IQPlus, (02/03) - PT Bank Danamon Indonesia (Danamon) pada 2016 mencatatkan laba bersih setelah pajak (NPAT) sebesar Rp2,66 triliun, atau tumbuh 12 persen secara tahunan (yoy) dari periode sebelumnya.
Direktur Utama Bank Danamon, Sng Seow Wah, dalam acara Paparan Kinerja Danamon Tahun 2016 di Jakarta, Rabu, menjelaskan pertumbuhan laba bersih tersebut didorong oleh pengelolaan pengeluaran operasional dan penurunan biaya kredit.
Biaya operasional bank dengan kode saham BDMN tersebut tercatat turun 4 persen menjadi Rp8,6 triliun dan biaya kredit tercatat pada Rp4,4 triliun, atau membaik 12 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Rasio biaya terhadap pendapatan Danamon tercatat membaik sebesar 48,8 persen di 2016 dibandingkan 52 persen di tahun sebelumnya.
Pendapatan bunga bersih Danamon pada tahun lalu juga tercatat naik 1 persen (yoy) menjadi Rp13,79 triliun.
Selain itu, Direktur Keuangan Danamon Vera Eve Lim menjelaskan total portofolio kredit Danamon secara keseluruhan mencatatkan pertumbuhan minus 2 persen, dari Rp129,4 triliun di 2015 menjadi Rp127,3 triliun (2016).
Vera menjelaskan penurunan kredit tersebut terjadi karena tekanan dari kredit segmen mikro melalui Danamon Simpan Pinjam (DSP) yang turun 30 persen menjadi Rp10,2 triliun tahun lalu karena kompetisi dan permintaan yang menurun.
"Di 2017 kami akan terus fokus ke lini bisnis yang terus tumbuh di 2016," kata dia.
Lini bisnis yang tumbuh di 2016 yaitu pada segmen usaha kecil dan menengah (UKM), wholesale, dan kredit perumahan, di mana kesemuanya Danamon berhasil membukukan pertumbuhan dua digit. (end)
Komentar
Posting Komentar