Bumi Resources Tbk (BUMI) didirikan 26 Juni 1973 dengan nama PT Bumi Modern, perusahaan ini merupakan salah satu saham andalan milik grup Bakrie. Pada saat didirikan BUMI bergerak industri perhotelan dan pariwisata. Kemudian pada tahun 1998, bidang usaha BUMI diubah menjadi industri minyak, gas alam dan pertambangan.
Saat ini, BUMI merupakan induk usaha dari anak usaha yang bergerak di bidang pertambangan. Kesembilan saham-saham Bakrie lainnya, antara lain BNBR, BRMS, BTEL, DEWA, ELTY, ENRG, UNSP dan MTFN.
BUMI memperoleh pernyataan efektif dari OJK pada tanggal 18 Juli 1990, BUMI sendiri dicatatkan dalam perdagangan di bursa pada 30 Juli 1990 dengan harga nominal sebesar Rp1,000.
Alasan BUMI Menjadi Saham Fenomenal
Seperti yang kita ketahui, dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir saham BUMI telah bergerak dari angka Rp50 menjadi berada di level kisaran Rp348. Bahkan jika dilihat lebih jauh kebelakang, saham BUMI sempat berada di angka Rp8,000 dengan jumlah penurunan dan kenaikan hingga ribuan persen.
Sebenarnya apa sih hal yang membuat saham BUMI ini menjadi sangat volatil? Jika kita perhatikan, ada 3 alasan dibaliknya.
1. BUMI merupakan emiten dengan jumlah produksi batubara terbesar di Indonesia
2. BUMI merupakan saham mining, yang mana pergerakannya akan sangat dipengaruhi oleh penurunan maupun kenaikan harga batubara
3. BUMI tidak memiliki fundamental yang jelas
Dari ke-3 poin diatas sudah dapat kita ketahui kenapa BUMI jadi sangat volatil. Namun, apa yang dimaksud dengan poin ke-3?
Maksudnya ialah, misalkan ketika harga batubara menguat hingga 200% sejak 2016 lalu saham ini juga terus menguat, padahal disisi lain perusahaan ini juga memiliki hutang segunung yang tidak sanggup mereka bayar, dan manajemen yang kredibilitasnya diragukan. Apalagi mengingat saham ini berada di bawah harga
Sentimen BUMI Saat Ini
Saat ini tengah ramai perbincangan mengenai right issue BUMI yang akan menerbitkan saham baru sebanyak 28,7 miliar atau sekira 38,59% dari total saham perseroan dengan nilai mencapai Rp26,62 triliun yang rencananya akan dimulai pada tanggal 9 Juni mendatang.
Tidak seperti right issue biasanya, BUMI akan menerbitkan 2 jenis right issue, yakni right issue seri A dengan perbandingan 5 saham lama akan bisa mendapatkan 4 saham baru.
Sementara yang ke-2 merupakan right issue seri B yang digunakan untuk penerbitan obligasi wajib konversi (OWK) dengan jumlah pokok sebesar Rp8,45 triliun.
Sebagai tambahan, penerbitan right issue ini merupakan upaya perusahaan dalam penyelesaian restrukturisasi utang sebesar US$4,2 miliar.
Jika dilihat dari sisi laporan keuangan, BUMI berhasil mencatatkan performa yang cemerlang dalam kuartal I 2017 ini. Perusahaan mengantongi laba bersih sebesar US$88,04 juta, meroket 291,73 persen dari US$22,47 juta di kuartal I 2016.
Tak hanya itu, kinerja perusahaan dengan aset batu bara terbesar di Indonesia ini juga disuntik dengan lonjakan pendapatan lain-lain bersih sebesar 161,68 persen menjadi US$90,71 juta, dari US$34,64 juta.
Saat ini BUMI sudah menguat hingga 6% di level Rp348. Dipimpin oleh BUMI, saham-saham grup Bakrie lainnya pun ikut melonjak, seperti BRMS, DEWA dan UNSP.
Ulasan Hans Kwee, pengasuh J Club (Junior Trader dan Infovesta)
Komentar
Posting Komentar