IQPlus, (08/05) - PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA) mencatat nilai kontrak baru pada empat bulan pertama tahun ini sebesar Rp1 triliun tahun ini, atau 30,3% dari target kontrak baru perseroan di akhir tahun sebesar Rp3,3 triliun.
Direktur Utama Hadi Winarto Christianto menjelaskan, ada dua kontrak baru dalam waktu dekat yang perlu dicapai. Selain itu, perseroan juga akan menggenjot sisa kontrak tahun lalu (carry over).
"Kami akan memacu carry over Rp3,5 triliun. Ada dua kontrak baru yang harus digapai," kata dia akhir pekan lalu.
Adapun, beberapa kontrak tersebut terdiri dari Synthesis Apartemen Kemang, Hotel Solis Ubud Bali, Hotel and Showroom Srikandi Surabaya, dan Mason Pine Hotel Padalarang.
Kemudian, Yogya Sumber Sari Junction Bandung, Apsara Tower-The Khayangan Solo Baru, Cerestar Medan, dan Stasiun Cisauk BSD.
Hadi menambahkan, kegiatan perseroan tahun ini lebih banyak pada pembangunan gedung komersil dibandingkan dengan pembangunan gedung di kawasan industri. Hal ini disebabkan pembangunan gedung dalam kategori industri sendiri tidak terlalu baik tahun lalu.
"Untuk gedung komersil masih ada, investasi hotel, service apartemen yang konsisten. Kami masuk ke sana karena tidak membutuhkan pre sales sekian dulu baru berjalan," tutup dia. (end/fu)
GENJOT SEKTOR PROPERTI, NRCA JAJAKI MITRA JOINT DEVELOPMENT
IQPlus, (08/05) - PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA), bakal melakukan pengembangan proyek properti bersama (joint development) dalam beberapa waktu mendatang. Saat ini, perseroan mengaku tengah mencari mitra strategis.
Direktur Utama PT Nusa Raya Cipta, Hadi Winarto Christianto mengungkapkan, hingga kini sudah ada beberapa pihak yang menawarkan, tetapi perusahaan belum dapat memutuskan.
"Kami sedang bicara dengan beberapa, tentu yang menawarkan kan banyak tetapi kami masih lihat-lihat dulu," kata dia, akhir pekan lalu.
Perseroan sendiri belum dapat menargetkan kapan rencana tersebut dapat direalisasikan. Yang pasti, proyek properti itu akan berlokasi di kawasan Jakarta.
"Jadi, misalnya commercial building, pasar yang masih ada itu apartemen. Lokasi di Jakarta," jelas Hadi.
Meski properti masih lesu, tetapi Hadi melihat sektor properti sudah mulai kembali bergerak. Pasalnya, beberapa proyek yang tertahan di tahun lalu sudah mulai tahap pembangunan.
Sekadar informasi, pendapatan perusahaan turun 27,84% menjadi Rp495 miliar pada kuartal I 2017 dibandingkan periode serupa tahun sebelumnya Rp686 miliar. Sehingga, laba bersih perusahaan pun merosot 31% menjadi Rp20,7 miliar. (end/fu)
Komentar
Posting Komentar