google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Berita Saham TOWR 7 Juni 2017 Langsung ke konten utama

Berita Saham TOWR 7 Juni 2017


RUPST SARANA MENARA NUSANTARA PUTUSKAN BAGI DIVIDEN Rp68,6 PER LEMBAR

IQPlus, (07/06) -  Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) memutuskan untuk membagikan dividen tunai sebesar Rp700 miliar dari laba bersih 2016 atau Rp68,6 per lembar saham.

"Salah satu persetujuan dari RUPS hari ini adalah membagikan dividen sebesar Rp700 miliar atau senilai Rp68,6 per saham," kata Wakil Presiden Direktur Sarana Menara Nusantara, Adam Gifari di Jakarta, Rabu.

Dia mengungkapkan, total dividen sebesar Rp700 miliar tersebut setara dengan 24 persen dari laba bersih 2016. "Jadi, dengan kapitalisasi pasar TOWR saat ini, maka dividen yield-nya sekitar 1,9 persen," ucap Adam.

Sementara itu, jelas dia, sebesar 76 persen dari laba bersih 2016 akan ditempatkan sebaga laba ditahan untuk memperkuat struktur permodalan. "Pada tahun ini kami mengalokasikan dana capex (belanja modal) sebesar Rp1,5 triliun yang akan dibiayai dari kas internal," ujarnya.

Lebih lanjut Adam mengungkapkan, pada Kuartal I-2017 perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp1,3 triliun atau meningkat 12,2 persen (yoy), sedangkan EBITDA meningkat 13,3 persen menjadi 1,13 triliun. "Laba bersih meningkat 25 persen menjadi Rp649,4 miliar," kata Adam.

Menurut Adam, hingga kuartal pertama tahun ini jumlah tower yang dimiliki dan dikelola oleh TOWR meningkat 19 persen (yoy) menjadi 14.587 unit. "Jumlah penyewa meningkat 14,9 persen menjadi 24.070 penyewa. Kami sedang mengerjakan order untuk 1.247 penyewa baru," tuturnya.

Dia menambahkan, saat ini Sarana Menara Nusantara memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp36 triliun. "Sebesar 32,7 persen saham TOWR dimiliki oleh Keluarga Hartono. Anak usaha TOWR, Protelindo merupakan perusahaan menara independen yang memiliki 14.500 menara," ucap Adam. (end/bd)

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d...