Reverse Split ENRG
--------------------
Reverse split (RS) adalah sebuah aksi korporasi untuk mengurangi total saham yang beredar di masyarakat.
Saat ini beberapa saham Bakrie melakukan RS untuk keperluan RESTRUKTURISASI yaitu upaya untuk memperbaiki utang debitur yang mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajibannya kepada kreditur.
Syarat sebuah usaha yang diperbolehkan bank untuk melakukan restrukturisasi adalah
a. Debitur memang mengalami kesulitan untuk membayar pokok dan atau bunga kredit. Dalam hal ini harus diakui bahwa rata rata semua bisnis Bakrie karena leverage gila gilaan di masa lalu harus menelan pil pahit ini.
b. Debitur harus memiliki prospek usaha di masa depan yang baik dan mampu memenuhi kewajiban mencicil hutang sampai selesai setelah kredit mereka di restrukturisasi.
Jika 2 aspek diatas tidak dipenuhi, bank harusnya dilarang untuk menyetujui proses restrukturisasi karena akibatnya bisa fatal bagi bank terkait.
Jadi ketika ENRG merilis pengumuman tanggal 14 Februari 2017 ini yang menerangkan bahwa perusahaan akan melakukan RS dengan rasio 8:1 dengan nominal Rp 800/lembar, masyarakat tiba tiba menjadi panik. Mulai bermunculan kisah kisah menyedihkan di masa lalu yang diduga penyebabnya adalah RS ini.
So, saya coba memberikan pandangan tentang RS ini.
Pertama, ENRG sepertinya ingin membuat jumlah saham yang beredar di masyarakat menjadi lebih sedikit. Dengan RS ini, maka saham yang ada akan digabungkan sehingga otomatis jumlah saham yang beredar di masyarakat semakin berkurang. Dengan jumlah saham lebih sedikit, maka saham akan sulit untuk di short, likuiditas saham akan lebih kecil dan diharapkan membuat saham menjadi lebih tinggi. RS juga akan membuat nilai saham meningkat menjadi Rp 800/saham. Nilai ini sepertinya yang akan diperjuangkan oleh ENRG untuk melakukan restrukturisasi pinjaman senilai 8 triliun. Artinya proses RS ini sebenarnya karena ENRG tidak rela melakukan restrukturisasi dengan harga saham yang tidak mencerminkan fundamental perusahaan.
Memang berapa hitungan harga saham wajar menurut ENRG? Seperti tujuan RS yaitu di angka 800/lembar.
Sebetulnya RS ini tidak akan memberikan efek apapun kepada investor ASAL KINERJA ENRG MEMBAIK. Mengikuti hukum supply and demand, maka harga saham akan naik bila ada indikasi kinerja bisnis dibalik saham tersebut bagus. Sebaliknya harga saham akan jatuh ketika kinerja jelek. Disinilah baru investor akan mengalami kerugian karena saham ENRG sudah naik 8x lipat.
Jadi sekarang kuncinya adalah di performansi ENRG sendiri. Di masa lalu kinerja ENRG terganggu dengan turunnya minyak bumi dan beban hutang. Sedangkan pendapatan ENRG sendiri berasal dari nasabah tetap yaitu PLN. Jadi yang perlu dikuatirkan adalah costnya dan harga minyak. Harga minyak sendiri selama diatas usd 52 tetap ada potensi bisa menguat ke usd 60 dan pastinya akan meningkatkan pendapatan dari ENRG.
Jadi kesimpulan sederhana dari RS ini adalah nothing to worry now karena
1. Penetapan RS ini juga masih menunggu keputusan RUPSLB yang digelar di tanggal 23 Maret 2017 mendatang. Belum tentu mayoritas pemegang saham menyetujui. Jika mereka menyetujuipun, artinya ENRG berhasil mempengaruhi mereka dengan logika tersendiri.
2. Kita bisa memantau gerakan harga saham secara teknikal. Selama kita berhati hati di dalam melakukan analisa ini. Kita akan terhindar dari jebakan maut apapun.
by CuanSeduluran
Komentar
Posting Komentar