EMISI LIGASI BTN TAWARKAN KUPON KISARAN 7.7%-8,2%
IQPlus, (07/06) - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) akan menerbitkan surat utang dalam bentuk obligasi sebagai upaya mendiversifikasi sumber pendanaan Perseroan. Langkah ini menjadi bagian dari program Penerbitan Obligasi Berkelanjutan I BNI Tahun 2017 dengan jumlah pokok sebanyak - banyaknya sebesar Rp 10 triliun, yang dilakukan secara bertahap.
Pada Tahap I, emiten berkode BBNI ini akan menerbitkan obligasi senilai maksimal Rp 3 triliun, dengan tenor 5 (lima) tahun. "Kupon bunga obligasi ditawarkan di kisaran 7,7% hingga 8,2%," kata Wakil Direktur Utama BNI, Herry Sidharta, dalan acara Due Diligence Meeting & Public Expose dalam rangka Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I BNI Tahap I Tahun 2017, di Jakarta, Rabu.
Herry menjelaskan, bahwa dana hasil Penawaran Umum Obligasi, setelah dikurangi biaya-biaya Emisi, seluruhnya akan dipergunakan BNI untuk ekspansi kredit dalam rangka pengembangan bisnis. Dalam hal terdapat dana hasil Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi yang belum direalisasikan, Perseroan akan menempatkan dana tersebut dalam instrumen keuangan yang aman, likuid dan tetap profitable.
"Kami akan menerbitkan instrument obligasi tersebut secara bertahap. Untuk tahap berikutnya akan dilakukan dengan mempertimbangkan pemilihan waktu atau timing yang tepat dengan memperhatikan kondisi pasar dan likuiditas baik internal maupun eksternal,"ujarnya.
Sebelumnya, Pefindo telah memberikan peringkat idAAA terhadap BNI. Outlook dari peringkat tersebut adalah stabil. Pefindo juga memberikan peringkat idAAA untuk rencana emisi Obligasi Berkelanjutan l. Peringkat tersebut mencerminkan tingkat kepentingan yang sangat besar (critical importance) bagi Pemerintah Indonesia selaku pemegang saham pengendali, posisi usaha yang sangat kuat, dan profil likuiditas yang sangat kuat. Obligor berperingkat idAAA merupakan peringkat tertinggi yang diberikan oleh Pefindo. Kemampuan obligor untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya, relatif terhadap obligor Indonesia lainnya, adalah superior.
"Penerbitan obligasi BNI ini tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dan pasar saat ini, dimana beberapa pihak memperkirakan pemulihan perekonomian global relatif lebih cepat pada tahun 2017 daripada tahun 2016. Kemudian diproyeksikan dua tahun kedepan, perekonomian dunia diperkirakan akan relatif lebih baik," pungkasnya. (end/as)
Komentar
Posting Komentar