penjualan Lebaran tidak dapat menutupi lemahnya penjualan 1Q.
- Dengan tahun ajaran baru mulai bulan ini, pendapatan akumulasi YTD July seharusnya tercatat c.68% dari perkiraan FY, seperti tren historisnya. Untuk mengejar seasonality hingga Juli, berdasarkan perhitungan kami, pendapatan kotor RALS di bulan ini harus mencapai setidaknya ±IDR955bn. Namun, kami meragukan angka tersebut bisa tercapai bulan ini. Kami memotong asumsi pendapatan kotor kami untuk tahun 2017F dan memperoleh angka penjualan Juli baru sebesar IDR871bn (sekitar 40% lebih rendah dari penjualan Lebaran).
- Kami yakin penerima KJP akan mengumpulkan allowance yang didapat untuk membeli barang yang lebih mahal (misalnya, barang elektronik - bukan hanya pakaian). Kami menurunkan rekomendasi kami jadi Hold dan memperoleh target harga baru sebesar Rp1,040.
<Market Headlines>
Kredit BBNI tumbuh double digit dan laba bersih meningkat 46.7% (Bisnis Indonesia)
Penyaluran kredit berhasil menembus IDR412.18tr dan laba bersih 1H17 dicatat sebesar IDR6.41tr.
NISP bidik 180,000 nasabah (Bisnis Indonesia)
NISP menargetkan pemegang kartu kredit OCBC NISP dapat menembus 180,000 nasabah. Hingga Juni, jumlah pemegang kartu kreditnya sebesar 165,000.
Waskita Karya memenuhi 40% target kontrak baru (Kontan)
Hingga 30 Juni 2017, WSKT mendekap kontrak baru senilai IDR32tr. Pencapaian kontrak baru sepanjang semester I tahun ini, setara dengan 40% dari total target sepanjang tahun, yaitu IDR80tr.
Cargill genjot 20% produksi pakan ternak (Kontan)
Bila pada tahun 2016 Cargill mencatat produksi pakan ternak mencapai sekitar 500,000 ton, maka pada tahun 2017, perusahaan asal Amerika Serikat ini menargetkan produksinya naik 20% menjadi 600,000 ton.
BBNI mencatat NPL dibawah 2.8% (Investor Daily)
BBNI mencatat NPL gross menjadi 2,8% pada 1H17.
(Kompas)
Risiko Rendah Bisa Jadi Pilihan: Laba BNI Meningkat 46,7 Persen
Komentar
Posting Komentar