Market Review 1 Maret 2017
(Investment Information Team, Mirae Asset Sekuritas Indonesia)
IHSG ditutup melemah 23 poin (-0.43%) ke level 5,363.056 pada perdagangan hari ini. Mayoritas sektor ditutup melemah dipimpin oleh sektor property dan mining yang masing-masing ditutup melemah 1.21% dan 1.05%. Sementara hanya sektor miscellaneous industry dan agriculture yang ditutup menguat masing-masing 1.03% dan 0.72%. Tercatat 118 saham menguat dan 205 saham melemah. Investor asing mencatatkan transaksi net sell sejumlah Rp346 miliar di seluruh Pasar pada perdagangan hari ini. US Dollar menguat 0.19% terhadap Rupiah, sehingga Rupiah ditutup melemah ke level Rp13,363 terhadap US Dollar di akhir perdagangan.
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data inflasi bulan Februari 2017 pada hari ini. Pada Februari 2017 terjadi inflasi sebesar 0,23 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 128,24. Tingkat inflasi tahun kalender (Januari–Februari) 2017 sebesar 1,21 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Februari 2017 terhadap Februari 2016) sebesar 3,83 persen. Selain itu, komponen inti pada Februari 2017 mengalami inflasi sebesar 0,37 persen. Tingkat inflasi komponen inti tahun kalender (Januari–Februari) 2017 mengalami inflasi sebesar 0,93 persen dan tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun (Februari 2017 terhadap Februari 2016) sebesar 3,41 persen.
Suspensi Saham Hari Ini
Bursa Efek Indonesia (BEI) memperpanjang suspensi 8 perusahaan tercatat, seiring dengan belum membayar denda atas belum dilaksanakannya Public Expose Tahunan tahun 2016. Berikut adalah perusahaan-perusahaan tersebut:
1. PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU)
2. PT Global Teleshop Tbk (GLOB)
3. PT Inovisi Infracom Tbk (INVS)
4. PT Skybee Tbk (SKYB)
5. PT Sugih Energy Tbk (SUGI)
6. PT Permata Prima Sakti Tbk (TKGA)
7. PT Trikomsel Oke Tbk (TRIO)
8. PT Siwani Makmur Tbk (SIMA)
Unusual Market Activity (UMA)
- PT Red Planet Indonesia Tbk (PSKT)
Bursa Efek Indonesia (BEI) menginformasikan bahwa telah terjadi penurunan harga dan peningkatan aktivitas saham PSKT yang di luar kebiasaan (Unusual Market Activity). Bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini.
Advance Stocks:
- BKSW: BKSW ditutup menguat Rp10 (+3.24%) ke level Rp318 hari ini setelah melemah dua hari berturut-turut pada perdagangan sebelumnya. BKSW berencana menggalang dana melalui right issue. Rencananya perusahaan akan melakukan penambahan modal dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu dengan jumlah saham yang dikeluarkan oleh perusahaan sebanyak-banyaknya 8.235.757.284 saham dengan nilai Rp250 per saham. Sehingga modal disetor Bank meningkat dari Rp 2,2 triliun menjadi Rp4,25 triliun. Pemegang saham telah menyetujui rencana right issue tersebut.
- SIMP: Sepanjang tahun 2016, SIMP mencatatkan kenaikan penjualan naik Rp14,53 triliun dibandingkan penjualan Rp13,83 triliun di periode sama tahun sebelumnya. Laba bruto meningkat jadi Rp3,44 triliun dari laba bruto Rp3,10 triliun. Sedangkan laba usaha tercatat Rp2,05 triliun naik dibandingkan laba usaha Rp1,63 triliun periode sama tahun sebelumnya. Hal tersebut menjadi sentimen positif bagi pergerakan harga saham SIMP yang ditutup menguat Rp60 (+11.88%) ke level Rp565 pada perdagangan hari ini.
- TINS: Harga saham TINS ditutup menguat Rp10 (+1.01%) ke level Rp1.000 hari ini. TINS menargetkan penjualan timah sebesar 30.000 Mton tahun 2017, meningkat 12% dibandingkan realisasi periode 2016 sebesar 12.677 Mton. Untuk merealisasikan target tersebut, TINS berencana meningkatkan kapasitas produksinya. TINS mencatatkan penjualan Rp6,96 triliun pada tahun 2016, meningkat 8% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp 6,87 triliun.
Decline Stock:
- LPPF: Saham LPPF mendapatkan rekomendasi underweight alias patut dikurangi dalam portofolio dari lembaga riset asing JP Morgan. Turunnya rating saham LPPF seiring kinerja keuangan perusahaan yang berada di bawah prediksi konsensus. Meskipun perusahaan ritel tersebut bisa membukukan peningkatan laba bersih, nilainya masih lebih rendah daripada ekspektasi para analis. Hal tersebut mendorong pelemahan harga saham LPPF sebesar Rp1.925 (-14.1%) ke level Rp11.725 pada penutupan perdagangan hari ini, merupakan penurunan terbesarnya sejak tahun 2011.
Komentar
Posting Komentar