BTN TERBITKAN SURAT UTANG Rp5 TRILIUN, KISARAN BUNGA 7,95-8,9%
IQPlus, (13/06) - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menerbitkan surat utang atau obligasi berkelanjutan III tahap I Tahun 2017 senilai Rp 5 triliun. Surat utang ini memiliki rating idAA (Double A Plus) oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).
Penerbitan obligasi ini merupakan bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) BTN dengan target Rp 10 triliun, dalam rangka mengantisipasi kebutuhan pendanaan jangka panjang dan potensi peningkatan kredit sampai akhir tahun.
Obligasi Berkelanjutan III Bank BTN Tahap I Tahun 2017 ini akan diterbitkan dalam 4 seri. Di antaranya, Seri A bertenor 3 tahun dengan kupon berkisar 7,65%-8,3%% dan Seri B dengan tenor 5 tahun ditawarkan kupon sekitar 7,95%-8,5%. Kemudian, Seri C memiliki tenor 7 tahun dengan bunga berkisar 8,2%-8,7%, dan Seri D bertenor 10 tahun dengan kupon 8,3%-8,9%.
Masa penawaran awal instrumen ini dimulai pada 13-19 Juni 2017. Kemudian, masa penawaran umum yakni pada 3-7 Juli 2017 dan jadwalnya akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 13 Juli 2017.
"Nantinya, seluruh dana yang diperoleh dari hasil emisi obligasi ini akan digunakan untuk mendanai ekspansi kredit Bank BTN yang masih prospektif, sekaligus dalam rangka mendukung Program Sejuta Rumah," kata Direktur Bank BTN, Adi Setianto, di Thamrin Nine Ballroom, Jakarta, Selasa.
Untuk penerbitan surat berharga ini, BTN menunjuk BCA Sekuritas, BNI Sekuritas, CIMB Sekuritas Indonesia, Danareksa Sekuritas, DBS Vickers Sekuritas Indonesia, Indo Premier Sekuritas, Mirae Asset Sekuritas Indonesia, dan Trimegah Sekurtias Indonesia sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi. Selain itu, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk ditunjuk sebagai Wali Amanat dalam penerbitan instrumen tersebut.
"Bank BTN terus berupaya menghimpun pendanaan untuk memanfaatkan peluang bisnis yang ada tersebut. Kami yakin obligasi ini akan diserap oleh pasar sebagaimana obligasi-obligasi lainnya. Kami yakin dengan struktur yang ditawarkan, obligasi ini bisa diserap oleh pasar," tukas Adi. (detikfinance)
Komentar
Posting Komentar