Menutup perdagangan akhir pekan ini, IHSG melemah 52 poin (-0.91%) ke level 5,723.636 didorong oleh sektor-sektor yang kompak ditutup melemah dipimpin oleh sektor miscellaneous industry (-1.70%) dan basic industry (-1.05%). Tercatat 126 saham menguat dan 208 saham melemah hari ini. Investor asing mencatatkan transaksi net buy sejumlah Rp200 miliar di seluruh Pasar hari ini. US Dollar menguat 13 poin (+0.1%) terhadap Rupiah, sehingga Rupiah melemah ke level Rp13,299 terhadap US Dollar di akhir perdagangan.
Suspensi Saham Hari Ini
- PT Yulie Sekuritas Indonesia Tbk (YULE)
Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan penghentian sementara perdagangan saham YULE di Pasar Reguler dan Pasar Tunai dalam rangka cooling down sehubungan dengan terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham tersebut.
Unusual Market Activity (UMA)
- PT First Indo American Leasing Tbk (FINN)
Bursa Efek Indonesia (BEI) menginformasikan bahwa telah terjadi peningkatan harga dan aktivitas saham FINN yang di luar kebiasaan (Unusual Market Activity). Bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini.
Advance Stocks:
- BUMI: Rencana restrukturisasi utang BUMI hampir terealisasi. Para kreditur dan bondholder telah sepakat untuk mengonversi utang melalui skema rights issue sebesar US$ 2,01 miliar dan OWK sebesar US$639 juta. Kini formasi komisaris dan direktur BUMI bertambah. Jumlah direktur yang tadinya 4 orang bertambah menjadi 7 orang. Harga saham BUMI ditutup menguat Rp6 (+1.80%) ke level Rp338 hari ini.
- TOPS: TOPS mencatatkan saham perdananya di BEI hari ini dengan melepas saham sebanyak-banyaknya 1,66 miliar saham. Nilai nominal saham yang dipatok dengan harga Rp100 per saham, sedangkan harga penawaran resmi IPO yang dilepas ke publik sebesar Rp310 per saham. Sekitar 60% dana IPO TOPS bakalan digunakan untuk modal kerja atau working capital. Pada perdagangan perdananya hari ini, harga saham TOPS ditutup menguat Rp154 (+49.67%) ke level Rp464.
- ARTO: Harga saham ARTO ditutup menguat Rp18 (+10.11%) ke level Rp196 pada perdagangan hari ini. ARTO akan melakukan rights issue pada 2019 mendatang. ARTO menargetkan bisa menghimpun dana Rp 50 miliar dari aksi korporasi ini. Nantinya, dana hasil rights issue akan digunakan untuk memperkuat permodalan bank.
- SMBR: Menguat untuk hari kedua, harga saham SMBR ditutup menguat Rp140 (+4.79%) ke level Rp3.060 hari ini. SMBR berencana menambah produksi sekitar 550.000 ton pada periode Juli hingga Desember 2017 dari pabrik Baturaja II atau pabrik baru yang dioperasikan oleh perusahaan. SMBR juga memfasilitasi pembiayaan untuk distributor dan supplier melalui kerja sama dengan empat BUMN, yakni BNI, Bank Mandiri, BRI serta penjaminan distribusi semen melalui Jamkrindo.
- SOCI, TRAM: Saham perusahaan pelayaran menguat di tengah rencana Indonesia untuk menghapus pajak impor suku cadang dan komponen yang diekspektasi dapat mendorong pendapatan perusahaan. Selain itu, penguatan harga saham juga didorong oleh paket kebijakan ekonomi 15 yang juga mendukung pengusaha angkatan laut dengan mencabut sejumlah syarat modal disetor dan modal dasar. Harga saham SOCI dan TRAM ditutup menguat masing-masing Rp12 (+3.92%) ke level Rp318 dan Rp2 (+2.46%) ke level Rp83 pada perdagangan hari ini.
Decline Stocks:
- BMRI: Di akhir perdagangan, harga saham BMRI ditutup melemah Rp25 (-0.20%) ke level Rp12.475. BMRI akan mencatatkan Obligasi Berkelanjutan I Tahap II Tahun 2017 dengan total dana sebesar Rp6 triliun. Obligasi ini terdiri dari empat seri yakni seri A hingga D. Seri A memiliki nominal sebesar Rp1 triliun dengan bunga 8% per tahun dan jangka waktu 5 tahun.
- CTRA: CTRA telah membukukan marketing sales senilai Rp2,63 triliun hingga Mei 2017, atau masih 31% dari target tahun ini senilai Rp8,5 triliun dikarenakan penjualan sebelum Lebaran cenderung lebih lambat. Harga saham CTRA melemah untuk hari kedua dan ditutup turun Rp35 (-3.04%) ke level Rp1.115 pada hari ini.
- FPNI: Pada perdagangan hari ini, harga saham FPNI ditutup melemah Rp18 (-5.00%) ke level Rp342. FPNI memutuskan untuk tidak membagikan dividen tunai pada tahun ini dikarenakan perseroan mengaku masih mengalami defisit dana.
Mirae Asset Sekuritas
Komentar
Posting Komentar