Di pasar spot, Kamis (22/6) valuasi rupiah melemah 0,05% ke level Rp 13.324 per dollar AS dibanding hari sebelumnya dan tergerus 0,28% dalam sepekan terakhir. Sementara di kurs tengah Bank Indonesia, posisi rupiah melorot 0,13% di level Rp 13.319 per dollar AS dengan pelemahan 0,27% dalam sepekan terakhir.
Faisyal, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures menilai rupiah justru memiliki kans menguat terbatas. Hal ini berkaca dari ketidakpastian politik di AS dan keraguan pasar akan langkah Trump ke depannya. Meski memang penguatan akan sangat sempit mengingat pergerakan minyak mentah yang juga cenderung negatif beberapa waktu terakhir.
Apabila nantinya harga minyak mentah terus melemah, bukan tidak mungkin rupiah kehilangan daya tahannya. “Tapi berkaca dari dalam negeri yang stabil dan kondusif seperti sekarang rupiah akan mampu jaga posisi di bawah Rp 13.400 per dollar AS walau pasar libur,” perkiraan Faisyal.
Daya tahan rupiah nantinya juga bisa datang jika data inflasi Jepang dirilis membaik. Itu akan memberikan angin segar bagi mata uang Asia lainnya termasuk rupiah. Tentunya sepanjang pekan depan dominasi pergerakan akan datang dari katalis eksternal dengan peluang pergerakan cenderung konsolidasi.
Kontan
Komentar
Posting Komentar