google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Analisa Saham GIAA 12 Mei 2017 Langsung ke konten utama

Analisa Saham GIAA 12 Mei 2017

PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) kembali membukukan kinerja yang buruk pada kuartal I-2017. GIAA membukukan rugi senilai US$ 98,49 juta, rugi yang diderita GIAA akibat kenaikan bahan bakar avtur yang menyebabkan beban oprasional membengkak.

Tak hanya kali ini saja GIAA mencatatkan rugi, pada kuartal I tahun 2013 emiten penerbangan ini membukukan rugi sejumlah US$ 33,8 juta bahkan membengkak pada 2014 menjadi US$ 164 juta. Sempat membaik pada kuartal I-2015, membukukan laba senilai US$ 11,4 juta namun pada periode sama tahun 2016 labanya kembali menurun menjadi US$ 1 juta.

Analis Samuel Sekuritas Akhmad Nurcahyadi menilai, sepanjang tahun 2017 GIAA diprediksi akan membukukan rugi bersih. Ini disebabkan GIAA tidak akan menikmati benefit trend penurunan harga minyak dunia yang berpengaruh positif pada beban operasional penerbangan (fuel cost). "Kami memproyeksikan GIAA akan membukukan rugi bersih tahun ini," ujarnya dalam riset 2 Mei 2017.

Tercatat pada kuartal satu kemarin beban oprasional penerbangan naik 23,83% year on year (yoy) telah mendorong naiknya jumlah total beban usaha sebesar 20,32% (yoy). Sementara fuel cost yang menyumbangkan 38,3% pada beban operasional penerbangan pada kuartal I 2016, melonjak menjadi 47,6% (yoy) seiring dengan lonjakan beban bahan bakar sebesar 53,99% (yoy).

Meskipun demikian, GIAA masih mampu membukukan pertumbuhan volume dan kinerja indikator operasional lainnya. Available seat kilometres (ASK) dan revenue passenger kilometres (RPK) masing-masing naik 10,9% (yoy) dan 15,2% (yoy) dengan catatan pax carried yang masih tumbuh 8,4% (yoy) menjadi 8,4 juta passenger.

Di kuartal berjalan, kinerja indikator oprasional masih akan tertekan di tengah persaingan yang semakin tajam di pasar Full Service Carriers (FSCs). "Kami berharap segmen Low Cost Carriers (LCCs) atau Citilink akan berperan signifikan menjaga angka pertumbuhan pax carried grup Garuda," kata Akhmad.

Analis Mirae Asset Sekuritas Taye Shim berpendapat ditengah persaingan ketat untuk mengisi kursi di segmen penumpang, GIAA nampaknya terus fokus pada penetrasi segmen kargo. Tercatat pendapatan kargo melanjutkan penguatan dengan FSCs tumbuh 21,6% menjadi 90.500 ton dan segmen LCCs tumbuh 13,5% menjadi 17.900 ton.

Menurut Akhmad dorongan kinerja indikator oprasional yang membaik telah membantu GIAA membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 6,2% menjadi US$ 782 juta. Schedule airline sebagai kontributor utama naik 4% sedangkan non -schedule airline dan bisnis lainnya tumbuh 22,5%.

Taye Shim juga menilai rendahnya pertumbuhan pendapatan disebabkan permintaan musiman yang lemah dan persaingan yang semakin ketat. "Dengan demikian tidak dapat menutupi kenaikan tajam biaya selama kuartal tersebut," ujarnya dalam riset 2 Mei 2017.

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Apa itu Saham ? Pengertian, Contoh, Jenis, Keuntungan, Resiko

Apa itu Saham? Saham adalah jenis surat berharga yang menandakan kepemilikan secara proporsional dalam sebuah perusahaan penerbitnya. Saham kadang disebut ekuitas. Saham memberikan hak kepada pemegang saham atas proporsi aset dan pendapatan perusahaan.  Saham pada umumnya  dijual dan dibeli di bursa saham . Akan tetapi saham juga dijual secara pribadi. Transaksi saham harus sesuai dengan peraturan pemerintah yang dimaksudkan untuk melindungi investor dari praktik penipuan.  Secara historis, investasi saham telah mengungguli sebagian besar investasi lainnya dalam jangka panjang. Investasi saham dapat dilakukan melalui broker saham online atau sekuritas saham yang terdaftar di lembaga yang mengaturnya di sebuah negara.  Sebuah perusahaan terbuka menerbitkan / menjual saham dalam rangka mengumpulkan dana untuk menjalankan bisnisnya. Pemegang saham, ibaratnya telah membeli secuil perusahaan dan memiliki hak atas sebagian aset dan pendapatannya. Dengan kata lain, pemegan

Cara Membaca Grafik Saham di Bursa Efek

grafik candlestick saham Pergerakan harga instrumen finansial baik saham maupun forex biasanya digambarkan dalam bentuk grafik. Grafik ini memudahkan trader untuk mengetahui pola-pola pergerakan harga yang terjadi sebelumnya. Ada beberapa jenis grafik yang biasa dipakai di pasar finansial yaitu: Line Chart/Grafik Garis Bar Chart/Grafik Batang Candlestick Chart/Grafik Lilin Grafik  Line Chart  hanya memuat data harga dipenutupan perdagangan yang digambarkan dalam bentuk garis saja. Sementara  Bar Chart  dan  Candlestick Chart  hampir sama dikarenakan memuat data harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan terendah. Hanya saja grafik candlestick lebih mudah dibaca dibandingkan grafik bar. Di samping itu keunggulan lain dari candlestick chart adalah mampu menampilkan psikologi pasar dengan tampilan yang lebih mudah dibaca. Berikut tampilan masing-masing chart menggunakan contoh Indeks S&P500: Line Chart Bar Chart Candlestick Chart Saya priba

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d