Menutup perdagangan awal pekan ini, IHSG menguat 13 poin (+0.24%) ke level 5,688.870. Tercatat 147 saham menguat dan 184 saham melemah. Sektor-sektor ditutup variatif dipimpin oleh penguatan sektor finance(+0.64%) dan pelemahan sektor infrastructure (-0.5%). Meskipun IHSG menguat, investor asing mencatatkan transaksi net sell sejumlah Rp740 miliar di seluruh Pasar hari ini. US Dollar melemah 27 poin (-0.2%) terhadap Rupiah, sehingga Rupiah menguat ke level Rp13.303 terhadap US Dollar di akhir perdagangan.
Badan Pusat Statistik (BPS) pada hari ini merilis neraca perdagangan Indonesia sepanjang April 2017 yang mencatatkan surplus sejumlah US$1,24 miliar, meningkat tipis dari US$1,23 miliar di bulan Maret 2017. Nilai ekspor Indonesia April 2017 mencapai US$13,17 miliar, turun dibandingkan Maret 2017 yang tercatat US$14,59 miliar, namun meningkat dari April 2016 yang tercatat US$11,69 miliar. Nilai impor Indonesia April 2017 tercatat US$11,92 miliar, turun dibandingkan US$13,28 miliar pada bulan Maret 2017 dan meningkat tipis dari April 2016 yang tercatat US$10,81 miliar.
BPS juga merilis nilai Rupiah di bulan April 2017 yang terapresiasi 0.27% terhadap dolar Amerika dan 1.84% terhadap dolar Australia. Rupiah juga tercatat mengalami depresiasi sebesar 0.51% terhadap yen Jepang dan 0.57% terhadap euro di bulan April 2017.
Advance Stocks:
- INTP: Harga saham INTP menguat seiring dengan meningkatnya konsumsi semen domestik di bulan April sebesar 11.5% YoY menjadi 5,06 juta ton dari 4,54 juta ton pada periode sama tahun lalu. Harga saham INTP ditutup menguat Rp800 (+4.7%) ke level Rp17.800 hari ini.
- MEDC: Harga saham MEDC ditutup melonjak Rp300 (+13.27%) ke level Rp2.550 pada perdagangan hari ini dipicu penguatan harga minyak Setelah Arab Saudi dan Rusia sepakat untuk memperpanjang periode pemangkasan produksi hingga Maret 2018 untuk menyeimbangkan pasar minyak global.
- VOKS: VOKS mengincar pertumbuhan penjualan sebesar 26,5% sepanjang tahun 2017 ini menjadi Rp2,55 triliun dibandingkan realisasi penjualan 2016 yang Rp2,02 triliun. Untuk laba bersih 2017, perseroan menargetkan pertumbuhan sebesar 12% menjadi Rp179,30 miliar dari laba bersih Rp160,05 miliar di 2016 lalu. Pada perdagangan hari ini, harga saham VOKS ditutup menguat Rp50 (+3.22%) ke level Rp1.600.
- SMGR: Melanjutkan penguatan akhir pekan lalu, harga saham SMGR kembali ditutup menguat Rp50 (+0.56%) ke level Rp8.900 hari ini. SMGR berencana mengakuisisi perusahaan non-semen tahunn ini untuk meningkatkan kontribusi pendapatan non-semen hingga 20%, dari 10% saat ini, untuk sedikit mengurangi ketergantungan terhadap volatilitas bisnis semen. Perseroan melihat permintaan semen akan meningkat 3%-4% tahun ini.
- GPRA: GPRA akan mengerjakan setidaknya empat proyek tahun ini. Untuk menggarap proyek properti pada tahun ini, perseroan sudah menganggarkan dana sebesar Rp370 miliar. Perinciannya sekitar 40% dari belanja modal untuk membangun proyek bangunan tinggi, 30% untuk menggarap proyek perumahan dan sisa 30% untuk menambah lahan. Harga saham GPRA ditutup menguat Rp6 (+6.38%) ke level Rp100 hari ini.
- MSKY: MSKY berencana menerbitkan saham baru melalui rights issue sebanyak-banyaknya 1,29 miliar saham. Adapun nilai nominal penerbitan saham baru tersebut ditetapkan sebesar Rp100 per saham. Rencananya, perseroan berencana menggunakan seluruh dana yang diperoleh nantinya untuk menambah modal kerja. Harga saham MSKY ditutup menguat Rp10 (+1.02%) ke level Rp985 hari ini.
Decline Stocks:
- TBIG: Pada perdagangan hari ini, harga saham TBIG ditutup melemah Rp225 (-3.82%) ke level Rp5.650. TBIG akan menerbitkan surat utang atau notes senilai US$500 juta lewat anak usahanya TBG Global Pte Ltd yang 100% sahamnya dimiliki perseroan. Nilai notes ini setara dengan Rp6,66 triliun. Bunga yang ditetapkan adalah sesuai dengan tingkat bunga yang berlaku di pasar maksimum 8% per tahun.
Market Review 15 Mei 2017
(Investment Information Team, Mirae Asset Sekuritas Indonesia)
Komentar
Posting Komentar