google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Info Pasar : Daftar Emiten Potensi Terkena Efek The Fed, 14 Maret 2017 Langsung ke konten utama

Info Pasar : Daftar Emiten Potensi Terkena Efek The Fed, 14 Maret 2017

Meramal emiten yang terpapar efek The Fed

JAKARTA. Pelaku pasar tengah fokus mencermati rencana pertemuan The Federal Open Market Committee (FOMC) yang akan membahas rencana kenaikan suku bunga yang dijadwalkan 15 Maret mendatang.

Proyeksi kenaikan suku bunga The Fed ada di kisaran 0,25%. Meski dampak kenaikan fed fund rate sudah diantisipasi, namun tetap akan ada gejolak pasar yang perlu dicermati.

Wilson Sofan, Kepala Riset Erdhika Elit Sekuritas mengatakan, naiknya suku bunga The Fed akan membuat dana asing keluar dari pasar emerging, termasuk Indonesia. Hal ini pun bakal menekan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.

Dia mengatakan, nilai tukar rupiah bisa melemah namun masih di kisaran Rp 13.500 per dollar AS. Pelemahan nilai tukar ini akan membuat sejumlah emiten terpapar dampaknya. Khususnya emiten yang bergantung pada bahan baku impor.

Misalnya saja, emiten farmasi seperti PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT Kimia Farma Tbk (KAEF), dan PT Indofarma Tbk (INAF). Tekanan nilai tukar berpotensi membuat saham emiten tersebut terkoreksi sementara.

Tahun ini, KLBF memang sudah melihat adanya potensi pelemahan nilai tukar sehingga memproyeksi pertumbuhan yang konservatif. Pasalnya, mayoritas bahan baku KLBF adalah produk impor, risiko fluktuasi kurs terhadap produsen obat ini pun menjadi tinggi.

David Sutyanto, Analis First Asia Capital juga mengatakan, selain sektor farmasi, emiten otomotif juga akan terkena dampak negatif nilai tukar rupiah. Termasuk PT Astra International Tbk (ASII).

Dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sudah mencapai 5.409, David menilai IHSG akan cenderung terkoreksi. "Koreksi ini menjadi wajar. Meskipun tidak ada kenaikan suku bunga The Fed pun, IHSG yang sudah berada di level tersebut berpotensi turun," ujarnya kepada KONTAN, Senin (13/3).

Menurut David, sentimen The Fed akan membuat investor melakukan aksi ambil untung alias profit taking. Sehingga, IHSG berpotensi melemah ke level 5.200. Terlebih, pasar menganggap rencana kenaikan suku bunga ini lebih cepat dari rencana semula.

Wilson juga mengatakan, emiten perbankan besar yang banyak dikoleksi investor asing tentu akan mengalami tekanan. Sementara emiten dengan bahan baku impor akan mengalami kenaikan cost of goods sold (COGS) atau harga pokok penjualan.

"Begitu juga emiten-emiten yang banyak memiliki utang dalam dollar AS," imbuhnya.

Sehingga, emiten-emiten tersebut harus dihindari. Namun ia memperkirakan, pelemahan rupiah kemungkinan hanya akan bertahan pada satu kuartal dan kemudian bisa kembali stabil lagi.

Sementara itu, emiten yang akan menikmati keuntungan adalah emiten berbasis ekspor seperti emiten perkebunan dan komoditas pertambangan. Sehingga, David merekomendasikan saham ADRO, PTBA, ANTM, MEDC, dan LSIP. Sementara itu, Wilson merekomendasikan saham-saham yang berbasis penjualan di dalam negeri seperti saham AISA.

http://investasi.kontan.co.id/news/meramal-emiten-yang-terpapar-efek-the-fed

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Apa itu Saham ? Pengertian, Contoh, Jenis, Keuntungan, Resiko

Apa itu Saham? Saham adalah jenis surat berharga yang menandakan kepemilikan secara proporsional dalam sebuah perusahaan penerbitnya. Saham kadang disebut ekuitas. Saham memberikan hak kepada pemegang saham atas proporsi aset dan pendapatan perusahaan.  Saham pada umumnya  dijual dan dibeli di bursa saham . Akan tetapi saham juga dijual secara pribadi. Transaksi saham harus sesuai dengan peraturan pemerintah yang dimaksudkan untuk melindungi investor dari praktik penipuan.  Secara historis, investasi saham telah mengungguli sebagian besar investasi lainnya dalam jangka panjang. Investasi saham dapat dilakukan melalui broker saham online atau sekuritas saham yang terdaftar di lembaga yang mengaturnya di sebuah negara.  Sebuah perusahaan terbuka menerbitkan / menjual saham dalam rangka mengumpulkan dana untuk menjalankan bisnisnya. Pemegang saham, ibaratnya telah membeli secuil perusahaan dan memiliki hak atas sebagian aset dan pendapatannya. Dengan kata lain, pemegan

Cara Membaca Grafik Saham di Bursa Efek

grafik candlestick saham Pergerakan harga instrumen finansial baik saham maupun forex biasanya digambarkan dalam bentuk grafik. Grafik ini memudahkan trader untuk mengetahui pola-pola pergerakan harga yang terjadi sebelumnya. Ada beberapa jenis grafik yang biasa dipakai di pasar finansial yaitu: Line Chart/Grafik Garis Bar Chart/Grafik Batang Candlestick Chart/Grafik Lilin Grafik  Line Chart  hanya memuat data harga dipenutupan perdagangan yang digambarkan dalam bentuk garis saja. Sementara  Bar Chart  dan  Candlestick Chart  hampir sama dikarenakan memuat data harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan terendah. Hanya saja grafik candlestick lebih mudah dibaca dibandingkan grafik bar. Di samping itu keunggulan lain dari candlestick chart adalah mampu menampilkan psikologi pasar dengan tampilan yang lebih mudah dibaca. Berikut tampilan masing-masing chart menggunakan contoh Indeks S&P500: Line Chart Bar Chart Candlestick Chart Saya priba

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d