Market Review 2 Maret 2017
(Investment Information Team, Mirae Asset Sekuritas Indonesia)
IHSG ditutup menguat 45 poin (+0.84%) ke level 5,408.254 pada perdagangan hari ini. Mayoritas sektor ditutup di zona positif dipimpin oleh sektor consumer dan miscellaneous industry yang menguat masing-masing 2.27% dan 1.62% di akhir perdagangan hari ini. Sementara, sektor infrastructure menjadi satu-satunya sektor yang ditutup melemah 0.1%. Tercatat 180 saham menguat dan 139 saham melemah hari ini. Sebagian besar bursa saham Asia juga ditutup menyusul menguatnya Dow Jones Industrial Average (DJIA) ke atas level 21.000. Investor asing mencatatkan transaksi net buy sejumlah Rp503 miliar di seluruh Pasar hingga akhir perdagangan. US Dollar melemah 0.04% terhadap Rupiah, sehingga Rupiah menguat ke level Rp13,357 terhadap US Dollar pada penutupan perdagangan hari ini.
*Advance Stocks:*
- HMSP, LPPF: HMSP dan LPPF masuk dalam indeks The Financial Times Stock Exchange (FTSE) yang baru mengumumkan perubahan komposisinya (rebalancing) dan akan efektif pada 17 Maret 2017. HMSP termasuk dalam kategori Large Cap, sementara LPPF termasuk dalam kategori Middle Cap. Harga saham HMSP ditutup menguat Rp240 (+6.23%) ke level Rp4,090, merupakan kenaikan intraday tertingginya sejak 1 Agustus lalu. Sementara harga saham LPPF juga ditutup menguat Rp1.200 (+10.23%) ke level Rp12.925 yang merupakan kenaikan intraday tertingginya sejak 23 November.
- JPFA, AISA, SMBR, PTPP, KIJA: Selain HMSP dan LPPF, 5 emiten lain yang masuk kategori Small Cap indeks FTSE adalah JPFA, AISA, SMBR, PTPP dan KIJA.
1. JPFA: JPFA mencatatkan kenaikan tajam laba bersih menjadi Rp2,06 triliun per 31 Desember 2016 dibanding laba bersih pada periode sama tahun sebelumnya sejumlah Rp468,23 miliar. Harga saham JPFA ditutup menguat Rp75 (+4.6%) ke level Rp1.705 hari ini.
2. AISA: Harga saham AISA ditutup menguat ke level penutupan tertingginya sejak 26 Oktober lalu dengan menguat Rp170 (+8.58%) ke level Rp2.150.
3. SMBR: Pabrik baturaja II diestimasi akan memulai produksi awalnya pada semester II tahun ini. Dengan adanya pabrik Baturaja II, maka kapasitas produksi semen SMBR menjadi 3,85 juta ton per tahun. Harga saham SMBR menguat pertama kalinya sejak 22 Februari lalu dengan ditutup naik Rp70 (+3.07%) ke level Rp2.350 hari ini.
4. PTPP: Harga saham PTPP ditutup menguat Rp110 (+3.17%) ke level Rp3.580 hari ini, penguatan pertama dalam tiga hari terakhir. Sepanjang 2016, PTPP mencatatkan laba bersih sejumlah Rp1,02 triliun, meningkat 38.3% dibanding Rp740,2 miliar. Perseroan berencana membagikan dividen kepada pemegang saham yang besarnya 30% dari laba bersih 2016 atau sekitar Rp306 miliar.
5. KIJA: KIJA merealisasikan marketing sales real estate sejumlah Rp1,56 triliun pada tahun 2016, melampaui target FY16 sebesar Rp1,4 triliun dan perolehan FY15 Rp1 triliun. Harga saham KIJA ditutup menguat Rp10 (+3.28%) ke level Rp314 pada perdagangan hari ini.
- ADHI: Harga saham ADHI ditutup menguat Rp30 (+1.39%) ke level Rp2.180 hari ini. ADHI mengantongi kontrak baru sebesar Rp1 triliun sepanjang Januari 2017, setara 4,65% dari target kontrak baru 2017 di luar proyek Light Rail Transit (LRT) senilai Rp21,5 triliun. Realisasi perolehan kontrak baru di bulan Januari 2017 yang terbesar adalah Jalan Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi Paket 1A (Rp299,7 miliar).
- UNTR: Setelah melemah tiga hari berturut-turut, harga saham UNTR ditutup menguat Rp1.175 (+4.91%) ke level Rp25.075 pada perdagangan hari ini. Penjualan alat berat UNTR meningkat menjadi 270 unit di bulan Januari 2017, dari 179 unit di bulan Desember 2016 dan 182 unit di bulan Januari 2016. Dua anak usaha UNTR yakni PT Pamapersada Nusantara (PAMA) dan PT Danusa Tambang Nusantara (Danusa) telah melakukan transaksi jual beli saham pada 27 Februari 2017. PAMA akan melepas 80 persen sahamnya di PT Sumbawa Jutaraya kepada Danusa senilai Rp107,5 miliar.
*Decline Stocks:*
- BDMN: Sepanjang 2016, pertumbuhan kredit BDMN minus 2 persen dari Rp129,5 triliun di 2015 menjadi Rp127,3 triliun selama 2016 akibat penyaluran kredit ke segmen mikro melalui Danamon Simpan Pinjam (DSP) yang sengaja di rem sepanjang tahun lalu. Meskipun demikian, BDMN masih memperoleh laba bersih Rp2,6 triliun tahun lalu atau naik 12 persen dari posisi 2015 yang sebesar Rp2,3 triliun. Harga saham BDMN melemah empat hari berturut-turut dan ditutup turun Rp140 (-2.86%) ke level Rp4.750 hari ini.
- ADMF: Harga saham ADMF ditutup melemah Rp250 (-3.44%) ke level Rp7.000 pada perdagangan hari ini. ADMF mencatat pertumbuhan pembiayaan yang nyaris stagnan sepanjang tahun lalu. Perseroan mencatatkan pembiayaan baru sebesar Rp30,9 triliun, hanya naik 1 persen dibanding 2015 sebesar Rp30,5 triliun dengan 1,7 juta kontrak baru.
Komentar
Posting Komentar