google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Info Emiten : KINO, 13 Maret 2017 Langsung ke konten utama

Info Emiten : KINO, 13 Maret 2017

KINO targetkan pertumbuhan pendapatan 5% di 2017


JAKARTA. PT Kino Indonesia Tbk (KINO) sedikit pesimistis menghadapi tahun Ayam Api. Perusahaan yang bergerak di sektor consumer goods ini hanya menargetkan pertumbuhan pendapatan di kisaran 4%5% hingga akhir 2017.

Direktur KINO Peter Chayson menjelaskan, target tersebut dibuat lantaran produk personal care yang selama ini selalu menjadi penopang pendapatan perseroan sedang limbung. "Jika kondisi curah hujan tinggi, produk personal care kurang laku,' jelas dia, Jumat (10/3).

Walau sedang turun, KINO tetap akan menggenjot potensi dari sektor personal care, khususnya dengan mengeluarkan produk anyar. "Kami tetap akan kembangkan karena masih belum banyak produk personal care yang diproduksi di sini," tambah Peter.

Sayangnya, Peter masih enggan membocorkan produk baru apa saja yang akan dirilis KINO. Yang jelas, di paruh kedua 2017, perseroan akan meluncurkan beberapa produk baru.

Untuk menunjang kinerja tahun ini, perseroan menyiapkan dana belanja modal atawa capital expenditure (capex) sebesar Rp 80 miliar. Rencananya capex tersebut digunakan untuk penambahan mesin produksi baru serta peremajaan mesin yang sudah ada.

Walau masih ditopang sektor personal care, segmen usaha yang paling tinggi pertumbuhannya adalah sektor farmasi dan makanan. Berdasarkan laporan keuangan KINO kuartal III-2016, pertumbuhan pendapatan sektor farmasi mencapai 62,7% menjadi Rp 7 miliar, sedangkan sektor makanan melesat 28,6% ke Rp 516 miliar.

Naiknya pendapatan sektor makanan ditopang produk minuman sasetSegar Sari dan Frenta, yang segmentasinya low end market. Tahun lalu memang ada pelemahan ekonomi, sehingga banyak konsumen mencari produk pangan yang murah, ujar Peter.

Asal tahu saja, untuk memperkuat bisnis minuman, tahun lalu KINO melakukan akuisisi lisensi jamu Dua Putri Dewi milik PT Surya Herbal senilai Rp 29 miliar. Saat diakuisisi, Dua Putri Dewi punya 30 jenis jamu. Nah, di semester II-2017, KINO akan meluncurkan produk jamu dengan brand Dua Putri Dewi.

Tahun ini, KINO juga berencana membentuk joint venture dengan sebuah perusahaan asing. Peter mengungkapkan, aksi korporasi ini diharapkan bisa rampung akhir tahun ini. Kami tengah mendiskusikan lebih lanjut, terang dia. Sayang, ia belum bisa memberikan detilnya.

Kini, KINO masih memimpin market share untuk jenis produk personal care. Untuk kategori hair vitamin, pangsa pasarnya 73%, baby cleanser 75% dan vitamin hygiene serta kids product di 40%.

http://investasi.kontan.co.id/news/kino-targetkan-pertumbuhan-endapatan-5-di-2017

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Apa itu Saham ? Pengertian, Contoh, Jenis, Keuntungan, Resiko

Apa itu Saham? Saham adalah jenis surat berharga yang menandakan kepemilikan secara proporsional dalam sebuah perusahaan penerbitnya. Saham kadang disebut ekuitas. Saham memberikan hak kepada pemegang saham atas proporsi aset dan pendapatan perusahaan.  Saham pada umumnya  dijual dan dibeli di bursa saham . Akan tetapi saham juga dijual secara pribadi. Transaksi saham harus sesuai dengan peraturan pemerintah yang dimaksudkan untuk melindungi investor dari praktik penipuan.  Secara historis, investasi saham telah mengungguli sebagian besar investasi lainnya dalam jangka panjang. Investasi saham dapat dilakukan melalui broker saham online atau sekuritas saham yang terdaftar di lembaga yang mengaturnya di sebuah negara.  Sebuah perusahaan terbuka menerbitkan / menjual saham dalam rangka mengumpulkan dana untuk menjalankan bisnisnya. Pemegang saham, ibaratnya telah membeli secuil perusahaan dan memiliki hak atas sebagian aset dan pendapatannya. Dengan kata lain, pemegan

Cara Membaca Grafik Saham di Bursa Efek

grafik candlestick saham Pergerakan harga instrumen finansial baik saham maupun forex biasanya digambarkan dalam bentuk grafik. Grafik ini memudahkan trader untuk mengetahui pola-pola pergerakan harga yang terjadi sebelumnya. Ada beberapa jenis grafik yang biasa dipakai di pasar finansial yaitu: Line Chart/Grafik Garis Bar Chart/Grafik Batang Candlestick Chart/Grafik Lilin Grafik  Line Chart  hanya memuat data harga dipenutupan perdagangan yang digambarkan dalam bentuk garis saja. Sementara  Bar Chart  dan  Candlestick Chart  hampir sama dikarenakan memuat data harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan terendah. Hanya saja grafik candlestick lebih mudah dibaca dibandingkan grafik bar. Di samping itu keunggulan lain dari candlestick chart adalah mampu menampilkan psikologi pasar dengan tampilan yang lebih mudah dibaca. Berikut tampilan masing-masing chart menggunakan contoh Indeks S&P500: Line Chart Bar Chart Candlestick Chart Saya priba

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d